Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Communication
DOI: 10.21070/acopen.9.2024.4845

Exploring Generation Z's Perspective on Twitter as a News Discovery Platform: Insights from @CNNIndonesia Followers


Menelusuri Perspektif Generasi Z tentang Twitter sebagai Platform Pencarian Berita: Wawasan dari Pengikut @CNNIndonesia

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Generation Z Twitter News Discovery @CNNIndonesia Perceptions

Abstract

This qualitative descriptive research aims to explore how Generation Z perceives the use of Twitter, particularly the @CNNIndonesia news account, as a platform for news discovery. Employing purposive sampling, in-depth interviews, and observations, the study reveals that followers retain knowledge obtained from @CNNIndonesia, emphasizing the critical role of perception indicators in influencing their attitudes. The informants express a preference for @CNNIndonesia, citing its reliability and alignment with their information needs. The results underscore the significance of perception in shaping user behavior on Twitter as a news source.

Highlights :

  • Digital Information Consumption: Explore how Generation Z consumes and retains news information through the Twitter platform, specifically focusing on the @CNNIndonesia account.

  • Perception Indicators: Investigate the key indicators shaping the perceptions of Generation Z followers towards @CNNIndonesia as a reliable and preferred news source.

  • User Behavior Influence: Highlight the significance of perception in influencing the behavior of Generation Z users on Twitter as they seek and engage with news content.

Keywords: Generation Z, Twitter, News Discovery, @CNNIndonesia, Perceptions

 

Pendahuluan

Seperti yang peneliti ketahui di era yang semakin berkembang seperti saat ini, membuat masyarakat semakin lebih mudah untuk berkomunikasi dan mencari informasi dengan cepat dan juga mudah karena adanya media sosial. Munculnya hal tersebut dapat memudahkan dan menghubungkan antara manusia dari berbagai belahan dunia dan mendapatkan segala informasi dengan cepat dan mudah. Pada masa pandemi Covid-19 pengguna internet didominasi oleh Generasi Z. Generasi Z ialah generasi yang populasinya paling banyak di Indonesia, generasi yang sering menuntut untuk segalanya agar lebih cepat. Pada saat ini pengguna internet juga didominasi paling banyak oleh Generasi Z [1]. Generasi yang dapat disebut sebagai generasi Z yakni masyarakat berkelahiran tahun 1997 sampai 2012 atau saat ini berumur 25 tahun sampai 10 tahun. Generasi yang bisa disebut sebagai iGeneration, generasi net atau generasi internet ini telah dihadapkan dengan teknologi dan tentunya sudah akrab dengan smartphone atau gadget sejak dini [2]. Seperti di zaman yang berkembang saat ini seluruh masyarakat dituntut untuk mengetahui dan mempelajari segala hal dengan media sosial dan membuat masyarakat semakin tau tentang berbagai macam hal seperti permasalahan politik, ekonomi, sosial, bahkan permasalah pada publik figure di tanah air hingga penjuru dunia. Tentunya Generasi Z sudah lancar dengan teknologi seperti internet atau media sosial yang semakin berkembang saat ini.

Media sosial merupakan media internet yang penggunanya dapat mempresentasikan dirinya, berinteraksi, bekerjasama, berbagi, atau berkomunikasi dengan pengguna lainnya dan membentuk suatu ikatan sosial secara virtual. Media online yang bermanfaat dan bisa dijangkau oleh siapa saja kapanpun dan dimanapun [3]. Pada saat ini media sosial menjadi media yang mudah untuk masyarakat saling berinteraksi, seperti berkomunikasi, mengekspresikan perasaan, berdagang, menggali berita dan lainnya. Media sosial tersebut diantaranya Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, Line, Whatsapp dan masih banyak lagi. Banyak digunakan pada era saat ini, menjadikan media sosial terus memperbaruhi dan saat ini memiliki berbagai macam fungsi. Seperti mencari banyak teman baru, membuka lapak bisnis, bertukar informasi, dan mendapatkan berita yang uptudate seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Sehingga media sosial di anggap dapat memberikan feedback pada penggunanya. Hal tersebut agar dapat menarik penikmat media sosial tersebut semakin banyak. Bahkan televisi dan radio yang biasanya tempat kita mencari berita baru, kini sudah kalah saing dengan media sosial yang saat ini sudah banyak digunakan oleh masyarakat.

Berita ialah hal yang hangat serta menarik perhatian sejumlah pembaca. Berita yang baik ialah berita yang mampu menarik dan memikat pembaca dengan jumlah yang sangat banyak [4]. Sedangkan menurut Mitchel V. Charnley (1975) dalam [4] menyebutkan berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas. Akan tetapi semakin banyaknya media baru pada era modern saat ini semakin membuat pamor dari televisi dan radio menjadi tergeser. Seperti contoh media sosial Twitter, media atau aplikasi baru yang dapat memberikan kemudahan untuk mendapatkan suatu informasi secara cepat dan salah satu aplikasi yang banyak digunakan generasi milenial saat ini. Twitter ialah layanan jejaring sosial yang penggunanya dapat mengirim dan membaca pesan yang berbasis teks hingga 140 karater, namun pada November 2017 bertambah menjadi 280 karakter [5]. Seiring bertambahnya tahun, aplikasi twitter menjadi banyak sekali kegunaan dan fungsinya. Yang awalnya kita hanya bisa mengirim dan menerima pesan, saat ini di twitter kita bisa mendapatkan berita update setiap harinya. Selain itu kita dapat melihat siaran langsung dan vidio di twitter dan membuka peluang bisnis pribadi, semakin keren tentunya. Karena kehebatan twitter inilah yang mengakibatkan aplikasi ini menjadi pilihan para remaja dan para penikmat berita. Selain mudah untuk diaplikasikan, masyarakat tidak akan ketinggalan momen dan berita yang disuguhkan.

Dikutip dari Pikiran-rakyat.com (2020) pada akhir 2020 ini, tercatat sudah tembus 187 juta orang yang sudah menggunakan aplikasi twitter ini. Banyaknya berita baru yang di update di twitter, menyebabkan bertambahnya jumlah penikmat berita di televise yang memutuskan beralih ke twitter [6]. Seperti yang masyarakat rasakan sendiri pada saat kondisi pandemi seperti ini, mungkin saya atau masyarakat yang lain akan selalu mencari dan membaca berita mengenai perkembangan dan kondisi di luar sana, di Indonesia maupun Luar Negeri, dan aplikasi twitter ini lebih cepat mengupdate berita – berita baru dari pada televise dan radio. Tentunya berita tersebut didapatkan pada akun – akun resmi. Seperti akun resmi @CNNIndonesia, akun resmi yang telat diikuti sebanyak 2,1 Juta pengguna twitter, dan akun yang dibuat pada November 2008, menjadikan akun tersebut sebagai akun pilihan masyarakat untuk memperoleh berita terupdate. @CNNIndonesia selalu mengupdate berita terkini setiap menitnya, selain itu berita yang diberikan tidak hanya ruang lingkup Negara Indonesia saja, melainkan hingga penjuru dunia. Hal tersebut membuat akun @CNNIndonesia banyak diikuti dan dinikmati oleh banyak pengguna twitter. Berdasarkan fenomena tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tentang bagaimana persepsi Generasi Z terhadap media sosial twitter sebagai media sosial yang mudah untuk mencari berita dengan menggunakan teori persepsi. Persepsi yang dimaksud disini ialah proses yang kognitif serta kompleks dan menghasilkan sebuah gambaran dunia yang unik, dan sedikit berbeda dari realitanya. Dapat diartikan juga persepsi sebagai tanggapan dari sesuatu yang seseorang lihat atau dengar. Hal tersebut akan menjadi pertimbangan dalam melakukan respon, baik berupa sikap atau perilaku.

Dengan tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana persepsi Generasi Z pada pegikut akun @CNNIndonesia dalam menggunakan media sosial twitter sebagai media untuk mencari berita. Peneliti juga berharap dalam penelitian ini dapat memberikan manfaat serta wawasan dalam bidang ilmu komunikasi dan mampu mengetahui lebih mendalam mengenai pengertian persepsi.

Metode

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Creswell, J.W penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan peneliti untuk meneliti permasalah manusia dan sosial. Kemudian, peneliti akan melaporkan hasil penelitian mereka berdasarkan laporan pandangan data serta analisa data yang didapatkan dilapangan. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Metode penelitian ini juga memiliki tujuan untuk memahami suatu peristiwa atau objek tentang apa yang terjadi pada subjek penelitian tersebut. Misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan lainnya dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata dan bahasa suatu konteks khusus yang alamiah serta dengan memanfaatkan metode alamiah [7].

Subjek dalam penelitian ini ialah Generasi Z yang menggunakan media sosial Twitter dan followers (pengikut) akun @CNNIndonesia. Pengikut akun @CNNIndonesia sendiri berjumlah 2,1 Juta pengikut. Namun pada penelitian ini informan yang digunakan adalah berjumlah 5 orang yang aktif menggunakan media sosial Twitter dan selalu update mengenai berita yang ada didalamya. Sedangkan objek dalam penelitian ini ialah akun – akun berita yang ada di Media Sosial Twitter, khususnya akun @CNNIndonesia. Akun tersebut berisi tentang berita – berita ter-update yang ada di Indonesia hingga manca negara.

Dalam penelitian ini, peneliti menentukan informan menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling ialah teknik penentuan sampel dengan beberapa pertimbangan tertentu [7]. Terdapat beberapa kriteria untuk menentukan informan yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah yakni pengguna aktif media sosial twitter, pengikut akun @CNNIndonesia, dan berumur 17 hingga 25 tahun. Informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang, 3 orang diantaranya sudah bekerja, dan sisanya masih menempuh pendidikan dibangku kuliah.

Jenis dan sumber data yang diperoleh dari data primer dan data skunder. Sumber data primer ialah sumber data pokok yang digunakan untuk kepentingan dalam penelitian yang merupakan data utama. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari akun berita @CNNIndonesia di media sosial Twitter. Data sekunder ialah merupakan sumber pelengkap yang sifatnya melengkapi sumber data yang sudah ada. Data Sekunder dalam penelitian ini adalah Skripsi, Jurnal, Artikel, Internet, dan Buku

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data sebanyak – banyaknya yaitu dengan menggunakan Observasi, Wawancara mendalam, Dokumentasi. Peneliti menggunakan beberapa teknik tersebut dengan tujuan agar mendapatkan data yang lengkap, detail, dan mendalam. Analisis data ialah merupakan proses pencarian data dengan cara menyusun data yang dilakukan secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi, catatan lapangan yang kemudian dari hasilnya dapat dibuat kesimpulan, dan data yang dibuat bisa mudah difahami oleh diri sendiri dan orang lain yang membacanya. Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah teknik analisis data model interaktif. Pada penelitian ini peneliti dapat menggambarkan dan juga menjelaskan data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian ditarik kesimpulan dari hasil tersebut. Menurut Miles dan Huberman (1984) dalam [8] ada beberapa tahapan analisis data yakni Data Collection atau Pengumpulan Data, Reduksi Data atau Data Reduction, Penyajian data atau Data Display, Conslusion Drawing atau Penarikan Kesimpulan.

Hasil dan Pembahasan

Persepsi ialah merupakan pengalaman atau pengetahuan tentang suatu objek, peristiwa, ataupun berbagai hubungan yang diperoleh dengan cara merangkum atau menyimpulkan suatu informasi tersebut dan juga menafsirkan pesan. Sensasi memiliki hubungan yang jelas dengan persepsi, akan tetapi mengartikan informasi bukan hanya mengandalkan sensasi namun juga mengandalkan, atensi, ekspetasi, motivasi dan juga memori [9].

Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara kepada informan yang telah mengikuti akun berita @CNNIndonesia di media sosial twitter yang dijadikan objek penelitian oleh peneliti. Penelitian tersebut diberikan sesuai dengan urutan dari suatu proses terbentuknya Persepsi. Pertanyaan pertama yang diberikan oleh peneliti ialah mengenai Sensasi. Sensasi ialah proses awal terbentuknya suatu persepsi. Jadi pada indikator ini, stimulus akan menyentuh alat indera seseorang tersebut.

a) Indikator Sensasi

Untuk melihat sensasi pada informan, peneliti memberikan pertanyaan mengenai akun @CNNIndonesia yang telah dijadikan objek penelitian oleh peneliti. Pada saat informan pertama kali melihat akun berita @CNNIndonesia, panca indra yang bekerja pertama ialah mata. Peneliti menyimpulkan semua informan memiliki antusias ketika melihat berita pada akun @CNNIndonesia di media sosial twitter. Informan dapat melihat dan menilai isi dalam akun media sosial twitter tersebut. Terdapat informan juga dapat secara langsung menilai dan kemudian membandingkan dengan akun berita yang berada di media sosial twitter melalui grafis yang lebih informative. Informan juga dapat menilai melalui tampilan akun @CNNIndonesia yang telah terverivikasi (Tanda centang biru) oleh pihak media sosial Twitter, selain itu dalam biografi akun @CNNIndonesia juga tercantum “News We Can Trust” (Berita yang bisa kita percaya). Hal tersebut membuat pembacanya semakin yakin bahwa akun @CNNIndonesia ialah aku yang terpercaya. Selain itu @CNNIndonesia juga memiliki jumlah pengikut sebanyak 2,8 Juta, judul berita yang dibuat sangat menarik, berita yang dibahas tidak hanya berita lokal saja (Berita terkini dari Indonesia dan dunia). Selain itu @CNNIndonesia menyediakan fitur translate jika berita yang ditulis menggunakan bahasa inggris. Maka hal tersebut dapat menunjukkan bahwa stimulus seseorang dapat menyentuh alat indera seseorang sehingga dapat membentuk suatu persepsi.

b) Indikator Atensi (Perhatian)

Indikator berikutnya adalah Atensi (perhatian). Menurut Kenneth E. Andersen (1972) dalam [10] Atensi atau perhatian ialah merupakan produk dari persepsi. Perhatian adalah suatu proses mental ketika stimulus atau rangkaian stimulus menjadi menonjol dalam suatu kesadaran pada saat stimulus lainnya melemah. Pada indikator Atensi ini peneliti fokus pada alasan informan lebih memilih, mencari, dan membaca berita di akun @CNNIndonesia. Beberapa informan mengaku lebih memilih untuk mencari berita di akun @CNNIndonesia karena tampilan web yang dibuat oleh akun @CNNIndonesia dapat menarik minat bacanya. Bahasa yang ringan dan penjelasan yang cukup jelas juga merupakan alasan mereka memilih untuk mencari berita pada akun tersebut. Mereka juga menjelaskan bahwa tidak perlu susah-susah untuk mencari berita yang lagi viral. Karena apa yang lagi hangat diperbincangkan, akun @CNNIndonesia sudah update terlebih dahulu. Maka dari itu adapula informan yang mengatakan dan menilai bahwa akun @CNNIndonesia merupakan akun berita nomer 1 di Indonesia. Menurutnya, dari judul berita yang disuguhkan akun @CNNIndonesia tidak dilebih-lebihkan, jelas, dan tidak bertele-tele. Selain itu @CNNIndonesia mampu menyuguhkan berita dari luar negeri sedangkan akun berita lainnya tidak. Hal tersebut dapat menjadikan alasan bagi informan untuk selalu mencari berita di akun @CNNIndonesia.

Begitu juga dengan alasan informan untuk membaca berita di akun @CNNIndonesia. Karena tulisan berita yang sesuai dengan judulnya dan salah satu informan juga pernah membaca di akun berita lain jika isi berita dengan judul berita yang informan baca memiliki perbedaan. Lalu @CNNIndonesia juga tidak clickbait atau memberitakan sebuah hal yang tidak perlu diberitakan, apalagi di era digitalisasi seperti sekarang, @CNNIndonesia tetap bertahan di jalur yang baik dan benar dalam segi mempublikasikan berita.

c) Indikator Ekspetasi

Indikator selanjutnya dalam penelitian ini ialah Ekspetasi. Sutisna (2001) dalam [10] Ekspetasi adalah kepercayaan dan keyakinan seorang individu sebelumnya terhadap apa saja yang seharusnya terjadi pada situasi. Pada indikator ini stimulus telah merangsang fikiran informan untuk membuat mereka memiliki harapan untuk mendaptkan suatu informasi atau keinginan yang berasal dari stimulus tersebut. Pada penelitian ini, peneliti mengajukan pertanyan kepada informan mengenai bagaimana harapan mereka terhadap berita yang terdapat di akun berita @CNNIndonesia.

Berdasarkan hasil dari pendapat informan mengenai pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, harapan informan terhadap akun berita @CNNIndonesia beraneka ragam. Informan lebih mengharapkan mengenai berita yang akun @CNNIndonesia suguhkan agar sesuai dengan harapan dan kebutuhan mereka dalam membaca berita di media sosial twitter. Seperti contoh @CNNIndonesia harus mampu memberikan penjelasan yang rinci mengenai apa yang mereka butuhkan, bahasa yang digunakan dalam penulisan berita mudah dipahami, dan harus sesuai dengan isi biografi yang @CNNIndonesia cantumkan, yakni “News We Can Trust” (Berita yang bisa kita percaya).

Setelah informan dapat membuktikan bahwa apa yang mereka dapatkan sesuai dengan apa yang mereka harapkan sebelumnya. Terdapat beberapa informan yang mengatakan, jika @CNNIndonesia update mengenai berita baru mereka akan membandingkan berita yang ada di @CNNIndonesia dengan berita yang ada di media sosial lainnya seperti instagram dan lainnya. Hal tersebut dilakukan informan agar apa yang mereka dapatkan benar-benar sesuai dengan harapannya.

d) Indikator Motivasi

Indikator selanjutkan ialah Motivasi. Berselon dan Steiner (2001) dalam [11] Motivasi ialah suatu keadaan dimana didalam diri kita ini ada sesuatu yang mendorong atau menggerakan dan mengarahkan perilaku dan sikap kita kearah tujuan yang baik. Pada indikator ini apakah berita yang diberikan oleh akun @CNNIndonesia dapat memberikan motivasi pada informan yang membaca berita tersebut. Masing-masing informan pernah dan sering mendapatkan motivasi dari berita yang mereka baca atau mereka dapatkan, dan motivasi yang mereka dapat juga beraneka ragam. Motivasi yang mereka dapatkan juga sesuai dengan hobi, pekerjaan bahkan kehidupan mereka. Pada teori motivasi sendiri bisa dikatakan bahwa masing-masing individu harus mencapai tujuannya untuk bisa memenuhi kebutuhannya. Maka dari itu peneliti dapat menyimpulkan bahwa informan telah mencapai tujuan mereka dalam memenuhi kebutuhannya. Informan tersebut juga telah berhasil mendapatkan kepuasan tersendiri dalam mendapatkan kebutuhannya.

e) Indikator Memori

Yang terakhir dalam pembetukan persepsi seseorang tidak hanya berhenti pada indikator motivasi, melainkan terdapat indikator selanjutnya yakni indikator memori. Memori ialah merupakan hal yang sudah tersimpan pada diri kita yang didapatkan oleh pengalaman sebelumnya dan mungkin juga kedepannya kita dapat mengingatnya dalam pembentukan persepsi [9]. Memori juga merupakan proses yang terakhir dalam pembentukkan persepsi seseorang. Seseorang individu akan menyimpan serta menggunakan informasi yang mereka miliki dalam menciptakan suatu persepsi tersebut. peneliti memberikan pertanyaan kepada informan guna menggali memori informan terhadap isi berita atau apa saja mengenai akun berita @CNNIndonesia. Pada penelitian ini, informan mampu menjelasakan bagaimana isi dari berita yang mereka sukai atau mereka ingat secara rinci dan menghubungkan dengan apa yang mereka tau atau apa yang pernah terjadi dalam kehidupan masing-masing informan.

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai indikator memori, informan mengingat apa saja yang mereka baca pada akun berita @CNNIndonesia seperti berita-berita yang berhubungan dengan pengetahuan informan. Maka dari itu faktor internal adalah faktor yang dapat membentuk suatu persepsi seseorang melalui ingatan mereka mengenai berita-berita yang mereka baca pada akun berita @CNNIndonesia. Dapat disimpulkan bahwa informan telah menyimpan pengetahuan dan informasi yang telah mereka dapatkan di akun berita @CNNIndonesia. Maka dari itu indikator memori ini sangat penting dalam mempengaruhi persepsi para informan, sehingga informan dapat memberikan bagaimana persepsi mereka mengenai akun berita @CNNIndonesia di media sosial Twitter.

Simpulan

Berdasarkan dari pemaparan hasil penelitian, Maka peneliti dapat memberikan kesimpulan bahwa perkembangan teknologi saat ini mampu merubah pola fikir masyarakat terutama Generasi Z mengenai kebutuhan dalam mendapatkan informasi yang lebih cepat dan praktis. Maka dari itu dibutuhkan akun berita yang mampu memberikan informasi yang jelas, akurat, dan terpercaya seperti @CNNIndonesia. Selain itu juga, @CNNIndonesia ialah akun berita yang disukai dan diikuti oleh Generasi Z. Kelima informan tertarik untuk mencari serta membaca berita di akun @CNNIndonesia berdasarkan kemauan, kebutuhan, tanpa ada paksaan. Generasi Z (pengikut akun berita @CNNIndonesia) dalam menggunakan media sosial twitter sebagai media pencari berita mendapatkan hasil yang positif terutama pada saat mereka mencari dan membaca berita yang ada di akun @CNNIndonesia. Menurut mereka @CNNIndonesia ialah berita yang selalu update, bahasa yang digunakan mudah untuk dipahami, dan menjanjikan bahwa @CNNIndonesia merupakan berita yang terpercaya. Hal tersebutlah yang dapat mendukung pembentukan persepsi (Sensasi, Atensi, Ekspetasi, Motivasi, Memori) pada informan.

References

  1. FER, "Generasi Z Dominasi Pengguna Internet Selama Pandemi COVID-19," BeritaSatu, 2020. [Online]. Available: https://www.beritasatu.com/digital/654827/generasi-z-dominasi-pengguna-internet-selama-pandemi-covid19. Accessed: Jan. 8, 2024.
  2. H. Wijoyo, et al., "Generasi Z & Revolusi Industri 4.0," CV. Pena Persada, 2020.
  3. A. Pujiono, "Media Sosial Sebagai Media Pembelajaran Bagi Generasi Z," Journal of Christian Education, vol. 2, no. 1, pp. 1-19, 2021.
  4. M. Saputra Hadi, "Persepsi Mahasiswa Terhadap Berita Online Jejamo.com Sebagai Sumber Informasi Seputar Lampung," 2018.
  5. Y. Pratomo, "Sejarah Twitter: Jejaring Sosial yang Terinspirasi dari SMS," Kompas, 2021. [Online]. Available: https://tekno.kompas.com/read/2021/04/14/20420077/sejarah-twitter-jejaring-sosial-yang-terinspirasi-dari-sms?page=all. Accessed: Jan. 8, 2024.
  6. J. Sunuhaji, "Dunia Terisolasi Pandemi COVID-19, Pengguna Twitter Meningkat," Pikiran Rakyat, 2020. [Online]. Available: https://www.pikiran-rakyat.com/teknologi/pr-01634954/dunia-terisolasi-pandemi-covid-19-pengguna-twitter-meningkat. Accessed: Jan. 8, 2024.
  7. Sugiyono, "Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D," Bandung: Alfabeta, 2019.
  8. L. J. Moleong, "Metodologi Penelitian Kualitatif," Bandung: Rosda Karya, 1990.
  9. R. Jalaluddin, "Psikologi Komunikasi Edisi Revisi," Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018.
  10. Suciati, "Psikologi Komunikasi," Yogyakarta: Buku Litera Yogyakarta, 2015.
  11. B. Walgito, "Pengantar Psikologi Umum," Yogyakarta: Andi Offset, 2010.