This descriptive qualitative research aims to investigate the creativity of Aqidah Morals subject teachers in fostering students' learning motivation through YouTube media in the ninth grade of MTs Ma'arif Kedungkendo. The study also aims to identify the support and barriers faced by Akhlaq subject teachers in utilizing YouTube media to enhance students' learning motivation. The informants of the study consisted of the school principal, subject teachers, and ninth-grade students. Data were collected through interviews, observations, and document analysis. The analysis and interpretation of the data followed Lexy J. Moleong's analytical model, including data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The findings indicate that the use of interactive video media through YouTube has increased students' enthusiasm and interaction during the learning process, leading to noticeable improvements in student learning outcomes. The primary supporting factor identified was the full support and facilitation provided by the school's administration, particularly the head of the madrasa, who consistently encouraged teachers' innovative approaches. However, a lack of adequate facilities, such as a school projector, posed as an inhibiting factor, making the implementation of YouTube media challenging within the school setting. The implications of this study highlight the importance of integrating creative multimedia tools, like YouTube, to enhance student engagement and learning motivation in Aqidah Morals education.
Highlights:
Keywords: Aqidah Morals, Learning Motivation, YouTube Media, Ninth Grade, MTs Ma'arif Kedungkendo
Pendidikan merupakan suatau usaha untuk membina dan mengembangkan kepribadian manusia, baik lahir maupun batin. Pendidikan memiliki dampak yang sangat positif bagi semua orang, sehingga pendidikan memungkinkan kita untuk menjadi lebih dewasa. Pendidikan juga dapat menghilangkan butu huruf dan memberikan keterampilan serta kemampuan mental. Sebagaimana tertulis dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003, bahwa pendidikan memungkikan peserta didik untuk secara aktif mengembanggkan potensi kekuatan spiritual keagamaan.[1] pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat dan negara.[2]
Akibat dari fungsi tersebut, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan merasakan dampak dari kreativitas guru tersebut.. Tanggung jawab guru meliputi guru sebagai guru, pemimpin kelas, pengawas, penyelenggara lingkungan, peserta, penjelajah, perencana, pengawas, motivator, mentor, dan banyak lagi. Dengan kata lain, guru adalah pendidik yang membimbing siswa dalam proses pendidikan. Dalam pendidikan, motivasi merupakan salah satu faktor pendukung dalam menentukan kekuatan upaya belajar dan juga dapat dilihat sebagai upaya membangkitkan energi dan keaktifan peserta didik serta untuk menarik perhatian siswa dalam pengalaman belajar.[3]
Peserta didik juga membutuhkan bentuk motivasi guru. Motivasi belajar merupakan faktor psikologis non intelektual. Memiliki peran yang kuat merupakan bentuk menumbuhkan semangat, kegembiraan dan semangat belajar sehingga proses pembelajaran dapat berhasil secara optimal. Motivasi tidak hanya dapat memfasilitasi perilaku, tetapi juga membimbing dan meningkatkannya. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar menunjukkan minat, antusiasme, dan kesabaran yang besar dalam belajar tanpa terlalu bergantung pada guru. Guru harus mampu memahami siswa untuk berbagai tingkat untuk menangani ketidakmampuan belajar.[4] Oleh karena itu, guru harus mampu menyediakan dan menggunakan media pembelajaran yang berbeda-beda tergantung mata pelajarannya agar pembelajaran lebih efektif dan efisien.[5] Dengan adanya kemajuan dibidang teknologi menjadi satu peluang besar yang dapat dimanfaatkan guru dalam meningkatkan kreativitas media pemebalajaran untuk peserta didik. Banyaknya perangkat lunak yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan media pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik minat belajar para peserta didik. Fasilitas internet yang tersedia juga menjadi peluang besar untuk memperkaya konten materi yang dapat disiapkan untuk disampaikan kepada peserta didik.[6]
Kreativitas yang seharusnya dimiliki oleh guru yaitu adanya kemampuan dalam mengembangkan bahan dan isi ajar, menciptakan suasana yang menarik dan tenang, serta mengubah pengajaran, karena kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran,guru diminta untuk mendemonstrasikan proses kreativitas tersebut. Sebagai seseorang yang kreatif, guru menyadari bahwa kreativitas merupakan hal yang universal dan oleh karena itu semua kegiatannya ditopang, dibimbing dan dibangkitkan oleh kesadaran itu. Guru yang kreatif adalah seorang kreator seorang kreator dan motivator dalam proses belajar, yang berada di pusat proses pendidikan untuk menumbuhkan motivasi belajar terhadap peserta didik.[7]
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk mempelajari keadaan objek alamiah (bukan eksperimen), peneliti sebagai alat utama, teknik perolehan data dilakukan dengan triangulasi (kombinasi), dan analisis data bersifat Induktif/kualitatif.[8] Lokasi penelitian berada di MTs Ma'Arif Kedungkendo Sidoarjo. Penelitian kualitatif deskriptif merupakan penelitian yang sedang terjadi atau fenomena yang sedang terjadi bari-baru ini atau penelitian yang menggambarkan, mengungkapkan, dan menjelaskan peristiwa, sehingga data yang terkumpul berbentuk kata-kata ataupun gambar, dan tidak menekankan pada angka.[9] Data yang terkumpul bisa melalui wawancara, foto, catatan lapangan, dokumen pribadi, atau dokumen yang lainnyaPada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis dan interpretasi data menggunakan model analisis dari Lexy J. Moleong yaitu reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan.[10] Metode penelitian ini digunakan karena penelitian yang dimaksud bertujuan untuk lebih memahami peran guru Akidah Akhlak dalam memotivasi siswa untuk belajar melalui media Youtube pada siswa kelas IX di MTs Ma'Arif Kedungkendo Sidoarjo. Metodologi kualitatif yang digunakan sebagai proses penelitian untuk menghasilkan data deskriptif berupa bahasa tulisan atau lisan orang dan perilaku yang dapat diamati.
Berdasarkan data yang telah didapat dari hasil penelitian lapangan pada kelas IX di MTs Ma’arif Sidoarjo bahwa bentuk media kreativitas guru mata pelajaran akidah akhlak dalam motivasi belajar siswa tersebut ditemukan awal mula karena adanya pembelajaran jarak jauh yang diharuskan oleh pemerintah. Sehingga terciptanya sebuah inovasi baru atau sebuah kretvitas yang dapat diterapkan untuk peserta didik MTs Ma’arif Kedungkendo khususnya kelas IX. Media yang diguankan yaitu youtube. Media youtube merupakan media massa berbasis web vidio shareing yang memfasilitasi penggunannya untuk berbagi vidio yang mereka miliki, atau sebatas menikmati vidio yang telah diunggah dari berbagai pihak. Adapun proses penggunaan media youtube dalam pebelajaran akidah-akhlak yang dilakukan pada kelas IX di MTs Ma’arif Sidoarjo sebagai berikut :
Dalam vidio interaktif yang telah dibuat mengguankan gambar-gambar serta warna-warna yang menarik sehingga tidak membosakan peserta didik ketika sedang mendengarkan si pemateri menjelaskan materi tersebut. Didalam vidio tersebut terdapat materi lengkap yang dirangkum secara efektif dan mendetaile. Terdapat fitur-fitur suara yang melengkapi vidio tersebut. Serta diberikan gambaran atau contoh mengenai materi yang sedang disampaikan, sehingga pesera didik dengan mudah dapat menghubungkan pembelajaran tersebut dalam kehidupan sehrai-hari. Karena materi akidah-akhlak terkadang banyak yang dapat diamalkan untuk kita menjalankan kehidupan sehari-hari,sehingga sangat penting sakali tehadap pemahan contoh yang telah disampaikan.[11]
Selain vidio interaktif terkadang guru juga menggunakan power point yang berbentuk vidio dan didalamnya terdapat beberapa contoh vidio yang berhubungan dengan materi Tujuan dari adanya vidio power point diatas yaitu untuk memaparkan materi akidah akhlak yang secara tidak langsung akan dibaca sendiri oleh peserta didik menapa demikian, karena didalam vidio power point hanya terdapat aniamsi gambar dan suara musik tidak ada pemateri yang menjelaskan, disini peserta didik dapat memahami materi dengan individu melalui handphone/laptop yang mereka miliki dirumah.[12] Metode ceramah yang sebelumnya diguankan oleh guru mata pelajaran akidah-akhlak pada peserta didik kelas IX di MTs Ma’arifSidoarjo tetep digunakan karena bagaimanapun metode ceramah tetap dibutuhkan dalam sebuh proses pembelajaran karena memiliki kelebihan yang dapat digunakan dalam jumlah siswa atau peserta didik yang sangat banyak atau dalam jumlah besar, tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Adapun kelemahan yang dimiliki oleh metode ceramah yaitu sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh peserta didik telah mengerti atau memahami apa yang telah dijelaskan. Maka dari itu sangat diperlukan sebagai guru untuk selalu menciptakan inovasi dalam media pembelajaran yang tepat untuk peserta didiknya.[13]
kreativitas guru sangat penting dalam proses pembelajaran agar materi mudah diterima pesrta didik, selain itu juga dapat mengatasi masalah-masalah yang terjadi apabila proses pembelajaran sedang berlangsung dan menambah semangat dan minat belajar peserta didik. Kreativitas guru juga mendorong peserta didik untuk kreatif serta bersaing secara sehat yang dampaknya adalah prestasi yang memuaskan. Kreativitas guru dalam pembelajaran tentunya tidak jauh dari kreativitas guru dalam menciptakan atau menggunakan media pada pembelajaran. Penjelasan di bawah ini merupakan paparan hasil wawancara mengenai kreativitas guru akidah akhlak dalam penggunaan media pembelajaran.[14]
1. Faktor pendukung kreativitas guru mata pelajaran akidah akhlak dalam motivasi belajar siswa melalui media youtube pada kelas Xdi MTs Ma’arif Kedungkendo Sidoarjo
Faktor pendukung bagi guru MTs Ma’arif Kedungkendo dalam merencanakan media pembelajaran yaitu adanya dorongan dari keinginan guru mata pelajaran akidah-akhlak itu sendiri untuk menciptakan bagaimana agar menciptakan inovasi baru terhadap media pembelajaran sebagai bentuk kreativitas. Didukung penuh dan difasilitasi oleh kepala madrasah yang selalu membina guru-guru yang ada di MTs Ma’arif Kedungkendo Sidoarjo dalam mengembangkan media-media pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik. Bersama-sama mempunyai komitmen yang kuat untuk maju dan berhasil dalam mewujudkan proses pembelajaran yang diinginkan. Saling memiliki sikap terbuka dan mau menerima hal-hal baru yang disarankan antara guru satu dengan guru yang lainnya.
Selain itu terdapat faktor pendukung yang lain yaitu adanya respon baik dari peserta didik dengan adanya media pembelajaran media youtube ini mereka sangat antusia untuk menerimanya.Bentuk media pembelajaran yang menyenangkan tersebut dapat dikaitan dengan teknologi modern yang saat ini digemari oleh peserta didik sehingga nantinya peserta didik dengan mudah meletakkan minat belajarnya di metode pembelajaran tersebut. Seperti halnya yang saat ini sedang digemari peserta didik bahkan hampir seluruh masyarakat indonesia yaitu youbute.[15]Kemajuan teknologi di era globalisasi yang serba modern ini terbukti dapat meningkatkan minat belajar anak karena tampilan yang lebih menarik sehingga akan terhindar dari rasa jenuh selama proses pembelajaran berlangsung. Maka dengan mengaitkan youtube sebagai media pembelajaran dan bentuk kreativitas guru mata pelajaran di MTs Ma’arif kedungkendo diharapkan peserta didik lebih interaktif serta dapat memahami materi-materi yang disampaikan dengan mudah dan mendaptkan hasil pembelajaran yang diingikan baik dari guru maupun peserta didik.
2. Faktor pendukung kreativitas guru mata pelajaran akidah akhlak dalam motivasi belajar siswa melalui media youtube pada kelas Xdi MTs Ma’arif Kedungkendo Sidoarjo
Adapun faktor penghambat yang mempengaruhi dalam proses motivasi belajar siswa melalui media youtube pada kelas IX MTs Ma’arif Kedungkendo Sidoarjo yaitu kurangnya fasilitas yang memadahi seperti LCD sekolah yang amsi terbatas sehingga media pembelajaran media youtube ini lebih sering diberikan pada pekerjaan rumah yang dapat mereka akses melalui hanphone/laptop mereka masing-masing.Selain itu faktor yang menjadi penghambat dalam mengembangkan media pembelajaran yaitu oleh tenaga pendidik yang kurang paham akan kemajuan teknologi saat ini. Semakin maju teknologi semakin canggih serta semakin rumit untuk pengaplikasiannya. Melihat guru-guru di MTs Ma’arif Kedungkendo yang agak berumur biasanya mereka susah dalam mengoprasikan media atau apliaksi yangs sedikit memerlukan kesabaran. Dari sini dapat disimpulkan bahwa guru-guru juga sangat perlu mendaptkan edukasi seperti pelatihan-pelatihan mengenai pengembangan media pembelajaran. Mengingat pentingnya medi pembelajaran dalam pencapian proses pembelajaran yang maksimal. Dengan adanya faktor penghambat ini sekolah juga bisa menjadikannya sebagai evaluasi, apa yang kiranya masih kurang dalam meningkatkan minat belajar siswa bisa diperbaiki dalam waktu yang akan datang.
Kreativitas guru mata pelajaran akidah akhlak dalam motivasi belajar siswa melalui media youtube pada pada kelas IX MTs Ma’Arif Kedungkendo Sidoarjo dapat dibilang berhasil, karena dengan bukti yang ada bahwa dengan adanya media vidio interaktif melaui youtube peserta didik lebih semangat dan interaktif dalam proses pembelajaran dan terdapat perubahan yang terlihat dari pencapaian hasil belajar peserta didik. Dalam mewujudkan kreativitas guru mata pelajaran akidah akhlak dalam motivasi belajar siswa melalui media youtube pada pelas IX MTs Ma’Arif Kedungkendo Sidoarjo terdapat beberapa kendala, yaitu Fasilitas yang kurang memadai seperti kurangnya jumlah LCD sekolah yang membuat penerapan media youtube ini susah untuk dilaksanakan ketika disekolah serta Kurangnya pemahaman akan kemajuan teknologi yang dikuasai oleh tenaga pendidik sehingga memerlukan waktu lagi untuk mereka mempelajarinya lebih dalam.