Abstract
This study aims to examine the influence of profitability, capital structure, and firm size on the valuation of pharmaceutical companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) during the period 2015-2020. The research population comprises all pharmaceutical firms listed during this period, totaling eight companies. Employing a saturated sampling technique, the study utilizes all eight companies as its sample. Data analysis involves multiple linear regression using SPSS version 26. The results reveal that profitability, proxied by Return On Asset (ROA), capital structure, proxied by Debt to Equity Ratio (DER), and firm size, proxied by Total Assets, exert a positive and significant impact on company valuation, measured by Price to Book Value (PBV), with a substantial explanatory power of 73%, leaving 27% of the variation unaccounted for by the variables examined in this study. These findings contribute to a better understanding of the determinants of pharmaceutical company valuation and have implications for investors, policymakers, and researchers in the global pharmaceutical industry.
Highlights :
- This study investigates the impact of profitability, capital structure, and firm size on the valuation of pharmaceutical firms in the Indonesian stock market from 2015 to 2020.
- The research utilizes a saturated sampling technique, including all eight pharmaceutical companies listed during the study period.
- Findings reveal a significant positive relationship between profitability, capital structure, firm size, and company valuation, shedding light on critical factors influencing pharmaceutical company performance in the global market.
Keywords: Pharmaceutical companies, Valuation, Profitability, Capital Structure, Firm Size
PENDAHULUAN
Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Akan tetapi secara umum, tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang optimal agar dapat meningkatkan kemakmuran pra pemegang saham dengan cara meningkatkan nilai perusahaan. Meningkatnya nilai perusahaan dapat dilihat dari meningkatnya harga saham perusahaan di pasar modal. Setiap perusahaan akan menghadapi tantangan untuk meningkatkan nilai perusahaannya, karena nilai perusahaan merupakan faktor yang dipertimbangkan oleh investor ketika akan menginvestasikan modalnya. Semakin tinggi nilai perusahaan, calon investor akan memandang perusahaan secara positif karena semakin tinggi nilai perusahaan maka kinerja perusahaan juga semakin baik.
Nilai Perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan manajer dalam mengelola sumber daya perusahaan yang dipercayakan kepadanya yang sering dihubungkan dengan harga saham [1]. Meningkatnya nilai perusahaan merupakan sebuah prestasi yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemiliknya juga akan meningkat.
Nilai suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh profitabilitas perusahan. Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba dapat menunjukkn kinerja perusahaan yang baik. Sebaliknya, kerugian yang dialami suatu perusahaan menunjukkan penurunan kinerja perusahaan. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) dari kegiatan bisnis yang dilakukan disebut dengan profitabilitas. Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari bisnisnya selama periode waktu tertetu [2]. Meningkatnya profitabilitas akan selalu diikuti dengan meningkatnya nilai perusahaan dan begitu juga sebaliknya.
Peningkatan nilai perusahaan dapat tercapai apabila ada kerja sama antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi shareholder maupun stakeholder dalam membuat keputusan keuangan dengan tujuan memaksimumkan modal kerja yang dimiliki. Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, hutang jangka pendek, dan modal ekuitas. Struktur modal adalah gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan yang bersumber dari utang jangka panjang dan modal sendiri yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan [3]. Untuk meminimalisir beban perusahaan akibat penggunaan hutang jangka panjang, maka solusi yang bisa diambil adalah dengan mengoptimalkan penggunaan struktur modal yang optimal.
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan diyakini dapat mempengaruhi nilai perusahaan, karena ukuran perusahaan yang lebih besar menunjukkan pertumbuhan perusahaan yang lebih baik. Perusahaan yang besar akan lebih mudah untuk memasuki pasar modal karena investor menerima sinyal positif bagi perusahaan yang mengalami pertumbuhan yang signifikan, sehingga respon positif tersebut dapat mencerminkan peningkatan nilai perusahaan [4].
METODE
Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Sedangkan sumber data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui perantara, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan [5]. Data yang berupa laporan keuangan perusahaan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI).
Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2020 yang berjumlah 8 perusahaan. Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode sampel jenuh. Dimana metode ini menggunakan semua anggota populasi sebagai sampel. Sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berjumlah 8 perusahaan.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan prosedur yang strategis karena memperoleh data merupakan tujuan utama dari penelitian [5]. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi.
Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka dalam perhitungannya menggunakan metode statistik dengan bantuan program pengelolaan data statistik SPSS (Statistical Product dan Servise Solution) versi 26.0.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data dan Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik, regresi linier bergandan dan uji hipotesis untuk memperoleh keabsahan data dan menyempurnakan analisis. Untuk dapat menghasilkan suatu model analisis regresi yang baik memerlukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi.
a. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dengan tujuan untuk menguji asumsi yang ada dalam pemodelan regresi linear berganda sehingga data dapat dianalisis lebih lanjut tanpa menghasilkan data yang bias, serta untuk memperoleh hasil analisis yang valid. Berikut ini merupakan pengujian untuk menentukan apakah uji asumsi klasik dapat dipenuhi atau tidak.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan metode Kolmogrov Smirnov dengan dasar pengambilan keputusan bahwa residual terdistribusi normal jika nilai signifikansi diatas 0.05 atau 5%.
Unstandardized Residual | ||
N | 48 | |
Normal Parametersa,b | Mean | .0000000 |
Std. Deviation | 1.34055684 | |
Most Extreme Differences | Absolute | .088 |
Positive | .088 | |
Negative | -.073 | |
Test Statistic | .088 | |
Asymp. Sig. (2-tailed) | .200c,d | |
a. Test distribution is Normal. | ||
b. Calculated from data. | ||
c. Lilliefors Significance Correction. | ||
d. This is a lower bound of the true significance. |
Berdasarkan tabel 3.1 output SPSS di atas, nilai Asymp. Sig yaitu sebesar 0.200 > 0.05 maka modelpregresipdalamppenelitianpinipdapat dikatakan memiliki residual yang terdistribusi normalpataupmemenuhipasumsipujipnormalitas. Dataiyangiterdistribusiinormalidapat dilihat ipada grafikinormalpp-plot.
Pada grafik p-plot tyang ditunjukkan padargambar 3.1, grafikrhasilrujirnormal p-plot di atas menunjukkan bahwapdatapmenyebar di sekitar garisidiagonalidanimengikutiiarahigarisidiagonal. Dari sini dapatidisimpulkanibahwaimodeliregresiimemenuhiiasumsiinormalitas.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas merupakan teknik pengujian yang menguji apakah dalam regresi terjadi korelasi antar variabel independen [6]. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF. Jika nilai tolerance >0.10 dan VIF <10 maka dapat dinyatakan bebas multikolinieritas.
Coefficientsa | ||||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | Collinearity Statistics | |||
B | Std. Error | Beta | Tolerance | VIF | ||||
1 | (Constant) | -82.260 | 12.427 | -6.619 | .000 | |||
ROA | .349 | .148 | .236 | 2.356 | .023 | .610 | 1.639 | |
DER | .058 | .018 | .392 | 3.236 | .002 | .418 | 2.391 | |
LN(TOTAL ASET) | 2.828 | .440 | .649 | 6.427 | .000 | .601 | 1.664 | |
a. DependentrVariable: PBV |
Berdasarkan tabel 3.2 hasil output SPSS di atas, dapatidisimpulkanibahwainilaiiVIFiuntuk variabeliprofitabilitas (X1) sebesar 1.639, variabel struktur modal (X2) sebesar 2.391, dan variabel ukuran perusahaan (X3) sebesar 1.664. Sedangkan untuk nilaiiToleranceipadaivariabel profitabilitas (X1) sebesar 0.610, variabel struktur modal (X2) sebesar 0.418, dan variabel ukuran perusahaan (X3) sebesar 0.601. Dari masing-masing variabel independen memiliki nilai tolerance >0.10 dan nilai VIF <10, makaidapatidisimpulkanibahwaivariabeliindependenidalamipenelitianiiniitidak terdapatigejala multikolinieritas antaraivariabeliyangidiindikasikan.
3. Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas merupakan teknik pengujian yang menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan yang lain [6]. Menurut Ghozali (2018), dasar analisis heterokedastisitas adalah sebagai berikut :
- Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
- Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas
Berdasarkan gambar 3.2 hasil output SPSS, grafik Scatterplot diatas menunjukkan bahwa titikimenyebarisecaraiacak, baik di atas maupun di bawah angka nol (0) pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkanibahwaimodeliregresiidalamipenelitianiiniiterbebasidariimasalahiheterokedastisitas atauitidakiterjadiiheterokedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode (sebelumnya). Salah satu indikator dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi yaitu dengan uji Durbin-Watson (DW) [7]. Model regresi dapat dikatakan bebas dari autokorelasi jika nilai DW berada di rentang DU < DW < 4-DU. Tabel di bawah ini merupakan hasil uji Durbin-Watson (DW) dengan menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 26
Model Summaryb | |||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Durbin-Watson |
1 | .855a | .730 | .712 | 5.62362 | 2.161 |
a. Predictors: (Constant), LN(TOTAL ASET), ROA, DER | |||||
b. Dependent Variable: PBV |
Berdasarkanrtabelr3.3 hasilroutputrSPSSrdiatas, nilairDurbin-Watson (DW) yang diperoleh yaitu sebesar 2.161, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel signifikansi 5% dengan jumlah sampel (n) sebanyak 48 dan jumlah variabel independen sebanyak 3 (k = 3), maka diperoleh nilai DU sebesar 1.6708, dan nilai 4-DU sebesar 2.3292. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai Durbin-Watson (DW) berada diantara nilai DU dan 4-DU (1.6708 < 2.161 < 2.392), sehingga modeliregresi dalamipenelitianiiniiterbebasidariiautokorelasiiatauitidakiterjadiiautokorelasi.
- Analisis Regresi Linier Berganda
Pengujian ini bertujuanpuntukpmelihatppengaruh antara variabel-variabel independen yaitu profitabilitas, struktur modal, dan ukuran perusahaan terhadappvariabelpdependenpyaitupnilai perusahaan denganpmenggunakanpanalisispregresiplinierpberganda. Statistik untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda dengan rumus sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ε
Coefficientsa | ||||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | Collinearity Statistics | |||
B | Std. Error | Beta | Tolerance | VIF | ||||
1 | (Constant) | -82.260 | 12.427 | -6.619 | .000 | |||
ROA | .349 | .148 | .236 | 2.356 | .023 | .610 | 1.639 | |
DER | .058 | .018 | .392 | 3.236 | .002 | .418 | 2.391 | |
LN(TA) | 2.828 | .440 | .649 | 6.427 | .000 | .601 | 1.664 | |
a. Dependent Variable: PBV |
Berdasarkan tabel 3.4 diatas diperoleh persamaan sebagai berikut :
Y = -82.260 + 0.349X1 + 0.058X2 + 2.828X3 + ε
Keterangan :
- KoefisienpKonstanta = -82.260 menunjukkanpbahwapvariabelpindependenpyaitu Profitabilitas (X1), Struktur Modal (X2), dan Ukuran Perusahaan (X3) dalampkeadaan konstanta (0), maka Nilai Perusahaan (PBV) yangpdiukurpsebesar -82.260.
- Koefisien Profitabilitas = 0.349 artinyapjika Profitabilitas mengalamipkenaikanpsebesarp1%pmaka akan menaikkan NilaipPerusahaan (PBV) sebesar 0.349%. Begituppulapsebaliknya, jika Profitabilitas mengalamippenurunanpsebesar 1% maka akan menurunkan Nilai Perusahaan sebesar 0.349%.
- Koefisien Struktur Modal = 0.058 artinya jika Struktur Modal mengalami kenaikan sebesar 1% maka akan menaikkan NilaipPerusahaan (PBV) sebesar 0.058%. Begituppulapsebaliknya, jika Struktur Modal mengalamippenurunanpsebesar 1% maka akan menurunkan Nilai Perusahaan (PBV) sebesar 0.058%.
- KoefisienpUkuranpPerusahaan = 2.828 artinya jikapUkuranpPerusahaanpmengalamipkenaikan sebesar 1% maka akan menaikkan NilaipPerusahaan (PBV) sebesar 2.828%. Begituppula sebaliknya, jikapUkuranpPerusahaanpmengalamippenurunan sebesar 1% maka akan menurunkan NilaipPerusahaan (PBV) sebesar 2.828%.
C. Uji Hipotesis
1. Pengujian Secara Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh variabel independen (X) yang digunakan dalam penelitian secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Y) [6]. Dasar pengambilan keputusan yang digunakan dalam uji t adalah sebagai berikut:
- Jika nilai signifikansi < 0.05, maka H0 ditolak. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.
- Jika nilai signifikansi > 0.05, maka H0 diterima. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.
Adapun data hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Coefficientsa | ||||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | Collinearity Statistics | |||
B | Std. Error | Beta | Tolerance | VIF | ||||
1 | (Constant) | -82.260 | 12.427 | -6.619 | .000 | |||
ROA | .349 | .148 | .236 | 2.356 | .023 | .610 | 1.639 | |
DER | .058 | .018 | .392 | 3.236 | .002 | .418 | 2.391 | |
LN(TA) | 2.828 | .440 | .649 | 6.427 | .000 | .601 | 1.664 | |
a. DependentrVariable: PBV |
Ujipstatistikptpdigunakanpuntukpmengetahuipseberapapbesarpvariabelpindependenpdapat mempengaruhi variabelpdependen. Jadi, seberapapbesarppengaruhpvariabel X1 (0.023), X2 (0.002), dan X3 (0.000) terhadap variabel Y pada perusahaan farmasi yangpterdaftarpdipBursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2015-2020. Berikut adalah hasil uji t untuk mengetahui pengaruh masing-masingpvariabelpindependenpterhadap variabel dependen.
1) Pengaruh Profitabilitas (X1) terhadappNilaipPerusahaan (Y)
Profitabilitas (X1) berdasarkanptabelpujipt diatas diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.023. Karena nilai signifikansi lebih rendah dari 0.05 yaitu 0.023 < 0.05 sehingga diterima. Halptersebutpdapatpdisimpulkanpbahwa Profitabilitas (X1) bepengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Y) pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2015-2020.
2) Pengaruh Struktur Modal (X2) terhadap Nilai Perusahaan (Y)
Struktur Modal (X2) berdasarkan tabel uji t diatas diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.002. Karena nilai signifikansi lebih rendah dari 0.05 yaitu 0.02 < 0.05, maka diterima. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Struktur Modal (X2) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (Y) pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2015-2020.
3) Pengaruh Ukuran Perusahaan (X3) terhadap Nilai Perusahaan (Y)
Ukuran Perusahaan (X3) berdasarkan tabel uji t diatas diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.000. Karena nilai signifikansi lebih rendah dari 0.05 yaitu 0.000 < 0.05, maka diterima. Halptersebutpdapatpdisimpulkanpbahwa Struktur Modal (X2) berpengaruhpterhadap NilaipPerusahaan (Y) padapperusahaanpfarmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2015-2020.
a. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi merupakan alat untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen [6]. Apabila nilai koefisien determinasi rendah berarti kemampuan variabel bebas (independen) dalam menjelaskan variabel terikat (dependen) sangat terbatas. Begitu pula sebaliknya jika nilai koefisien determinasi yang tinggi, artinya kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen semakin besar.
Model Summaryb | |||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Durbin-Watson |
1 | .855a | .730 | .712 | 5.62362 | 2.161 |
a. Predictors: (Constant), LN(TA), ROA, DER | |||||
b. DependentrVariable:rPBV |
Berdasarkan tabel 3.6 hasil uji koefisien determinasi dapat dijelaskan bahwa nilai R Square dari analisis regresi secara keseluruhan adalah sebesar 0.730. Hal ini menunjukkanpbahwa hubungan antara nilaipperusahaan (variabel dependen) denganpprofitabilitas, struktur modal, dan ukuran perusahaan (variabel independen) mempunyai tingkat hubungan sebesar 73%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kontribusi yang diberikan profitabilitas, struktur modal, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2015-2020 yaitu sebesar 73% danpsisanyapsebesar 0.27 atau 27% dipengaruhipolehpvariabelplainpyangptidak diteliti dalam penelitian ini.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengujian dan analisis data diatas, maka dapat dijelaskan pengaruh profitabilitas, struktur modal, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan sebagai berikut :
1. Pengaruh Profitabilitas ( terhadap Nilai Perusahaan (Y)
Hasil pengujian hipotesis dengan uji t menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas ( berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (Y) pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2020 dengan nilai signifikansi lebih rendah dari 0.05 yaitu 0.023 < 0.05 dengan hasil t statistik sebesar 2.356 > 2.015. Selain itu, koefisien β dari variabel profitabilitas bernilai positif yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara profitabilitas dengan nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang memiliki nilai profitabiltas ( tinggi akan memperolehnnilaintambahnekonomisnataunkeuntungan dari hasilnpengurangannlabanoperasinsetelahnpajakndengannbiayanmodal. Dengannmeningkatnya nilai profitabilitas maka dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut karena investorbakannmempercayaibperusahaannyangnmampuimenghasilkan keuntungan yang besar karena tingkat pengembalianiyang akan diperolehijuga besar.
Berdasarkan hasil uji tersebut dapat dikatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2020. Hasil ini sesuai dengan penelitan yang dilakukan oleh Lestari et al [2] yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas yang tinggi dapat diartikan sebagai prospek perusahaan yang semakin meningkat dan dapat mencerminkan peningkatan efisiensi perusahaan, sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja perusahaan yang semakin membaik.
2. Pengaruh Struktur Modal ( terhadap Nilai Perusahaan (Y)
Hasil pengujian hipotesis dengan uji t menunjukkan bahwa variabel Struktur Modal ( berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (Y) pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2020 dengan nilai signifikansi lebih rendah dari 0.05 yaitu 0.002 < 0.05 dengan hasil t statistik sebesar 3.236 > 2.015. Selain itu, koefisien β dari variabel profitabilitas bernilai positif yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara struktur modal dengan nilai perusahaan.
Berdasarkan hasil uji tersebut dapat dikatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2020. Hasil ini sesuai dengan penelitan yang dilakukan oleh Prastuti & Sudiartha yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang yang dilakukan oleh Lubis et al [9] yang menyatakan bahwa struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan berkaitan dengan trade off theory, yang menyatakan bahwa nilai perusahaan akan meningkat ketika rasio utang pada struktur modal ditingkatkan [10]. Dengan penggunaan hutang yang tinggi dapat memberikan manfaat yaitu menurunnya pajak perusahaan, sehingga dapat menaikkan harga saham yang kemudian akan diikuti juga dengan naiknya nilai perusahaan [11]. Semakin sukses suatu perusahaan, semakin besar pula kemungkinan perusahaan tersebut menggunakan lebih banyak hutang. Perusahaan dapat menggunakan tambahan bunga dari penggunaan hutang untuk mengurangi pajak atas laba perusahaan yang lebih besar. Dalam kondisi pasti dan ada pajak, semakin banyak hutang yang digunakan dibandingkan dengan modal sendiri, nilai perusahaan akan semakin tinggi [12].
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan ( terhadap Nilai Perusahaan (Y)
Hasil pengujian hipotesis dengan uji t menunjukkan bahwa variabel Ukuran Perusahaan ( berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (Y) pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2020 dengan nilai signifikansi lebih rendah dari 0.05 yaitu 0.000 < 0.05 dengan hasil t statistik sebesar 6.427 > 2.015. Selain itu, koefisien β dari variabel profitabilitas bernilai positif yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara ukuran perusahaan dengan nilai perusahaan.
Berdasarkan hasil uji tersebut dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2020. Hasil ini sesuai dengan penelitan yang dilakukan oleh Putra & Putra yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan [13]. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriyani yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan [14].
Hasil ini didukung oleh teori sinyal yang menjelaskan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka investor akan lebih tertarik untuk membeli sahamnya. Semakin besar ukuran perusahaan menggambarkan bahwa perusahaan memiliki kondisi keuangan yang stabil dan lebih mudah memperoleh sumber pendanaan sehingga dapat menarik minat investor untuk membeli sahamnya sehingga dapat mendorong naiknya nilai perusahaan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab IV mengenai pengaruh profitabilitas, struktur modal, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2020 dengan sampel 8 perusahaan maka dapat disimpulkan bahwa variabel Profitabilitas ( ), Struktur Modal ( ), dan Ukuran Perusahaan ( ) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (Y).
References
- S. Indrarini, “Nilai Perusahaan Melalui Kualitas Laba,” pp. 1–94, 2019.
- W. R. Lestari, K. Sunarta, and A. F. Ilmiyono, “Perusahaan Pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi Yang Terdaftar,” vol. 4, no. 1, pp. 35–41, 2018. [Online]. Available: https://ojs.unud.ac.id/index.php/EEB/article/download/50270/29910/. 2018
- I. Fahmi, "Manajemen Keuangan dan Pasar Modal, Cetakan 1. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014.
- F. N. Suryana and S. Rahayu, “Pengaruh Leverage, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016),” e-Proceeding Manag., vol. 5, no. 2, pp. 2262–2269, 2018.
- Sugiyono, "Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D," 25th ed. Bandung: Alfabeta, 2017.
- I. Ghozali, "Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS," Semarang: Universitas Diponegoro, 2018.
- I. Ghozali, "Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS," Yogyakarta: Badan Penerbit BPFE, 2016.
- N. K. R. Prastuti and I. G. M. Sudiartha, “Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur,” E-Jurnal Manaj. Unud, vol. 5, no. 3, pp. 1572–1598, 2016.
- I. L. Lubis, B. M. Sinaga, and H. Sasongko, “Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal, Dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan,” J. Apl. Bisnis dan Manaj., vol. 3, no. 3, pp. 458–465, 2017, doi: 10.17358/jabm.3.3.458. 2017
- D. M. M. Hanafi, "Manajemen Keuangan," 2nd ed. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2016.
- S. M. Vonna and D. Yurenda, “Pengaruh Hutang Terhadap Harga Saham Perusahaan Agrikultur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia,” Akbis Media Ris. Akunt. dan Bisnis, vol. 4, no. 1, p. 15, 2021, doi: 10.35308/akbis.v4i1.2830. 2021
- I. M. Sudana, "Manajemen Keuangan Perusahaan," Edisi ke-2. Jakarta: Erlangga, 2011.
- I. P. P. Putra and I. M. D. Putra, “Pengaruh Profitabilitas, Hutang dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Makanan dan Minuman,” E-Jurnal Akunt., vol. 30, no. 8, p. 2115, 2020, doi: 10.24843/eja.2020.v30.i08.p17. 2020
- E. Indriyani, “Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan,” Akuntabilitas J. Ilmu Akunt., vol. 10, no. 2, pp. 333–348, 2017, doi: 10.15408/akt.v10i2.4649. 2017