Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.1.2019.490

Raw material inventory control system for small companies


Sistem pengendalian persediaan bahan baku untuk perusahaan kecil

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Tuban
Indonesia
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Tuban
Indonesia
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Tuban
Indonesia

(*) Corresponding Author

control system Stock Raw material

Abstract

For companies, the problem of managing raw material supplies is very important. This requires adequate management techniques. This means that all company operations are carried out in accordance with established plans and procedures and always lead to the goals to be achieved by Integration. Implementation of raw material management requires intensive inspection, so companies need to carry out internal audits. Internal audit inspection must be carried out objectively and independently in carrying out its duties. Problems that arise in this study (1) How is the application of internal audit raw material inventory management at UD company. Makmur Semanding? (2) Whether internal audit raw material inventory management can improve the efficiency and effectiveness of UD company operations. Makmur Semanding? The purpose of this study is (1) to describe how the implementation of internal audit management of raw materials at UD company. Prosperous Semanding. (2) To illustrate whether the internal audit of raw material inventory management can improve the efficiency and effectiveness of UD company operations. Prosperous Semanding. For the purposes of analysis and discussion, the authors use analysis techniques as flow chart analysis tools are used to determine the supply of raw materials to company management. Based on the provisions of Article 3 is the determination of the category value, then by calculating the score of raw material inventory management UD company sales revenue. Makmur Semanding is included in the sufficient category, because the total score is 91, this score is in the range of scores between 62-92.

Introduction

Secara umum tujuan perusahaan adalah mencari atau menghasilkan laba dengan mengerahkan sumber-sumber ekonomi dalam berbagai bentuk dengan pengelolaan yang baik dan terarah. Akan tetapi pada beberapa perusahaan sering terjadi sumber-sumber ekonomi tidak dimanfaatkan secara penuh sehingga timbul kapasitas menganggur (Idle capacity), yang disebabkan oleh bermacam-macam faktor antara lain keterbatasan pasar menampung produksi, sehingga perusahaan hanya bekerja/berproduksi atas dasar daya serap pasar tersebut. Persoalan sekarang adalah bagaimana manajemen dapat memanfaatkan kapasitas itu sehingga mampu menaikkan contribution margin yang dapat meningkatkan laba perusahaan secara keseluruhan atau apakah kapasitas tadi dibiarkan menganggur tanpa menghasilkan sesuatu.

Sebuah perusahaan manufaktur, masalah persediaan bahan baku merupakan hal yang cukup penting untuk mendapat perhatian, jika dikaitkan jenis perusahaan tersebut. Dalam perusahaan manufaktur persediaan bahan baku mempunyai nilai yang cukup besar pada suatu perusahaan jika dilihat dari seluruh kekayaan milik perusahaan yang digambarkan dalam neraca sehingga informasi mengenai pengelolaannya sangat diperlukan bagi perusahaan.

Audit intern adalah bagian dari pengendalian intern yang diterapkan pihak manajemen di dalam organisasi perusahaan untuk memberikan pemeriksaan dan penilaian atas semua kegiatan perusahaan. Pemeriksaan dan penilaian ini dilakukan perusahaan agar dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas produksi secara maksimal, serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan.

Pemeriksaan dapat dilakukan oleh auditor ekstern (akuntan publik) maupun auditor intern. Audit intern melakukan pemeriksaan terhadap kualitas dan kemampuan manajemen serta pemeriksaan pelaksanaan operasi perusahaan.

Auditor intern sebagai bagian Chief Executive Officer mempunyai peran yang sangat penting dalam perusahaan karena kontribusi yang diharapkan, dan perannya terhadap auditor ekstern. Auditor ekstern dalam melaksanakan pemeriksaan berpegang pada norma pemeriksaan, persyaratan mutu pemeriksaan, jenis dan teknik pemeriksaan yang sama dengan auditor intern. Perbedaannya terletak dalam tekanan dan independensinya.

Melihat pesatnya perkembangan dibidang ekonomi saat ini yang menyebabkan meningkatnya investasi, baik investasi lokal maupun investasi asing, sehingga persaingan antar perusahaan semakin ketat. Sekarang ini, perusahaan yang menghasilkan barang produksi yang sejenis semakin bertambah jumlahnya. Hal ini terjadi karena hadirnya perusahaan baru maupun ekspansi perusahaan lama. Perusahaan baru berusaha merebut konsumen dengan menawarkan produk baru dengan hasil yang lebih bagus dari produk perusahaan lain sebelumnya, sedangkan perusahaan lama berusaha mempertahankan dan meningkatkan jumlah konsumen.

Karena persaingan yang tinggi, maka perusahaan harus menggunakan cara yang dapat mempertahankan dan meningkatkan profit mereka. Salah satucara yang dilakukan adalah melakukan pendekatan ke dalam, dimana perhatian terhadap masalah efisiensi dan efektifitas pengelolaan bahan baku harus terus dipantau dan ditingkatkan guna menjaga penyimpangan-penyimpangan yang akan terjadi.

Harapannya dengan adanya audit intern ini perusahaan mampu bersaing di pasar ekonomi nantinya, perusahaan mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan.

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan penelitian ini adalah :

  1. Untuk mendeskripsikan bagaimana penerapan sistem pengendalian persediaan bahan baku pada perusahaan UD. Makmur Semanding.
  2. Untuk mendeskripsikan apakah sistem pengendalian perssediaan bahan baku dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasional perusahaan UD. Makmur Semanding.

Literature Review

Pengertian Manajemen Produksi

Produksi dalam suatu perusahaan merupakan suatu kegiatan yang cukup penting bahkan didalam berbagai pembicaraan. Dikatakan bahwa produksi adalah dapurnya perusahaan tersebut. Apabila kegiatan produksi dalam suatu perusahaan tersebut akan ikut terhenti maka kegiatan dalam perusahaan tersebut akan ikut terhenti pula. Karena demikian pula seandainya terdapat berbagai macam hambatan yang mengakibatkan tersendatnya kegiatan produksi dalam suatu perusahaan tersebut. Maka kegiatan didalam perusahaan tersebut akan terganggu pula. Adapun pengertian manajemen itu sendiri menurut Sofjan Assauri [1] kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan atau mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain.Sedangkan produksi menurut Sofjan Assauri [1] adalah kegiatan yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil dari keluaran (output).

Jadi Manajemen Produksi Menurut Sofjan Assauri [1] adalah kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang berupa Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alat dan Sumber Daya Dana serta bahan, secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan (Utility )sesuatu barang atau jasa. Sedangkan Manajemen produksi menurut Suryadi Prawirosentono [2] adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dari urutan berbagai kegiatan (Set Of Activities) untuk membuat barang (produk) yang berasal dari bahan baku dan bahan penolong lain.

Pengertian Persediaan

Setiap perusahaan apakah itu perusahaan perdagangan atau pabrik serta perusahaan jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting, tanpa adanya persediaan para pengusaha yang mempunyai perusahaan – perusahaan tersebut akan dihadapkan pada resiko – resiko yang dihadapi, misalnya; pada sewaktu-waktu perusahaan tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan atau meminta barang atau jasa yang dihasilkan. Hal tersebut dapat terjadi karena disetiap perusahaan tidak selamanya barang-barang atau jasa-jasa tersedia setiap saat, yang berarti pengusaha akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya didapatkan.

Begitu pentingnya persediaan sehingga merupakan elemen utama terbesar dari modal kerja yang merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar dimana secara terus-menerus mengalami perubahan.

Persediaan menurut Sofjan Assauri [1] adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan yang dimaksud untuk dijual dalam satu periode usaha yang normal atau persediaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.

Sedangkan menurut Freddy Rangkuty [3] persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu , atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.

Pada dasarnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan pabrik yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang, serta selanjutnya menyampaikan pada pelanggan atau konsumen. Persediaan memungkinkan produk-produk yang dihasilkan pada tempat yang jauh dari pelanggan atau sumber bahan mentah. Dengan adanya persediaan produksi tidak perlu dilakukan khusus buat konsumsi atau sebaliknya tidak perlu dikonsumsi didesak supaya sesuai dengan kepentingan produksi. Adapun alasan diperlukannya persediaan oleh suatu perusahaan menurut Sofjan Assauri [1] adalah sebagai berikut:

  1. Dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi untuk memindahkan produk dari satu tingkat proses yang lain yang disebut persediaan dalam proses dan pemindahan.
  2. Alasan organisasi untuk memungkinkan suatu unit atau bagian membuat skedul operasinya secara bebas tidak tergantung dari yang lainnya.

Sedangkan persediaan yang diadakan mulai dari yang bentuk bahan mentah ampai dengan barang jadi antara lain berguna untuk dapat: Menurut Sofjan Assauri [1]:

  1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.
  2. Menghilangkan resiko dari material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembaliakan.
  3. Untuk menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.
  4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi .
  5. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.
  6. Memberikan pelayanan (service) kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya dimana keinginan pelanggan pada suatu waktu dapat dipenuhi adalah memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi tersebut
  7. Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaan atau penjualannya.

Karena sangat luasnya pengertian dan jenis persediaan maka dalam pembahasan selanjutnya hanya akan menekankan pada masalah persediaan bahan baku.

Bahan baku (bahan mentah) menurut Suyadi Prawirosentono [2] merupakan bahan baku utama dari suatau produk atau barang, hal ini dapat secara visual bahwa bahan tersebut merupakan bahan utama untuk membuat produk.

Persediaan dapat juga dikatakan sebagai sekumpulan produk fisik pada berbagai proses produksi atau transformasi dari bahan mentah menjadi barang jadi. Persediaan ini mungkin tetap berada dalam gudang pabrik, toko pengecer.

Adapun fungsi persediaan menurut Freddy Rangkuty [3] adalah sebagi berikut:

  1. Fungsi Decoupling adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung pada supplier.
  2. Fungsi Economic Lot Sizing, persediaan ini perlu mempertimbangkan penghematan atau potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah dan sebagainya.
  3. Fungsi Antisipasi, apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data –data masa lalu yaitu permintaaan musiman.

Pengertian Manajemen Persediaan

Manajemen persediaan merupakan bagian dari Manajemen Keuangan yang dalam kegiatannya bertugas untuk mengawasi aktiva perusahaan.

Sebelum membuat keputusan tentang persediaan tentu bagian ini harus memahami konsep persediaan. Dalam Manajemen Persediaan terdapat 2 (dua) hal yang perlu diperhatikan yaitu menurut Fien Zulfikarijah [4] yaitu:

  1. Jenis barang yang masih tersedia di perusahaan?
  2. Perusahaan atau individu yang menjadi pemasok barang yang dipesan perusahaan?
  3. Sistem pengendalian kualitas persediaan yang digunakian perusahaan?

Adapun pengertian Manajemen Persediaan itu sendiri merupakan inventory management involves the control of assets are used in the production procces or produced to be sold in the normal course of the firms operations. Yang dapat diartikan bahwa manajemen persediaan mencakup pengendalian dari aktiva dengan diproduksi untuk dijual dalam skala normal dari operasi perusahaan.

Adapun tujuan Manajemen Persediaan menurut D.T. Johns dan H.A. Harding [5] adalah meminimalkan investasi dalam persediaan namun tetap konsisten dengan penyediaan tingkat pelayanan yang diminta.

Sedangkan menurut Lukas Setia Atmaja [6] tujuan Manajemen Persediaan adalah mengadakan persediaan yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan pada biaya yang minimum.

Dilihat dari dari fungsinya persediaan menurut Sofjan Assauri [1] adalah sebagai berikut:

Adapun keuntungan yang diperoleh dari adanya Lot Size Inventory adalah sebagai berikut:

Sedangkan persediaan dilihat dari jenis atau posisi menurut Sofjan Assauri [1] dapat dibedakan sebagai berikut:

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persediaan Bahan Baku

Meskipun persediaan akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, namun perusahaaan tetap hati-hati dalam menentukan kebijakan persediaan. Persediaan membutuhkan biaya investasi dan dalam hal ini menjadi tugas bagi manajemen untuk menentukan investasi yang optimal dalam persediaan. Masalah persediaan merupakan masalah pembelanjaan aktif, dimana perusahaan menemukan dana yang dimiliki dalam persediaaan dengan cara yang seefektif mungkin.

Untuk melangsungkan usahanya dengan lancar maka kebanyakan perusahaan merasakan perlunya persediaan. Menurut Bambang Riyanto [7] Besar kecilnya persediaan yang dimiliki oleh perusahaan ditentukan oleh beberapa faktor antara lain:

1. Dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi untuk memindahkan produk dari satu tingkat proses yang lain yang disebut persediaan dalam proses dan pemindahan.

2. Alasan organisasi untuk memungkinkan suatu unit atau bagian membuat skedul operasinya secara bebas tidak tergantung dari yang lainnya.

Cara-Cara Penentuan Persediaan

Ada 2 sistem yang umum dikenal dalam menentukan jumlah persediaan pada akhir suatu periode yaitu dengan Menurut Sofjan Assauri [1]:

1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.

2. Menghilangkan resiko dari material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembaliakan.

3. Untuk menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.

4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi .

5. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.

6. Memberikan pelayanan (service) kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya dimana keinginan pelanggan pada suatu waktu dapat dipenuhi adalah memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi tersebut

7. Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaan atau penjualannya.

Methods

Suatu penelitian perlu adanya metode penelitian agar tercapai sasaran yang ditentukan. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan suatu pendekatan penelitian tertentu yang akan memberikan arah bagi penelitian, sehingga akan didapatkan suatu pemecahan masalah.

Menurut Narbuko dan Achmadi [8] metodologi penelitian berasal dari kata “metode” artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan kata “logos” artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi metodologi penelitian berarti cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya.

Pendekatan penelitian adalah diskriptif kuantitatif. Penelitian deskiptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Sugiono [9]

Berdasarkan pengertian di atas penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat mengenai fakta-fakta dan karakteristik yang berhubungan dengan populasi atau bidang tertentu, sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi alam tetapi berusaha mendeskripsikan fenomena yang terjadi pada objek penelitian, yaitu dengan cara pengumpulan data dan informasi kemudian mengklasifikasikan serta menganalisanya sehingga diperoleh rumusan masalah, pembahasan dan analisanya. Sedangkan data-data yang digunakan adalah data kuantitatif.

Hasil dan Pembahasan

Analisis Kuantitatif dengan Penskoran Data

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisa data adalah sebagai dimaksud Figure 1

Figure 1.Skor Perbandingan ProsedurMembuat tabel skor perbandingan prosedur teoritis sistem akuntansi dengan pelaksanaan yang ada di perusahaan. Memberi skor pada tabel tersebut, dengan alternatif jawaban yaitu: Sesuai, diberi skor 3. Kurang sesuai, diberi skor 2, Tidak sesuai, diberi skor 1, Tidak dilaksanakan, diberi skor 0. Memberi tanda cheklist (√) skor untuk masing-masing jawaban. Menentukan nilai kategori

Jumlah pertanyaan = 41 item

Sehingga skor total minimal = 0

Sehingga skor total maksimal = 123

Kriteria yang ditentukan sebanyak 4, yaitu:

  1. Kriteria baik
  2. Kriteria cukup
  3. Kriteria kurang
  4. Kriteria buruk

Sehingga interval untuk masing-masing kriteria dapat diukur sebagai berikut:

Range = skor total maksimal – skor total minimal = 123 – 0 = 123

Interval =

=

= 30,75 31

Selanjutnya ditentukan kriteria sebagai berikut:

  1. Kriteria baik, skornya antara 93 – 123
  2. Kriteria cukup, skornya antara 62 – 92
  3. Kriteria kurang, skornya antara 31 – 61
  4. Kriteria jelek, skornya antara 0 – 30

Berikut ini peneliti sajikan tabel tentang skor perbandingan prosedur dalam sistem akuntansi dengan pelaksanaan di perusahaan UD Makmur Semanding.

Perbandingan sistem dan prosedur teoritis dalam sistem akuntansi dengan pelaksanaan perusahaan UD Makmur Semanding.

Berdasarkan tabel perbandingan prosedur teoritis sistem akuntansi dengan pelaksanaan perusahaan:

Kategori yang digunakan ada dua, yaitu sesuai dan kurang sesuai. Sesuai, karena BPPBG diisi oleh unit bagian terkait dan diisi sesuai dengan ketentuan. Kurang sesuai, karena arsip disusun tidak berurutan sehingga menimbulkan kesulitan dalam pengecekan.

Kategori yyang dipakai ada dua, yaitu sesuai dan kurang sesuai. Sesuai, karena jurnal dan neraca dibuat oleh bagian administrasi keuangan sesuai tugasnya. Kurang sesuai, karena persediaan dan kartu biaya kurang sempurna pengisian datanya.

Kategori yang dipakai ada tiga, yaitusesuai, kurang sesuai dan tidak sesuai. Sesuai, karena telah dilaksanakan sesuai tugas. Kurang sesuai, karena tidak dilakukan tiap hari sehingga bila dibutuhkan setiap saat tidak selalu tersedia atau terpenuhi. Tidak sesuai, karena penyimpanan bahan baku dilakukan ditempat berbeda, laporan penggunaan bahan baku tidak dilakukan tiap hari.

Kategori yang dipakai ada dua, yaitu sesuai dan kurang sesuai. Sesuai, telah dilaksanakan sesuai tugas. Kurang sesuai, karena pelaksanaan tugasnya kurang sempurna atau kurang teliti.

Kategori yang dipakai ada tiga, yaitu sesuai, tidak sesuai, dan tidak dilaksanakan. Sesuai karena telah dilaksanakan sesuai teori. Tidak sesuai, karena dilakukan oleh pimpinan perusahaan berdasarkan penilaian subjektif. Tidak dilaksanakan, hal ini harusnya perusahaan melaksanakannya guna meningkatkan skill serta kinerja karyawan.

Kategori yang dipakai ada dua, yaitu sesuai dan kurang sesuai. Sesuai, karena telah dilaksanakan sesuai teori. Kurang sesuai, karena kurangnya ketelitian petugas.

Karegori yang dipakai ada tiga, yaitu sesuai, kurang sesuai, tidak dilaksanakan. Sesuai, karena telah dilaksanakan sesuai tugas dan teori. Kurang sesuai, karena dalam pelaksanaannya kurang maksimal. Tidak dilaksanakan, karena dalam perusahaan bagan persediaan tidak dibuat.

  1. Dokumen yang digunakan
  2. Catatan akuntansi yang digunakan
  3. Sistem dan prosedur
  4. Fungsi yang terkait
  5. Ketenaga kerjaan
  6. Praktek yang sehat
  7. Audit intern terhadap sistem yang direncanakan perusahaan
  8. Audit intern terhadap sistem yang berjalan

Kategori yang dipakai ada tiga, yaitu sesuai, kurang sesuai, dan tidak sesuai. Sesuai, karena telah dilaksanakaan sesuai tugas dan wewenangnya. Kurang sesuai, karena bukti-bukti yang dibutuhkan kurang lengkap. Tidak sesuai, karena pemeriksaan tidak objektif dan kedudukan audit intern kurang independen.

Berdasarkan tabel skor perbandingan yang telah disajikan terdapat 41 item yang terdiri dari 39 item dilaksanakan dan 2 item tidak dilaksanakan. Berikut ini tabel perhitungan pelaksanaan sistem dan prosedur pengelolaan persediaan bahan baku dan nilai karegori dan perhitungan pelaksanaan sistem dan prosedur pendapatan penjualan pada perusahaan UD Makmur Semanding Table 1 Table 2

Kategori Jumlah Skor Jumlah skor
Sesuai 18 3 54
Kurang sesuai 16 2 32
Tidak sesuai 5 1 5
Tidak dilaksanakan 2 0 0
Jumlah 41 - 91
Table 1.Perhitungan sistem dan prosedur
Kategori Skor antara
Baik 93 – 123
Cukup 62 – 92
Kurang 31 – 61
Jelek 0 – 30
Table 2.Nilai kategori

Berdasarkan ketentuan dimuka yaitu penentuan nilai kategori, maka dengan perhitungan skor pelaksanaan pengelolaan persediaan bahan baku pendapatan penjualan pada perusahaan UD Makmur Semanding termasuk pada kategori cukup, karena jumlah skor total 91, skor ini terletak pada rentang skor antara 62 – 92.

Conclusion

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada perusahaan UD Makmur Semanding, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

  1. Sistem pengendaliaan persediaan bahan baku yang ditetapkan telah dilaksanakan dengan cukup baik.
  2. Sistem pengendalian persediaan bahan baku sangat berperan bagi peningkatan efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan. Yang mana, apabila sistem pengendalian persediaan bahan baku dilaksanakan secara memadai maka akan berdampak pada peningkatan efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan.

References

  1. Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Press
  2. Prawirosentono, Suyadi. 2001. Manajemen Operasi,analisis dan studi kasus. Edisi ketiga,Jakarta:Bumi aksara.
  3. Freddy Rangkuti, 2004, Riset Pemasaran. Cetakan Kelima. PT. Gramedia. Pustaka Utama. Jakarta.
  4. Zulfikarijah, Fien. (2005). Manajemen Persediaan. Malang: Universitas. Muhammadiyah Malang
  5. Johns, D.T dan Harding, H.A, 2001, manajemen operasi untuk Meraih keunggulan Kompetitif, Pt. Ikrar Mandiri Abadi: Jakarta
  6. Atmaja, Lukas Setia. 2003. Manajemen Keuangan Edisi revisi. Yogyakarta
  7. Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE,. Yogyakarta.
  8. Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2001, Metodologi Penelitian, Bumi. Aksara, Jakarta.
  9. Sugiono, 1997. Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.