Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.7.2022.3125

Workload, Fatigue, Family Conflict: Impact on Outpatient Medical Workers in Sidoarjo


Beban Kerja, Kelelahan, dan Konflik Keluarga: Dampak pada Tenaga Medis Rawat Jalan di Sidoarjo selama Pandemi Covid-19

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Workload Work Fatigue Family Conflict Outpatient Medical Workers Covid-19

Abstract

This research study aimed to analyze and explain the condition of outpatient medical personnel during the COVID-19 pandemic at a Type D Hospital in Sidoarjo. The study focused on the increasing number of COVID-19 cases among patients and the occurrence of infections among non-medical employees. A quantitative approach was employed, utilizing an interval-level data collection method through observation, questionnaire distribution, and a saturated sample technique involving outpatient medical personnel. The study findings revealed that workload and work fatigue had a positive and significant impact on the performance of medical personnel. Additionally, the level of family conflict was found to have a positive effect on their performance. These results highlight the crucial factors influencing the performance of outpatient medical personnel during the pandemic, emphasizing the need for support and interventions to optimize their well-being and effectiveness in managing the ongoing crisis.

Highlights:

  • Workload and work fatigue significantly impact the performance of medical personnel during the Covid-19 pandemic.
  • The level of family conflict influences the performance of outpatient medical workers.
  • Understanding the effects of workload, work fatigue, and family conflict is crucial for supporting and optimizing the well-being of medical personnel during the pandemic.

Keywords: Workload, Work Fatigue, Family Conflict, Outpatient Medical Workers, Covid-19.

Pendahuluan

Rumah sakit merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang karyawannya biasa disebut dengan tenaga medis. Tenaga Medis merupakan pelayanan kesehatan yang berperan sangat penting di rumah sakit sehingga sumber daya manusia tenaga medis seharusnya lebih diperhatikan dan dilindungi karena agar mampu memberikan pelayanan yang berkualitas terhadap para pasien, terutama kepada tenaga medis. Dalam hal ini, peran tenaga medis sangatlah penting karena berhubungan langsung dengan perkembangan kesehatan pasien. Apabila kinerja tenaga kerja medis memburuk, maka pelayanan atau penanganan terhadap pasien pun ikut memburuk juga dan tidak sesuai dengan harapan perkembangan kesehatan pasien, karena sekecil apapun kesehalan yang dilakukan oleh tenaga medis dapat berakibatan fatal terhadap pasien. Oleh karena itu, diperlukan sistem sumber daya manusia di rumah sakit agar memberikan perhatihan khusus terhadap kondisi dan kinerja tenaga medis.

Pada awal mula tahun 2020 dunia digemparkan oleh virus yang berbahaya yaitu corona virus jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyakit ini disebut Corona Virus Disease (COVID-19). Diketahui awal mula virus ini berasal dari Wuhan, Tiongkok, ditemukan pada akhir desember 2019. Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan telah menyebar secara luas di China dan lebih dari 190 negara dan teritori lainnya(Susilo et al. 2020) [1].

Seiring dengan berjalannya perkembangan penyakit tersebut yang begitu pesat, berbagai masalah pun mulai bermunculan. Perubahan lingkungan kondisi yang begitu pesat dapat meningkatkan tantangan yang akan dihadapi oleh para tenaga medis. Tantangan yang dihadapi tenaga medis tidak terlepas dengan kaitan pekerjaan atau pelayanan kesehatan. Apalagi setelah bermunculan penyakit yang menular, yaitu COVID-19. Permasalahan yang berkembang pun tidak hanya bagaimana ketersediaan sumber daya manusia rumah sakit yang keterbatasan dalam memberikan penanganan, tetapi tenaga medis juga harus mempersiapkan mental dan berbagai konflik, karena dapat menyebabkan keenganan untuk mendapatkan pertolongan atas permasalahannya sendiri. Permasalahan yang akan dihadapi tenaga medis sangatlah berat yaitu Penurunan Beban Kerja, Rendahnya Kelelahan Kerja, dan Redahnya Konflik Keluarga, karena penyakit yang menular ini.

Menjalankan salah satu pekerjaan merupakan suatu tuntutan tugas yang bagian dari aspek Penurunan Beban Kerja. Jika kinerja pekerjaan lebih tinggi dari pada tuntutan pekerjaan maka akan menimbulkan rasa bosan, begitupan sebaliknya jika tenaga kinerja pekerjaan lebih rendah daripada tuntutan pekerjaan maka akan menimbulkan rasa kelelahan yang berlebihan. Kondisi ini tentu akan berimbas pada sisi kondisi para tenaga medis sehingga merasakan kelelahan. Apabila hal ini dapat terjadi terus-menerus, maka secara tidak langsung dapat mempengaruhui kinerja karyawan yang akan berdampak pada perusahaan tersebut. Sedangkan melakukan suatu pekerjaan dilihat dari kondisi tenaga pekerjaan tersebut. Sebagai tenaga medis di rumah sakit menjalankan salah satu pekerjaan karena tuntutan bukan hanya muncul dari kondisi Penurunan Beban Kerja dan kelelahan berlebihan saja tetapi tingkat konflik di dalam keluarganya pun juga ikut muncul, karena tenaga medis melayani pasiennya ada yang tidak berbahaya hingga berbahaya yang dapat menular ke tenaga medis tersebut.

Tenaga medis di Rumah Sakit X Tipe D di Sidoarjo yang belum siap dalam penangan pasien COVID-19, ada beberapa tenaga medis yang dinyatakan terpapar virus akibat awal mula munculnya COVID-19 tersebut karena belum ada kesiapan bagi tenaga medis untuk menangani virus tanpa gejala, mengakibatkan timbul Penurunan Beban Kerja yang di rasakan pada tenaga medis. Seringi berjalannya perkembangan virus tersebut tenaga medis yang menganani pasien virus tanpa gejala yang belum pasti akan mempengaruhi kinerja tenaga medis karena merasa kelelahan akibat perlengkapan Alat Perlindung Diri (APD) yang digunakan para tenaga medis.

Kinerja karyawan adalah salah satu hal yang sangat penting bagi rumah sakit. Menurut (Enrico 2020) [2] Kinerja karyawan pada dasarnya merupakan bahwa sesuatu yang dapat dikerjakan atau tidak dapat dikerjakan pada karyawan, sehingga dapat mempengaruhi seberapa banyak karyawan memberikan kontribusi kepada instansi atau organisasi terhadap pelayanan kualitas yang dikerjakan. Maka dari itu, perusahaan perlu mengetahui dan memperhatikan kinerja karyawan tersebut. Dalam upaya cara mempertahankan dan meningkatkan kinerja suatu perusahaan, maka didalamnya memerlukan peran seorang manajemen sumber daya manusia.

Ada berbagai usaha untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam hal ini tenaga medis yaitu dengan memperhatikan kondisi kerja karyawan. Menurut (Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara No. Kep 75 2004) [3] mengartikan suatu beban kerja sebagai sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. Dalam penelitian (Limantara 2020) [4] menyatakan bahwa Penurunan Beban Kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan / unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dam norma waktu. Dengan demikian pengertian Penurunan Beban Kerja adalah tanggung jawab berupa tugas adalah pekerjaan yang diberikan kepada pemegang jabatan dan harus diselesaikan dalam jangka waktu yang telah diberikan.

Tenaga medis selain merasakan Penurunan Beban Kerja dalam pekerjaanya adapula yang merasakan Rendahnya Kelelahan Kerja. Rendahnya Kelelahan Kerja mempenaruhi kinerja para tenaga medis. Menurut (Boy et al. 2020) [5] menyatakan bahwa variabel Rendahnya Kelelahan Kerja merupakan suatu keadaan yang dapat menurunkan efisiensi dan tenaga dalam bekerja, Rendahnya Kelelahan Kerja dapat membuat menurunnya kinerja dan dapat meningkatkan kesalahan pada saat bekerja. Rendahnya Kelelahan Kerja tidak akan dapat didefenisikan dengan jelas tetapi hanya akan dapat dirasakan melalui perasaan Rendahnya Kelelahan Kerja dan disertai timbul adanya perubahan waktu reaksi yang menonjol secara indikator perasaan Rendahnya Kelelahan Kerja ataupun waktu yang digunakan dapat digunakan untuk mengetahui adanya Rendahnya Kelelahan Kerja.

Kelelahan dapat diartikans dari suatu kondisi menurunnya efisiensi, kinerja bekerja dan berkurangnya suatu tenaga atau ketahanan fisik tubuh untuk melanjutkan suaut kegiatan yang harus dilakukan. Perasaan kelelahan tidak hanya dirasakan setelah melakukan pekerjaan, tetapi juga saat melakukan pekerjaan atau bahkan sebelum melakukan pekerjaan. Kelelahan yang terjadi secara terus menerus mengakibatkan kelelahan kronis (Harahap 2018) [6].

Redahnya Konflik Keluarga termasuk mempengaruhui kinerja para karyawan, karena jika karyawan memiliki konflik dikeluarga maka akan mempengaruhui kinerja karyawan, karena yang ada pada pikiran karyawan tidak hanya pada pekerjaan tetapi pada keluarga juga. Konflik kerja keluarga menjadi salah satu hal yang sangat penting diperhatikan, karena seseorang pegawai dengan peran ganda jika mereka tidak mampu menyeimbangkan antara peran pekerjaan dengan peran keluarga akan dapat meningkatkan suatu konflik antara kedua peran tersebut (Jamadin et al. 2015). [7] Ada pula penelitian menurut (Afrilia and Utami 2018) [8] Work-family conflict juga sering terjadi apabila dalam pekerjaan menuntut lebih atau membutuhkan lebih banyak perhatian dari pada peran dalam keluarga. Memungkinkan pada konflik ini menimbulkan berbagai muncul masalah yang dapat mempengaruhi kehidupan keluarga dan pekerjaan wanita tersebut, di salah satu sisi wanita dituntut untuk bertanggung jawab dalam mengurus dan membimbing keluarganya secara baik, di satu sisi lain wanita sebagai seorang pekerja dan wanita dituntut untuk bekerja sesuai dengan standar kinerja kerja yang baik untuk perusahaan. Namun, tidak semua dari wanita pekerja dapat bisa menyesuaikan perannya dalam pekerjaan dengan peran dalam keluarga, yang akan berujung terjadinya work-family conflict.

Kondisi tersebut tidak mampu untuk melawan keterbatasannya, inilah yang akan menimbulkan frustasi, konflik gelisah dan rasa bersalah. Beberapa permasalahan diatas berhubungan dengan menurunnya kinerja karyawan yang berakibatan karyawan tersebut juga sering pulang rumah terlambat kerena banyak tugas yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Penurunan Beban Kerja yang dialami oleh karyawan dapat menimbulkan kerugian terhadap suatu perusahaan, karena akan menurunkan penghasilan sehingga menyebabkan biaya yang bertambah besar.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan tenaga medis di rumah sakit X kota sidoarjo, sejumlah 43 orang. Sampel dalam penelitian oiini menggunakan total sampling yaitu jumlah populasi penelitian atau keseluruhan tenaga medis rawat jalan, sebanyak 43 orang responden. Dengan kreteria keseluruhan tenaga medis rawat jalan rumah sakit X kota sidoarjo.

Uji validitas dan reliabilitas telah dilakukan penelitian pada bulan Agustus – September 2021 dirumah sakit X dengan tipe D terhadap 43 orang responden. Berdasarkan hasil uji valid dan reliabilitas didapatkan pada variabel beban kerja dengan item penyataan 9 dan hasil cronbach alpa = 0,957, variabel kelelahan kerja dengan item pernyataan 15 dan hasil cronbach alpa 0,952, variabel tingkat konflik keluarga dengan item pernyataan 8 dan hasil cronbach alpa 0,931, dan variabel kinerja dengan item pernyataan 9 dan hasil cronbach alpa 0,927.

Analisis data digunakan untuk mengetahui gambaran karakteristik responden serta distribusi frekuensi dan presentase data variabel bebas yaitu beban kerja, kelelahan kerja dan tingkat konflik keluarga, dan variabel terikat kinerja tenaga medis pada rumah sakit x kota sidoarjo. Pengelolahan data penelitian adalah menggunakan dengan pendekatan statistic. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji analisis kolerasi R Square dan path coefficient menggunakan program smratpls versi 3.

Hasil dan Pembahasan

Karakteristik responden yang ditampilkan dalam penelitian ini meliputi usia dan jenis kelamin.

No. Variabel Frekuensi Presentase
Usia
1. 20-30 20 46,5%
2. 30-40 23 53.5%
Jenis Kelamin
1. Perempuan 29 67,5%
2. Laki-Laki 14 32,5%
Total 43 100,0%
Table 1.Responden Berdasarkan Karakteristik Tenaga Medis Di Sidoarjo Tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa jumlah responden terbanyak memiliki usia antara 30-40 tahun yaitu sebanyak 53,5%, untuk perempuan sebanyak 67,5%.

1. Reliability dan Validity First Order

Cronbach's Alpha rho_A Composite Reliability Average Variance Extracted (AVE)
X1.1 0,908 0,910 0,936 0,785
X1.2 0,922 0,927 0,951 0,866
X1.3 0,905 0,906 0,955 0,913
X2.1 0,903 0,905 0,939 0,837
X2.2 0,960 0,962 0,968 0,835
X2.3 0,963 0,968 0,970 0,845
X3.1 0,864 0,864 0,917 0,787
X3.2 0,836 0,863 0,901 0,752
X3.3 0,792 0,800 0,906 0,827
Y1 0,793 0,827 0,880 0,712
Y2 0,793 0,855 0,904 0,825
Y3 0,880 0,882 0,918 0,737
Table 2.Reliability dan Validity First Order

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa Reliability dan validity pada first order valid semua nilainya diatas 0,5.

2. Reliability dan Validity Second Order Stage Approach

Cronbach's Alpha rho_A Composite Reliability Average Variance Extracted (AVE)
Beban Kerja 0,957 0,957 0,972 0,921
Kelelahan Kerja 0,952 0,984 0,969 0,913
Konflik Keluarga 0,931 0,939 0,956 0,878
Kinerja 0,927 0,968 0,953 0,871
Table 3.Reliability dan Validity Second Order Stage Approach

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa Reliability dan validity pada second Order stage approach valid semua nilainya diatas 0,5.

3. Uji Hipotesis

T Statistic P Values Ket.
Penurunan Beban Kerja -> Kinerja 3,071 0,004 Sig.
Rendahnya Kelelahan Kerja -> Kinerja 1,332 0,190 Tidak Sig
Rendahnya Konflik Keluarga -> Kinerja 3,909 0,000 Sig.
Table 4.Hasil Hipotesis

Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat ada beberapa yang signifikan dan tidak signifikan. Berikut data empiris yang telah dilakukan terhadap hipotesis :

1. Pengaruh Penurunan Beban Kerja terhadap Kinerja Tenaga Medis Rawat Jalan Selama Pandemi Covid-19

Kontruks eksogen Penurunan Beban Kerja memiliki pengaruh positif yang signifikansi dengan kontruks kinerja. Oleh karena itu, hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Penurunan Beban Kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja terbukti kebenaranya.

Berdasarkan hasil perhitungan statistic uji PLS-SEM, dapat ditarik kesimpulannya bahwa berpengaruh terhadap variable kinerja tenaga medis rawat jalan selama pandemic covid-19 di Sidoarjo. Sehingga hasil hipotesis dalam penelitian ini diterima. Berdasarkan dari Hal ini menunjukan bahwa tenaga medis yang merasakan beban kerja yang tinggi tidak akan mempengaruhui kinerja tenaga medis pada saat bekerja selama pandemic covid-19 dan dapat dilihat dari pasien yang ingin duluan disaat dokter lagi ada penangan yang darurat atau dari pasien yang menginginkan sesuatu dan adapula permasalahan diluar dugaan dan dengan seringinnya jumlahnya pasien yang makin banyak yang mengakibatkan tenaga medis harus benar-benar konsentrasi, dan tidak merasa bingung dan lain sebagainya, beban-beban yang dirasakan semuanya oleh tenaga medis tidak mempengaruhui kinerjanya sama sekali.

Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh (Chandra, Nawawi, & Simanjutak, Jurnal Kesmas Prima Indonesia, 2020) [9] dan (Enrico, Universitas Medan Area, 2020) [10] yang membuktikan bahwa Penurunan Beban Kerja berpengaruh positif terhadap kinerja.

2. Pengaruh Kelelahan Kerja Terhadap Kinerja Tenaga Medis Rawat Jalan Selama Pandemi Covid-19

Kontruks eksogen Rendahnya Kelelahan Kerja tidak memiliki pengaruh positif yang signifikansi dengan kontruks kinerja. Oleh karena itu, hipotesis kedua yang menyatakan bahwa kelalahan kerja memiliki tidak pengaruh positif terhadap kinerja dan tidak terbukti kebenaranya.

Berdasarkan hasil perhitungan statistic uji PLS-SEM, dapat ditarik kesimpulannya bahwa variabel rendahnya kelelahan kerja berpengaruh terhadap variabel kinerja tenaga medis rawat jalan selama pandemic covid-19 di Sidoarjo. Sehingga hasil hipotesis dalam penelitian ini tidak diterima. Hal ini menunjukan bahwa tenaga medis pada saat bekerja selama pandemic ini merasakan kelelahan yang sangat tinggi dan dapat mempengaruhui kinerja tenaga medis pada saat bekerja selama pandemic covid-19 dan dapat dilihat pada saat pelayan terhadap pasien yang bekerja sudah begitu optimal dan masih saja ada yang meminta obat pusing atau mual atau lambung atau obat nyeri atau kadang minta tolong temannya untuk disuntikan vitamin agar tidak letih atau lebih semangat lagi untuk menjalankan pekerjaannya, dan kurangnya motivasi, perhatian dan feed back antara tenaga medis atau para pekerja dengan pemilik atau atasanya kurang begitu baik dan bekerja hanya sesuai keinginannya saja.

Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh (Chandra, Nawawi, & Simanjutak, Jurnal Kesmas Prima Indonesia, 2020) [11] yang membuktikan bahwa Penurunan Beban Kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja.

3. Pengaruh Tingkat Konflik Keluarga Terhadap Kinerja Tenaga Medis Selama Pandemi Covid19

Kontruks eksogen Redahnya Konflik Keluarga memiliki pengaruh positif yang signifikansi dengan kontruks kinerja. Oleh karena itu, hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa Rendahnya Konflik Keluarga memiliki pengaruh positif terhadap kinerja terbukti kebenaranya.

Berdasarkan dari hasil perhitungan statistic uji PLS-SEM, dapat ditarik kesimpulannya bahwa rendahnya tingkat konflik keluarga tidak berpengaruh terhadap kinerja tenaga medis rawat jalan, sehingga hasil hipotesis pada penelitian ini diterima. Hal ini menunjukan bahwa variabel tingkat konflik keluarga tidak berpengaruh terhadap kinerja tenaga medis pada saat bekerja selama pandemic covid-19 dapat dilihat pada saat ada problem didalam keluarganya atau ada masalah dengan pasien tidak mempengaruhui kinerjanya selama pelayanan.

Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh (Ninla, 2019) [12] yang membuktikan bahwa Penurunan Beban Kerja berpengaruh positif terhadap kinerja.

Simpulan

Bagi rumah sakit, sumber daya manusia adalah kekuatan utama agar bisnis tersebut berjalan dengan lancar dan dapat bersaing didunia bisnis. Perpindahan karyawan menjadi hal yang berpengaruh bagi pelayanan rumah sakit. Temuan penelitian ini menghasilkan bahwa Penurunan Beban Kerja, Rendahnya Kelelahan Kerja, dan Redahnya Konflik Keluarga merupakan faktor-faktor yang sangat penting yang biasa dijadikan permasalahan dalam pelayanan rumah sakit.

Pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh Penurunan Beban Kerja, kelalahan kerja, dan Redahnya Konflik Keluarga terhadap kinerja tenaga medis rawat jalan. Dalam hal ini untuk menganalisa hubungan antara variabel, penelitian ini menggunakan SmartPLS 3. Berdasarkan dari analisa serta pembahasan pada bagian atau bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut :

  1. Hasil uji hepotesis pertama menunjukan bahwa adanya hubungan positif anatar Penurunan Beban Kerja dengan kinerja. Hal ini menunjukan bahwa Penurunan Beban Kerja tenaga medis rawat jalan dapat mempengaruhui kinerja tenaga medis rawat jalan selama dalam pelayanan.
  2. Hasil uji hepotesis kedua menunjukan bahwa tidak adanya hubungan yang positif antara Rendahnya Kelelahan Kerja terhadap kinerja. Hal ini menunjukan bahwa Rendahnya Kelelahan Kerja pada tenaga medis rawat jalan tidak mempengaruhui kinerja tenaga medis rawat jalan selama dalam pelayanan.
  3. Hasil uji hepotesis ketiga menunjukan bahwa terdapat adanya hubungan positif antara Redahnya Konflik Keluarga terhadap kinerja. Hal ini menunjukan bahwa Redahnya Konflik Keluarga mempengaruhui kinerja tenaga medis rawat jalan selama dalam pelayanan.

Penelitian ini mengungkapkan bahwa Penurunan Beban Kerja, Rendahnya Kelelahan Kerja, dan Rendahnya Konflik Keluarga dapat mempengaruhui kinerja tenaga medis selama pelayanan terhadap pasien ataupun keluarga pasien, sehingga dapat mengurangi keunggulan rumah sakit.

References

  1. Afrilia, Lisa Dwi, and Hamidah Nayati Utami. 2018. “Pengaruh Work-Family Conflict Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja (Studi Pada Karyawan Wanita Rumah Sakit Permata Bunda Malang).” Jurnal Administrasi Bisnis 55 (2): 48–56. Malang : Universitas Brawijaya.
  2. Asdyanti, Raldina. 2012. “Analisis Hubungan Penurunan Beban Kerja Mental Dengan Kinerja Karyawan Departemen Contract Category Management Di Chevron Indoasia Business Unit,” 124.
  3. Boy, Perry, Chandra Siahaan, Bara Mega, and Mafe Robbi Simanjuntak. 2020. “Hubungan Penurunan Beban Kerja Dengan Rendahnya Kelelahan Kerja Pada Perawat Di Gedung Instalasi Rawat Inap Terpadu.” Jurnal Kesmas Prima Indonesia 2 (8): 46–50.
  4. Enrico, Ivan. 2020. “Permata Bunda Medan Skripsi Oleh : Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Medan Area Medan.”
  5. Harahap, Lisa Khoiriah. 2018. “Pengaruh Stress Kerja Dan Lama Kerja Terhadap Tingkat Kelelahan Karyawan Di Pt Zaitun Indo Citra Perkasa Medan.”
  6. Hastutiningsih, Artha Tri. 2018. “Pengaruh Penurunan Beban Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dimensi Stres Kerja (Study Pada PT. MSV Pictures Yogyakarta).” Tesis UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA, 1–197.
  7. Jamadin, Nurnazirah, Samsiah Mohamad, Zurwina Syarkawi, and Fauziah Noordin. 2015. “Work - Family Conflict and Stress: Evidence from Malaysia.” Journal of Economics, Business and Management 3 (2): 309–12. 2015.v3.200.
  8. Jenggawah, Negeri, Studi Pada, Keterampilan Berpikir, Kritis Dan, and Motivasi Belajar. 2010. Digital Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember Jember Digital Jember Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember. Jember : Universitas Jember
  9. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara No. Kep 75. 2004. “Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Penurunan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil,” 1–43.
  10. Limantara, H. 2020. Dampak Jumlah Karyawan Dan Penurunan Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Lion Parcel Beruntung Jaya Banjarmasin. Banjarmasin.
  11. Ninla Elmawati Falabiba. 2019. “Pengaruh Konflik Peran Ganda, Kelelahan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawati Divisi Handpack Pada PT. Penmas Nusa Prima Malang”. Jember : Universitas Jember
  12. Susilo, Adityo, Cleopas Martin Rumende, Ceva Wicaksono Pitoyo, Widayat Djoko Santoso, Mira Yulianti, [12]Herikurniawan Herikurniawan, Robert Sinto, et al. 2020. “Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini.” Jurnal Penyakit Dalam Indonesia 7 (1): 45.