Abstract
This quantitative study aimed to investigate the impact of Knowledge Sharing, Technical Skills, and Entrepreneurial Motivation on the performance of micro, small, and medium enterprises (IKM) involved in the production of fermented soybean cake and tofu in the villages of Kedung Boto, Taman, Sidoarjo, amidst the challenging circumstances of the COVID-19 pandemic. A non-probability sampling method with a saturated sampling approach was employed, resulting in a sample size of 40 respondents. Multiple linear regression analysis, using SPSS version 22, was conducted to analyze the data. The findings revealed that Knowledge Sharing, Technical Skills, and Entrepreneurial Motivation each had a significant partial effect on IKM Performance (p < 0.05). These results imply that fostering knowledge exchange, enhancing technical competencies, and cultivating entrepreneurial drive can significantly contribute to the performance of IKMs in the face of adverse conditions such as the ongoing pandemic. Such insights are invaluable for policymakers, business owners, and stakeholders seeking to empower IKMs and promote their resilience and sustainability in challenging times.
Highlights:
- The study explores the influence of Knowledge Sharing, Technical Skills, and Entrepreneurial Motivation on the performance of IKMs during the COVID-19 pandemic.
- The research adopts a quantitative approach, utilizing multiple linear regression analysis to examine the relationships between the variables.
- Findings indicate that Knowledge Sharing, Technical Skills, and Entrepreneurial Motivation significantly impact the performance of IKMs, emphasizing the importance of these factors in enhancing IKM resilience and sustainability in challenging times.
Keywords: Knowledge Sharing, Technical Skills, Entrepreneurial Motivation, IKM Performance, COVID-19 Pandemic.
Pendahuluan
Industri Kecil Menengah (IKM) di Indonesia merupakan suatu usaha yang menjadi pilihan bagi rakyat Indonesia ketika pilihan-pilihan lainnya sudah bukan menjadi prioritas, IKM menjadi sektor yang penting diindonesia karena mampu memberikan lapangan pekerjaan yang menjadikan salah satu penghasilan utama bagi rakyat indonesia, sehingga IKM menjadi sumber pendapatan primer dan sekunder bagi banyaknya rumah tangga diindonesia. Selain itu, IKM juga dapat berperan penting dalam perekonomian daerah dan mendorong pertumbuhan ekspor serta menjadi industri pendukung yang memproduksi bermacam-macam kebutuhan bagi perusahaan besar.
Di era pandemi covid-19 saat ini,dimana pada tahun 2019 dunia digemparkan oleh sebuah penyakit baru dengan ciri infeksi paru-paru yang dinamakan dengan corona virus disease-2019, sampai saat ini covid-19 dapat melumpuhkan suatu daerah bahkan negara karena penularannya melalui kontak fisik antar manusia akan tetapi pemerintah daerah tetap berusaha untuk mengembangkan IKM didaerahnya sebagai salah satu usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dimana sektor ekonomi saat ini mengalami penurunan sampai dengan pemberhentian pekerja secara massal, oleh karena itu pemerintah harus mampu membentuk karekteristik sebuah IKM untuk dapat bertahan ditengah wabah virus covid-19 serta mengawasi perkembangan wabah covid-19 ini. Pemerintah daerah mengelola penggunaan sumber daya berdasarkan potensi lokal yang dimilikinya, basis kegiatan IKM didaerah adalah rakyat itu sendiri, dengan mengandalkan potensi lokal yang dapat didayagunakan secara efektif dan efisien akan sangat bermanfaat untuk menunjang kinerja dari sebuah IKM dimasa pandemi covid-19 tersebut, oleh karena itu IKM merupakan salah satu kerangka penting dalam perekonomian nasional, sehingga pemerintah daerah perlu memberikan perhatian yang lebih banyak pada pengembangan IKM. Kinerja suatu IKM menjadi hal yang sangat penting dimasa pandemi covid-19 karena dengan melakukan kinerja yang baik akan menciptakan kualitas yang baik dari sebuah IKM seperti yang dijelaskan oleh [1] bahwa kinerja adalah suatu yang dikerjakan atau produk/jasa yang dihasilkan atau diberikan seseorang atau sekelompok orang [1]
Kinerja yang dilakukan suatu IKM di Indonesia atau di daerah terdapat faktor yang dapat mempengaruhinya, salah satunya yaitu knowledge sharing yang merupakan ilmu berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk saling memajukan terciptanya tujuan dari sebuah IKM yang ada, Menurut [1] knowledge sharing merupakan salah satu metode atau salah satu langkah dalam manajemen pengetahuan yang digunakan untuk memberikan kesempatan kepada anggota suatu kelompok, organisasi, instansi atau perusahaan untuk berbagi ilmu pengetahuan, teknik, pengalaman dan ide yang mereka miliki kepada anggota lainnya [1]. Knowledge sharing disebuah IKM merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong kinerja dari IKM,namun tidak akan mudah dalam menjalankannya dan akan banyak hambatan yang terjadi salah satunya adalah jika dalam penerapan knowledge sharing dilakukan pada sebuah IKM dan tanpa adanya keinginan dari individu untuk saling berbagi pengetahuan maka IKM tidak dapat berkembang untuk itu knowledge sharing dalam sebuah IKM dinilai akan sangat penting dimasa pandemi covid-19 seperti saat ini.
Faktor kedua yang dapat mempengaruhi suatu kinerja sebuah IKM yaitu technical skill. Technical skill merupakan keterampilan teknis yang didapatkan melalui sebuah proses dimana keterampilan selalu ada pada diri manusia atau individu tinggal bagaimana mengasah dan menjalankan proses tersebut, Menurut [2] menjelaskan bahwa kemampuan menunjukkan potensi orang untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan. Kemampuan itu mungkin dimanfaatkan atau mungkin juga tidak. Kemampuan berhubungan erat dengan kemampuan fisik dan mental yang dimiliki orang untuk melaksanakan pekerjaan dan bukan yang ingin dilakukannya[2]. Dari penjelasan menurut peneliti tersebut dapat dijelaskan bahwa ketika seseorang memiliki keterampilan teknis maka akan sangat berpengaruh pada kinerja di suatu IKM yang sedang dilakukannya, tetapi hal itu tidak akan terjadi jika seseorang atau suatu kelompok tidak memiliki kemampuan teknis yang dimiliki, maka kinerja suatu IKM akan menjadi masalah tersendiri yang dihadapi dimasa pandemi covid-19.
Faktor ketiga yang berpengaruh terhadap perubahan kinerja suatu IKM, yaitu entrepreneurial motivation atau motivasi kewirausahaan, suatu wirausaha tidak akan berhasil tanpa adanya motivasi yang dilakukan, menurut [3] mengatakan bahwa motivasi usaha merupakan suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin dalam mencapai tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu[3]. Dalam entrepreneurial motivation yang terjadi di suatu IKM tidak dapat melakukan kinerja yang maksimal ketika tidak adanya dorongan dari diri-sendiri dalam melakukannya sedangkan dimasa pandemi covid-19 sangat diperlukan adanya motivasi yang dapat mendorong seseorang dalam melakukan sebuah usaha untuk memenuhi kebutuhannya.
Berdasarkan dengan latar belakang yang duraikan penulis diatas maka penulis mengajukan judul penelitian yaitu “Pengaruh Knowledge Sharing, Technical Skill, Dan Entrepreneurial Motivation Terhadap Kinerja IKM Dimasa Pandemi Covid-19 Pada Kampung Tempe Dan Tahu Kedung Boto Taman Sidoarjo
Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, menurut [4] yang mengemukakan penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut menguakan angka, mulai daripengumpulan data, penafsiran terhadap dat, penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan hasil data [4]
B. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini berada di tempat kampung pembuatan tempe dan tahu kedungboto yang berada di kecamatan taman kabupaten Sidoarjo.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi : populasi dalam penelitian ini adalah pelaku IKM tempe dan tahu pada kampung kedung boto sejumlah kurang lebih 40 orang, menurut [5] populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan [5]
2. Sampel : sampel penelitian ini menggunakan keseluruan orang/individu sebagai pelaku IKM tempe dan tahu pada kampung kedungboto dengan jumlah 40 orang. Dalam penelitian ini penulis akan mengambil sampel dengan non probability sampling dengan pendekatan sampling jenuh, menurut [6] non probability sampling ialah sebagai Teknik pengumpulan sampel yang tidak memberikan peluang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi sampel, maka sampel penelitian ini menggunakan seluruh jumlah dari populasi penelitian [6]
D. Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari responden berupa kuisioner berisi daftar pertanyaan yang terstruktur dan materinya berhubungan dengan knowledge sharing,technical skill, dan entrepreneurial motivation serta berhubungan dengan kinerja IKM
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu data tersebut diperoleh dari buku-buku literature, catatan, dan bukti yang telah ada tentang informasi yang berkaitan dengan knowledge sharing, technical skill dan entrepreneurial motivation serta kinerja IKM.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuisioner dengan skala likert. Menurut [7] menyatakan bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
F. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Pada pengujian ini menggunakan program aplikasi SPSS Statistic Versi 22
G. Hipotesis
1. Knowledge sharing meningkatkan kinerja IKM pada IKM tempe dan tahu kabupaten sidoarjo dimasa pandemi covid-19
2. Technical skill meningkatkan kinerja IKM pada IKM tempe dan tahu kabupaten sidoarjo dimasa pandemi covid-19
3. Entrepreneurial motivation meningkatkan kinerja IKM tempe dan tahu kabupaten sidoarjo dimasa pandemi covid-19
Hasil dan Pembahasan
Hasil
1. Analisis Data
Analisis regresi linier berganda adalah alat yang digunakan dalam menguji suatu hipotesis. Analisis ini ada untuk mengukur kekuatan hubungan yang tercipta antara variabel bebas dan variabel terikat. Serta menunjukan arah hubungan variabel-variabel yang ada tersebut.
Model | Unstandardized Coefficients | ||
B | Std. Error | ||
1 | (Constant) | 4.436 | 1.005 |
Knowledge sharing | .247 | .089 | |
Technical skill | .328 | .095 | |
Entrepreneurial Motivation | .164 | .074 |
Y= 4,436+0,247X1+0,328X2+0,164X3
Dari penjelasan diatas maka dapat dijadikan kesimpulan untuk diinterpretasikan sebagai berikut:
1.Konstanta=4,436
Konstanta merupakan pengertian variabel terikat jika variabel bebas sama dengan nol atau belum dipengaruhi oleh variabel bebas,hal ini menunjukan variabel yang digunakan dalam model penelitian sebesar konstanta tersebut. Besarnya nilai konstanta adalah 4,436, menunjukan bahwa jika variabel independen yang terdiri dari knowledge sharing, technical skill, dan entrepreneurial motivation=0 atau konstan, maka variabel kinerja IKM adalah sebesar 4,436
2. Koefisien regresi knowledge sharing (X1) =0,247
Nilai koefisien sebesar 0,247 menyatakan bahwa peningkatan knowledge sharing sebesar 1 satuan akan meningkatkan kinerja IKM sebesar 0,247
3. Koefisien regresi technical skill (X2)=0,328
Nilai koefisien sebesar 0,328 menyatakan bahwa peningkatan technical skill sebesar 1 satuan akan meningkatkan kinerja IKM sebesar 0,328
4. Koefisien regresi entrepreneurial motivation (X3)=0,164
Nilai koefisien sebesar 0,164 menyatakan bahwa peningkatan entrepreneurial motivation sebesar 1 satuan akan meningkatkan kinerja IKM sebesar 0,164
5. Hasil analisis regresi linier berganda pada variabel knowledge sharing, technical skill, dan entrepreneurial motivation yang memiliki pengaruh paling signifikan yaitu technical skill dengan nilai koefisien 0,328
2. Uji Parsial (uji t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikan pengaruh variabel bebas secara sendiri-sendiri atau parsial terhadap variabel terikat, pengujian hipotesis secara parsial dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu membandingkan antara nilai thitung dengan ttabel, apabila thitung lebih besar dari pada ttabel berarti terdapat alasan yang kuat bahwa variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, cara selanjutnya adalah dengan melihat uji signifikan, dengan ketentuan jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka terdapat alasan yang kuat bahwa variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Adapun pengujian uji t adalah sebagai berikut:
Coefficients a | ||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | T | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 4.436 | 1.005 | 4.415 | .000 | |
Knowledge sharing | .247 | .089 | .369 | 2.782 | .009 | |
Technical skill | .328 | .095 | .359 | 3.460 | .001 | |
Entrepreneurial Motivation | .164 | .074 | .276 | 2.205 | .034 | |
Dependent Variable: Kinerja IKMSumber: data olahan menggunakan spss versi 22 |
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 5% (0,05) dengan degree of freedom sebesar k = 3 dan df2= n-k-1(40-3-1=36) sehingga diperoleh ttabel sebesar 1,68830 maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Knowledge sharing
Nilai thitung sebesar 2,782 dan ttabel sebesar 1,68830, maka thitung > ttabel (2,782 > 1,68830) sedangkan uji signifikan (0,009) < (0,05) dapat diartikan bahwa variabel independen yaitu knowledge sharing (X1) secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kinerja IKM (Y) pada kampung tempe dan tahu kedung boto taman sidoarjo
2. Technical Skill
Nilai thitung sebesar 3,460 dan ttabel sebesar 1,68830, maka thitung > ttabel (3,460 > 1,68830) sedangkan uji signifikan (0,001) < (0,05) dapat diartikan bahwa variabel independen yaitu technical skill (X2) secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kinerja IKM (Y) pada kampung tempe dan tahu kedung boto taman sidoarjo
3. Entrepreneurial Motivation
Nilai thitung sebesar 2,205 dan ttabel sebesar 1,68830, maka thitung > ttabel (2,205 > 1,68830) sedangkan uji signifikan (0,034) < (0,05) dapat diartikan bahwa variabel independen yaitu entrepreneurial motivation (X3) secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kinerja IKM (Y) pada kampung tempe dan tahu kedung boto taman sidoarjo
3. Koefisien korelasi berganda (R)
Koefisien korelasi berganda ini digunakan untuk menghitung tingkat keeratan pada hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat. Jangkauan nilai R berkisar antara 0 dan 1. Semakin mendekati 1 maka hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat akan sama-sama kuat, dan jika mendekati 0 maka hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat akan semakin lemah atau bahkan tidak ada sama sekali.
Model | R | R Square | AdjustedR Square | Std. Error of the Estimate |
1 | .869a | .755 | .734 | .61715 |
Predictors: (Constant), entrepreneurial motivation, technical skill, knowledge sharingSumber: data olahan menggunakan spss versi 22 |
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa nilai tabel R diperoleh nilai sebesar 0,869 atau jumlahnya mendekati 1. Maka pada nilai tabel R bernilai positif karena terdapat hubungan yang sangat kuat antara variabel bebas yakni knowledge sharing, technical skill, dan entrepreneurial motivation terhadap variabel terikat yakni kinerja IKM
4. Koefisien determinasi berganda (R2)
Koefisien determinasi berganda (R2) digunakan untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Model | R | R Square | AdjustedR Square | Std. Error of the Estimate |
1 | .869a | .755 | .734 | .61715 |
Predictors: (Constant), entrepreneurial motivation, technical skill, knowledge sharingSumber: data olahan menggunakan spss versi 22 |
Dengan melihat tabel diatas dapat disimpulkan bahwa koefisien determinan (R2) pada nilai R square penelitian ini sebesar 0,755 atau 75,5%. Menunjukan bahwa persentase pengaruh yang diberikan oleh variabel knowledge sharing, technical skill, dan entrepreneurial motivation terhadap kinerja ikm memiliki nilai sebesar 75,5% dan menyisakan 24,5% disebabkan variabel lain diluar model yang juga memiliki pengaruh terhadap kinerja IKM
Pembahasan
A. Pengaruh knowledge sharing terhadap kinerja IKM
Hasil analisis penelitian ini menunjukan bahwa knowledge sharing memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja IKM dimasa pandemi covid-19, seperti model knowledge sharing yang ada pada IKM tempe dan tahu kedung boto dengan melakukan ilmu berbagi pengetahuan antara sesama pengrajin tempe dan tahu yang dilakukan pada masa pandemi covid-19 dalam berkomunikasi didalam melakukan pekerjaan maupun saat sudah selesai bekerja, dengan melakukan hal itu maka akan berpengaruh besar pada kinerja IKM yang dimiliki dengan memperhitungkan karakteristik responden berdasarkan usia dan jenis kelamin para pengrajin tempe dan tahu kedung boto taman sidoarjo yang kebanyakan berada diusia 41-50 tahun dengan didominasi oleh laki-laki .
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori [1] yang menyatakan bahwa Dikarenakan Knowledge Sharing merupakan faktor kuat untuk mendorong kinerja karyawan karena karyawan terus di bekali pengetahuan baru tentang pekerjaan yang akan dilakukan maupun pengetahuan umum diluar pekerjaan
Hasil penelitian ini juga relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh [8] yang menyatakan bahwa knowledge sharing berpengaruh positif dalam membentuk kinerja kerja pegawai yang dalam garis besar sama artinya dengan semakin baiknya pelaksanaan knowledge sharing di PT Telkom, maka akan semakin baik pula kinerja yang dimiliki oleh pegawai
B. Pengaruh Technical skill terhadap kinerja IKM
Hasil analisis penelitian ini menunjukan bahwa technical skill memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja IKM dimasa pandemi covid-19, hal ini mengungkapkan bahwa pada model technical skill yang ada pada IKM tempe dan tahu kedung boto membuktikan semakin banyak pelatihan-pelatihan untuk melaksanakan pekerjaan yang didapatkan tanpa hanya mengandalkan kemampuan otodidak yang dilakukan dimasa pandemi covid-19 ini akan mempercepat proses produksi tempe dan tahu dengan memperhitungkan karakteristik responden berdasarkan usia dan jenis kelamin para pengrajin tempe dan tahu kedung boto taman sidoarjo yang kebanyakan berada diusia 41-50 tahun dengan didominasi oleh laki-laki , hal ini lah yang membuat technical skill sangat berpengaruh terhadap kinerja IKM dimasa pandemi covid-19.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh [2] menjelaskan bahwa kemampuan menunjukkan potensi orang untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan. Kemampuan itu mungkin dimanfaatkan atau mungkin juga tidak. Kemampuan berhubungan erat dengan kemampuan fisik dan mental yang dimiliki orang untuk melaksanakan pekerjaan dan bukan yang ingin dilakukannya.
Hasil penelitian [9] menunjukan bahwa technical skill berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja tenaga penjualan, dan hal ini juga dapat menjadi sasaran tentang hubungan tecknical skill dengan kinerja IKM dimasa pandemi covid-19.
C. Pengaruh entrepreneurial motivation terhadap kinerja IKM
Hasil analisis penelitian ini menunjukan bahwa entrepreneurial motivation memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja IKM dimasa pandemi covid-19, hal ini mengungkapkan bahwa pada model entrepreneurial motivation pada IKM tempe dan tahu kedung boto membuktikan semakin tinggi kesadaran motivasi kewirausahaan yang dimiliki pembuat tempe dan tahu dimasa pandemi covid-19 dalam mendorong terciptanya insentif maka akan sangat berpengaruh pada kinerja IKM yang dimiliki dengan memperhitungkan karakteristik responden berdasarkan usia dan jenis kelamin para pengrajin tempe dan tahu kedung boto taman sidoarjo yang kebanyakan berada diusia 41-50 tahun dengan didominasi oleh laki-laki.
Hasil penelitian ini sama seperti yang dikemukakan oleh [10], menjelaskan bahwa katakteristik atau entrepreneurial motivation seorang wirausaha adalah memiliki beberapa atribut individu yang mendukung keputusannya menjadi wirausaha, mampu mengambil risiko, punya keinginan untuk berprestasi, percaya diri, punya motivasi meraih keuntungan, kreatif, dan faktor eksternal lain.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Knowledge sharing berpengaruh terhadap kinerja IKM
2. Technical skill berpengaruh terhadap kinerja IKM
3. Entrepreneurial motivation berpengaruh terhadap kinerja IKM
References
- Memah, L. (2017). Pengaruh Knowledge Sharing Terhadap Kinerja Karyawan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Administrasi Bisnis (Jab), 5(002), 1–9. https://doi.org/10.35797/jab.5.002.2017.15687.
- Djien, L. K. (2020). Pengaruh Technical Skill, Management Skill Dan Entrepreneurship Skill Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pt. Ardendi Jaya Sentosa Di Surabaya. 1–22.
- e. s. d. e. y. Dwi gemina, pengaruh motivasi usaha terhadap keberhasilan usaha dengan kemampuan usaha sebagai variabel mediasi pada industri kecil menengah makanan ringan priangan timur-indonesia, bogor: jurnal manajemen teknologi, 2016.
- Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
- Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta
- Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta
- Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
- Muizu, W. O. Z., Titisari, A., & Sule, E.T. (2018). Peran Knowledge Sharing Terhadap Kinerja Pegawai Perusahaan Telekomunikasi. INOBIS: Jurnal Inovasi Bisnis Dan Manajemen Indonesia, 1(3), 397-406. https://doi.org/10.31842/jurnal-inobis.vli3.45
- Amalia, I., Riyanto, M., & Farouk, U. (2018). Pengaruh interpersonal skill, salesmanship skill, technical skill dan motivasi terhadap kinerja tenaga penjualan pada PT United Tractors Tbk. Admisi & Bisnis, 19(2), 107–118.
- Pranatasari, F. D. (2020). Analisis Pengaruh Entrepreneurial Motivation Terhadap Keputusan Menjadi Seorang Wirausaha. Jurnal Ilmiah Bisnis Dan Ekonomi Asia, 14(1), 26–34. https://doi.org/10.32812/jibeka.v14i1.138