Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.4.2021.3066

The Effect of the Video Demonstration Method on Students' Understanding of Fiqh Subjects for Fardhu Prayer Materials at Madrasah Ibtidaiyah During the Covid-19 Pandemic


Pengaruh Metode Demonstrasi Melalui Video Terhadap Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Materi Sholat Fardhu Di Madrasah Ibtidaiyah Saat Pandemi Covid-19

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

metode demonstrasi video pemahaman siswa

Abstract

This study aims to determine the effect of learning using the demonstration method on student understanding and how much influence it has. With the selection of methods that are in accordance with the characteristics of the subject matter, it is expected to increase students' understanding so as to reduce the occurrence of verbalism. This type of research is quantitative with a quasi-experimental method consisting of an experimental class and a control class. The sample in each class is 10. The data collection technique uses a test, namely an objective test of 10 questions and a subjective test of 5 questions. The results showed that the effect of the demonstration method on students' understanding which can be seen from the analysis of the "Independent Samples Test" in the "Equal variances assumed" section, it was known that the Sig (2-tailed) value was 0.319 > 0.05, so as the basis for decision making, it can be concluded that Ha is rejected and Ho is accepted which means that there is no significant effect on the application of the demonstration method through video learning on student understanding at MI A-Taqwa Sidoarjo during the covid-19 pandemic.

Pendahuluan

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, terdapat beberapa komponen yang saling berkaitan. Komponen tersebut meliputi; tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Metode pembelajaran sebagai suatu cara untuk menyajikan materi pelajaran kepada siswa [1].

Metode pembelajaran Fiqih yaitu cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi Fiqih kepada siswa dengan menggunakan satu metode atau lebih. Tanpa adanya metode, maka materi Fiqih yang disampaikan tidak bisa berjalan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran [2]. Menurut Usman, ada beberapa metode yang dapat diterapkan oleh guru Fiqih dalam menyampaikan materi pembelajaran, diantaranya metode ceramah, metode diskusi, metode demonstrasi, metode sosio drama, dan metode pemberian tugas belajar (resitasi) [3].

Mata pelajaran Fiqih merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam yang distandardisasi dalam Standar Isi (SI) di tingkat Madrasah Ibtidaiyah [4]. Fiqih ini banyak membahas tentang hukum yang mengatur hubungan manusia dengan pencipta-Nya, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan lingkungannya [5]. Melalui bidang studi ini, siswa diharapkan agar tidak lepas dari norma-norma agama dan bisa menjalankan aturan-aturan sesuai dengan syari’at Islam. Agar mata pelajaran Fiqih pada materi sholat fardhu ini dapat dipahami dan diaplikasikan secara benar oleh siswa, maka guru harus menyampaikan materi tersebut dengan menggunakan metode yang tepat [6].

Dalam istilah Al-Qur’an dan Hadits fiqih yaitu pengetahuan tentang kaidah agama Islam berkaitan dengan perintah dan larangan Allah SWT berdasarkan hukum Islam yang ada. Fiqih merupakan ilmu yang mempelajari tentang syari’at Islam bersumber pada dalil-dalil terperinci yang sudah dikaji oleh beberapa pendapat ulama [7]. Jadi, pembelajaran Fiqih yaitu proses interaksi antara guru dan siswa untuk mengembangkan kreatifitas berfikir siswa dalam bidang syari’at Islam bersumber pada dalil-dalil yang rinci.

Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu pendidikan formal yang memiliki tugas penting untuk menyampaikan pembelajaran Fiqih. Pembelajaran Fiqih dalam kurikulum 2013 ini terdapat pokok materi sholat fardhu yang secara umum bertujuan agar siswa dapat mengetahui hakikat sholat dan dapat mempraktekan sholat fardhu dengan benar [8]. Sholat merupakan rukun Islam yang kedua. Sholat wajib dikerjakan oleh setiap muslim yang baligh dan berakal. Sehingga apabila seorang muslim tidak melaksanakannya akan terancam mendapat azab yang pedih dari Allah SWT. Sholat juga merupakan amalan yang pertama kali dihisab pada hari Kiamat. Allah telah mewajibkan pada hambanya untuk melaksanakan sholat wajib 5 waktu dalam sehari.

Banyak Firman Allah SWT yang menerangkan mengenai perintah melaksanakan sholat. Salah satunya seperti yang ada dalam QS. Al-Baqarah ayat 43 yang artinya “Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk”.

Mengajarkan sholat berarti melatih anak untuk memenuhi syarat dan rukun sholat serta menghafal bacaan-bacaan sholat. Pembelajaran tentang sholat di rumah diberikan oleh orangtua, sedangkan pembelajaran sholat di sekolah diberikan oleh guru. Supaya pelaksanaan sholat bisa berlangsung dengan baik perlu dilakukan kerjasama antara orangtua siswa dan juga guru [9].

Demikian hal nya di MI At-Taqwa Sidoarjo terdapat pembelajaran materi pokok sholat fardhu di kelas II. Guru sebagai pendidik dituntut supaya dapat menyampaikan materi dengan baik agar siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Karena tujuan utama dari materi ini yaitu siswa mampu mengetahui syarat-syarat, rukun, dan hal-hal yang membatalkan sholat fardhu, menghafal bacaan-bacaan dalam sholat, serta mempraktekkan sholat fardhu dengan benar sesuai ajaran Rasulullah SAW.

Guru sebagai pendidik berperan penting untuk bisa mewujudkan tujuan tersebut. Oleh karena itu, sebelum mengajar hendaknya guru membuat perencanaan sebaik mungkin agar kualitas mengajar juga baik sehingga output siswa dapat maksimal. Guru sebisa mungkin menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif. Salah satu usahanya yaitu memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di kelas II MI At-Taqwa diperoleh informasi bahwa adanya pandemi covid-19 ini, sekolah menyesuaikan dengan keputusan pemerintah sebagai usaha untuk memutus rantai penyebaran covid-19 agar beraktifitas di rumah, bekerja dari rumah, beribadah dari rumah, dan belajar dari rumah. Kebijakan tersebut melahirkan situasi baru yang salah satunya yaitu situasi dalam dunia pendidikan [10]. Jika sebelum pandemi pembelajaran dilakukan secara tatap muka, saat pandemi mengharuskan pembelajaran dilakukan jarak jauh (daring) sehingga hal tersebut berpengaruh pada cara penyampaian pembelajaran. Metode yang digunakan oleh guru saat menyampaikan materi sholat fardhu yaitu mengolaborasi antara metode ceramah dan metode pemberian tugas belajar (resitasi). Jadi, guru memerintahkan kepada siswa untuk membaca buku paket dan mengerjakan soal-soal yang tersaji dalam LKS Fiqih. Sehingga, ditemukan permasalahan diantaranya; metode yang digunakan oleh guru masih kurang efektif karena pembelajaran bersifat teacher center yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru. Sedangkan yang kita ketahui saat ini, pembelajaran ditekankan untuk bersifat student center supaya siswa ini dapat berkembang secara aktif.

Dari uraian permasalahan diatas, melihat kondisi pembelajaran full daring yang diterapkan di sekolah peneliti memutuskan untuk menggunakan metode demonstrasi ini melalui video pembelajaran. Penelitian ini berfokus pada gerakan sholat dan bacaan-bacaan yang ada dalam sholat. KKM pada mata pelajaran fiqih adalah 90. Tingginya nilai KKM yang diterapkan di sekolah ini dikarenakan ibadah sholat menjadi pondasi dasar bagi siswa dalam menjalankan rukun Islam yang ke dua. Pada dasarnya siswa sudah mengetahui tentang gerakan sholat (C1) namun banyak siswa yang belum paham dalam menerapkan gerakan dan bacaan yang benar dalam sholat (C2 dan C3). Maksud dari C1, C2 dan C3 adalah tujuan pendidikan pada ranah kognitif. Hal tersebut sesuai dengan taksonomi yang dirancang oleh Benjamin S. Bloom [11]

Terdapat penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik ini diantaranya skripsi Mela Fauziyah (2018) dengan judul “Pengaruh Metode Demonstrasi terhadap Hasil Belajar Fiqih di SD Islam Al-Hilal Kota Bekasi”. Skripsi ini meneliti tentang sejauh manakah pengaruh metode demonstrasi terhadap hasil belajar fiqih siswa. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode quasi eksperimen atau eksperimen semu desain ini mempunyai kelompok kontrol dan eksperimen. Hasil penelitiannya yaitu terdapat pengaruh metode demonstrasi dengan hasil belajar fiqih siswa. Semakin diterapkan metode demonstrasi semakin tinggi hasil belajar siswa [12]. Kemudian skripsi Nur Latifah (2020) dengan judul “Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi Terhadap Kemampuan Praktik Sholat Fardhu Pada Siswa SD Negeri 3 Mengandungsari Kecamatan Sekampung Udik”. Skripsi ini meneliti tentang sejauh manakah pengaruh penggunaan metode demonstrasi terhadap kemampuan praktik sholat fardhu. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode demonstrasi terhadap kemampuan praktik shalat siswa di SD Negeri 3 Mengandungsari Kecamatan Sekampung Udik [13].

Berdasarkan beberapa penelitian yang relevan diatas meskipunterdapat tema yang sama yakni tentang pengaruh metode demonstrasi saat di terapkan pada pembelajaran Fiqih. Namun dalam penelitian ini terdapat pula perbedaannya, yaitu tempat penelitian dan penerapan metode demonstrasi di masa pandemi covid-19 sehingga metode demonstrasi dilakukan melalui video pembelajaran. Penelitiansebelumnya dapat saya pahami bahwa pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi saat pembelajaran tatap muka berpengaruh secara signifikan pada hasil belajar siswa.

Metode demonstrasi merupakan suatu metode mengajar dengan memperagakan suatu peristiwa, aturan, benda, dan urutan dalam melakukan kegiatan baik secara langsung ataupun tidak langsung (melalui media) [14]. Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, di antaranya: 1) Dapat menghindari verbalisme, 2) Proses pembelajaran bisa menjadi lebih aktif dan menarik, 3) Demonstrasi seringkali mudah teringat karena siswa memperoleh pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapan dan keterampilan. Di samping memiliki kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki kekurangan, yaitu 1) Sulit dimengerti apabila guru kurang menguasai apa yang didemonstrasikan, 2) Memerlukan persiapan yang lebih matang, 3) Tidak semua benda dapat didemonstraskan [15]. Penggunaan metode demonstrasi ini cocok digunakan saat membahas materi tentang praktik sholat pada mata pelajaran Fiqih. Di dalam penelitian ini metode demonstrasi melalui media pembelajaran berupa video dikarenakan adanya pandemi covid-19 sehingga pembelajaran dilaksanakan jarak jauh. Media pembelajaran merupakan sarana yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian sekaligus minat siswa sehingga dapat mencapai kompetensi siswa yang diharapkan secara berkualitas. Di dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) kepada penerima (siswa) [16]. Menurut Kustandi & Sutjipto (2013) video merupakan alat yang dapat menyajikan informasi, memaparkan proses terjadinya sesuatu, dan dapat menjelaskan konsep yang rumit [17]. Menurut Riyana (2007) penggunaan video sebagai media pembelajaran ini memiliki tujuan untuk memperjelas dan mempermudah saat menyampaikan pesan, mengatasi jarak dan waktu serta dapat digunakana secara tepat dan bervariasi [18]. Video merupakan media audio-visual yang dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan suatu gagasanatau ide secara menaraik dan interaktif sehingga dapat menarik perhatian siswa [19]. Jadi, video pembelajaran yang dimaksudkan adalah siswa melihat secara langsung praktek video yang diberikan oleh guru dan guru dapat mengevaluasi sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi dengan melihat siswa praktek sholat melalui video. Pemahaman menurut Benyamin S. Bloom yaitu kemampuan yng dimiliki seseorang untuk memahami setelah ia mengetahui atau mengingatnya. Bloom mengklasifikasikan tujuan pendidikan ke dalam bentuk 3 ranah yaitu, kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Menurut Kuswana (2012) tolak ukur awal keberhasilan dari suatu pembelajaran yaitu tercapainya tujuan instruksional khusus. Secara proseduralnya, siswa dapat dikatakan berhasil dalam belajar ketika dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, baik melalui tanya jawab atau melalui tes yang hasilnya berpatokan pada KKM [20]. Mata pelajaran Fiqih merupakan salah satu bagian dari Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang cara-cara manusia beribadah kepada Allah, selain itu juga mengatur kehidupan sesama manusia, dan alam sekitar yang mengarah pada pengenalan, pemahaman, penghafalan, serta pengamalan Fiqih dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan syariat hukum Islam [21].

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dengan menggunakan metode quasi eksperimen atau biasa disebut dengan eksperimen semuyang terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya dalam mengontrol variable-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen [22].

Rancangan metode penelitian quasi ekperimen ini dengan pendekatan The Non Equivalent Control Grup yang berarti bahwa penelitian ini dilakuka dengan cara memberikan pre testterlebih dahulu sebelum responden diberikan perlakuan, kemudian kelompok eksperimen diberikan perlakuan, lalu diberikan post test. Dalam penelitian eksperimen ini, peneliti mengajukan hipotesis yang menyatakan sifat dari hubungan antar variabel. Penelitian ekmerimen yang sederhana terdiri dari 3 ciri pokok, yaitu: (1) terdapat variabel bebas yang dimanipulasikan (2) terdapat pengendalian/pengontrolan semua variabel bebas (3) adanya pengamatan/pengukuran terhadap variabel terikat sebagai efek dari variabel bebas [23].

Desain penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Kelompok Pre-Test Perlakuan Post-Test
Eksperimen T1 X1 T2
Kontrol X2
Table 1.Desain Penelitian

Keterangan:

X1 : Pembelajaran dengan metode demonstrasi

X2 : Pembelajaran dengan metode ceramah

Pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive sampling, pengumpulan data didapat dari wawancara dan hasil test , analisis data bersifat kuantitatif/statistik yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu, uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t.

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pre-Test Eksperimen 10 66 100 88.00 10.285
Post-Test Eksperimen 10 80 100 92.80 8.548
Pre-Test Kontrol 10 66 100 83.80 10.433
Post-Test Kontrol 10 74 100 88.60 9.755
Valid N (listwise) 10
Table 2.Deskriptif Statistik

Dapat diketahui, pre-test pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 88,00 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 66. Post-test pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 92,80 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 80. Pre-test pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata sebesar 83,80 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 66. Post-test pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata sebesar 88,60 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 74.

1. Uji Normalitas

Data dari hasil post test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol di uji normalitas untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Hasil dari uji normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Kelas Eksperimen .223 10 .173 .910 10 .284
Kelas Kontrol .168 10 .200* .964 10 .828
Table 3.Uji Normalitas

Berdasarkan output di atas diketahui nilai signifikansi (Sig.) Untuk semua data baik pada uji kolmogrov-smirnov maupun uji shapiro-wilk > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdisribusi normal. Karena data penelitian berdistribusi normal, maka dapat dilanjutkan dengan uji homogenitas.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua sampel memiliki karakteristik yang sama atau tidak. Adapun hasil uji homogenitas nilai hasil post-test adalah sebagai berikut ini:

Levene Statistic df1 df2 Sig.
Hasil Pemahaman Siswa Based on Mean .180 1 18 .676
Based on Median .173 1 18 .682
Based on Median and with adjusted df .173 1 17.200 .682
Based on trimmed mean .204 1 18 .657
Table 4.Uji Homogenitas

Berdasarkan output uji homogenitas diketahui nilai Signifikansi (Sig.) Based on Mean untuk variabel hasil pemahaman siswa sebesar 0,676. Karena nilai Sig 0,676 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa varians data hasil pemahamn siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen.

Hipotesis yang di uji dalam penelitian ini yaitu apakah ada perbedaan nilai rata-rata yang signifkan sehingga berarti bahwa terdapat pengaruh metode demonstrasi terhadap pemahaman siswa pada mata pelajaran Fiqih materi sholat fardhu siswa kelas II MI At-Taqwa. Untuk menguji hipotesis ini dilakukan uji Independent Samples Test pada nilai post test. Berikut disajikan data hasil uji t:

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Hasil Pemahaman Siswa Post-Test Kelas Eksperimen (Demonstrasi) 10 92.80 8.548 2.703
Post-Test Kelas Kontrol (Ceramah) 10 88.60 9.755 3.085
Table 5.Grup Statistik

Berdasarkan output “Group Statistics” di atas, diketahui bahwa jumlah data hasil pemahaman siswa untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing sebanyak 10 siswa. Nilai rata-rata atau mean hasil pemahaman siswa kelas eksperimen sebesar 92,80 sementara untuk kelas kontrol sebesar 88,60. Dengan demikian, secara deskriptif statistik dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata hasil pemahaman siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Selanjutnya, untuk membuktikan apakah perbedaan tersebut berrati signifikan atau tidak maka perlu untuk menafsirkan output “Independent Samples Test” berikut ini.

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Hasil Pemahaman Siswa Equal variances assumed .180 .676 1.024 18 .319 4.200 4.101 -4.417 12.817
Equal variances not assumed 1.024 17.695 .320 4.200 4.101 -4.428 12.828
Table 6.Independent Samples Test

Berdasarkan output di atas diketahui nilai Sig. Levene’s Test for Equality of Variances adalah sebesar 0,676 > 0,05 maka dapat diartikan bahwa varians data antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol adalah sama (homogen). Sehingga penafsiran tabel output Independent Samples Test berpedoman pada nilai yang terdapat dalam tabel “Equal variances assumed”.

Berdasarkan tabel output “Independent Samples Test” pada bagian “Equal variances assumed” diketahui nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,319 > 0,05, maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample t test dapat disimpulkan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil pemahaman siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini juga berarti bahwa tidak terdapat pengaruh penerapan metode demonstrasi terhadap pemahaman siswa pada mata pelajaran Fiqih materi sholat fardhu kelas II MI At-Taqwa Sidoarjo pada saat pandemi covid-19.

Selanjutnya dari tabel output di atas diketahui nilai “Mean Difference” sebesar 4,200. Nilai ini menunjukkan selisih antara rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis uji “Independent Samples Test” pada bagian “Equal variances assumed” diketahui nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,319 > 0,05, maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample t test dapat disimpulkan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil pemahaman siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini juga berarti bahwa tidak terdapat pengaruh penerapan metode demonstrasi terhadap pemahaman siswa pada mata pelajaran Fiqih materi sholat fardhu kelas II MI At-Taqwa Sidoarjo pada saat pandemi covid-19. Tidak adanya pengaruh ini disebabkan adanya penurunan nilai dari pre test ke post test.

Kemungkinan lain faktor penyebab tidak ada pengaruh penerapan metode demonstrasi pada penelitian ini diantaranya; peneliti tidak bisa mengontrol siswa secara penuh saat pelaksanaan pembelajaran karena pembelajaran dilakukan secara daring melalui video call by whatsapp, penilaian siswa melalui google form tanpa ada pantauan dari peneliti sehingga ada kemungkinan bahwa yang mengerjakan test tersebut bukan siswa nya sendiri, siswa tidak melihat video pembelajaran secara keseluruhan, siswa tidak mengakses video pembelajaran, kurangnya konsentrasi pada siswa, dan kurangnya pendampingan orangtua saat siswa mengikuti daring.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode demonstrasi pada penelitian ini yaitu dengan melihat hasil rata-rata pada tiap kelas. Diketahui nilai rata-rata kelas eksperimen dengan menggunakan metode demonstrasi melalui video sebear 92,80, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah nilai rata-rata lebih kecil yaitu, 88,60. Jadi, penelitian ini tetap terdapat pengaruh antara penerapan metode demonstrasi terhadap pemahaman siswa meskipun sedikit. Nilai kelas eksperimen lebih unggul 4,2% dari nilai kontrol. Selain itu, juga bisa dilihat dari perolehan nilai yang berpatokan pada KKM mata pelajaran Fiqih 90. Diketahui bahwa pada kelas eksperimen jumlah siswa yang tuntas 60% karena ada 4 siswa yang belum mendapat KKM. Sedangkan pada kelas kontrol, 50% siswa yang tuntas karena pada kelas tersebut terdapat 5 siswa yang mendapat nilai di bawah KKM.

Dalam teori pendidikan, Bloom mengklasifikasikan tujuan pendidikan ke dalam 3 ranah, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik. Di dalam penelitian ini ranah kognitif siswa sudah baik, karena rata-rata nilainya telah memenuhi KKM. Untuk ranah afektifnya juga baik ditunjukkan dari keramahan siswa saat video call dan partisipasi mengikuti pembelajaran. Selanjutnya, ranah psikomotorik cukup baik karena mereka mampu mempraktekkan salah satu gerakan sholat, meski masih ada beberapa siswa yang melakukannya kurang sempurna.

Kesimpulan

Kesimpulan Berdasarkan temuan penelitian serta pembahasan yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh pada penerapan metode demonstrasi terhadap pemahaman siswa pada mata pelajaran Fiqih materi sholat fardhu di MI At-Taqwa Sidoarjo. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini. Dari hasil analisis uji “Independent Samples Test” pada bagian “Equal variances assumed” diketahui nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,319 > 0,05, maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample t test dapat disimpulkan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima. Yang berarti tidak ada pengaruh pada penerapan metode demonstrasi melalui media video pembelajaran terhadap pemahaman siswa di MI At-Taqwa saat pandemi covid-19.

Besar pengaruh metode demonstrasi dapat dilihat pada ketuntasan siswa tiap kelas. Kelas eksperimen siswa yang tuntas sebesar 60%, sedangkan pada kelas kontrol 50%. Sehingga pengaruh metode demonstrasi pada penelitian ini sangatlah kecil bahkan hampir tidak ada pengaruh. Tidak adanya pengaruh yang signifikan ini dikarenakan peneliti kurang memperhatikan prinsip dalam penyusunan test. Sehingga penelitian selanjutnya diharapkan lebih selektif dalam menyusun test pada penilaian psikomotorik.

References

  1. Rusman, Model-Model Pembelajaran. Jakarta, Indonesia: Rajawali Pers, 2012.
  2. H. Nikmah, "Metode Pembelajaran Fiqih Di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Karangturi Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2010/2011," Skripsi, p. 21, 2011.
  3. B. Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta, Indonesia: Ciputat Pers, 2002.
  4. Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang, Indonesia: RaSAIL, 2008.
  5. N. Asyura, "Pengaruh Penerapan Metode Demonstrasi pada Pembelajaran Fikih Terhadap Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas VII di MTs Putri Al-Islahuddiny Kediri Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017," Skripsi, p. 13, 2017.
  6. A. Syaifussiddiqin, "Efektifitas Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Paradigma Palembang," Skripsi, p. 99, 2018.
  7. Djazuli, Ilmu Fiqh: Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum Islam. Jakarta, Indonesia: Kencana, 2010.
  8. S. Rakhmad, "Upaya Peningkatan Pemahaman Pembelajaran Agama Materi Sholat Fardhu Melalui Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas III SD Wates V Kota Magelang Tahun 2013," Skripsi, p. 18, 2013.
  9. S. Janiah, "Pembelajaran Fiqih Materi Shalat F ardhu di Kelas II MIN Melayu Muara Teweh Kabupaten Barito Utara," Skripsi, p. 3, 2012.
  10. Istikomah, T. Churahman, and D. A. Romadlon, "Problematika Wali Murid Sekolah Muhammadiyah dalam Mendampingi Belajar Daring di Masa Pandemi Covid-19 (Studi di Kabupaten Sidoarjo)," Tadris: Jurnal Pendidikan Islam, vol. 15, p. 196, September 2020.
  11. I. Rindaningsih, Buku Ajar Perencanaan Pembelajaran MI, S.B. Sartika and M. T Multazam, Eds. Sidoarjo, Indonesia: UMSIDA Press, 2019.
  12. M. Fauziyah, "Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Fiqih di SD Islam Al-Hilal Kota Bekasi," Skripsi, 2018.
  13. N. Latifa, "Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi Terhadap Kemampuan Praktik Sholat Fardhu pada Siswa di SD Negeri 3 Mengandungsari Kecamatan Sekampung Udik," Skripsi, 2020.
  14. M. Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung, Indonesia: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.
  15. S. S. Mukrimah, 53 Metode Belajar dan Pembelajaran. Bandung, Indonesia: Bumi Siliwangi, 2014.
  16. E. F. Fahyuni and Istikomah, Psikologi Belajar & Mengajar, 1st ed., Muhammad Aliyapi and M. Nurdyansyah, Eds. Sidoarjo, Indonesia: Nizamia Learning Center, 2016.
  17. Cecep C. Kustandi and B. Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital Edisi Kedua. Bogor, Indonesia: Ghalia Imdopnesia, 2013.
  18. C. Riyana, Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta, Indonesia: P3AI UP, 2007.
  19. R. Astuti, N. M. Nisak, A. Nadlif, and A. W. H. Zamzania, "Animated Video as a Media for Learning Science in Elementary School," Physics: Conference Series, p. 2, October 2020.
  20. W. S. Kuswana, Taksonomi Kognitif. Bandung, Indonesia: PT Remaja Rosdakarya, 2012.
  21. A. S. Karim, Fiqih Ushul Fiqih. Bandung, Indonesia: Pustaka, 2006.
  22. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2010.
  23. N. Sujana and Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung, Indonesia: Sinar Baru Algensindo, 2004.