Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.4.2021.2784

Teacher's Strategy in Formation of Islamic Character for Grade 10 Students of Madrasah Aliyah


Strategi Guru Dalam Pembentukan Karakter Islami Siswa Kelas 10 Madrasah Aliyah

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Strategi Pembelajaran guru PAI Pembentukan Karakter Islami

Abstract

The purpose of this study was to explore and understand the strategies of Islamic Religious Education teachers in shaping the Islamic character of the 10th grade students of MA Ma'arif Durensewu, Pasuruan Regency, the supporting and inhibiting factors in the formation of the Islamic character of the 10th graders of MA Ma'arif Durensewu, Pasuruan Regency, and solutions. and problem solving taken by the teacher in shaping the Islamic character of the 10th grade students of MA Ma'Arif Durensewu, Pasuruan Regency. To achieve this goal, the researchers used qualitative research methods with a phenomenological approach. The research subjects were PAI teachers, 13 female students, and 11 male students. The types of data collected are qualitative and quantitative, primary sources and secondary sources. Meanwhile, for data collection, the researcher used observation, interview, and documentation techniques. The data obtained were analyzed through reduction, display and draw conclusions. The results showed that the strategy of Islamic Religious Education teachers in shaping students' characters used cooperative learning, Problem Based Learning, and Project Based Learning models. Supporting factors in shaping the character of students are the religious atmosphere created by the madrasa that is very good, for example, providing an assessment of congregational prayers, students are required to take religious extracurricular activities, the field of Islamic Da'wah and Islamic Music, etc. The inhibiting factor is the very varied parental background and the less supportive community environment. The solution provided by Islamic Religious Education teachers in solving these problems. Keywords: Learning Strategies, PAI teachers, Islamic Character Building.

Pendahuluan

Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia. Pendidikan yang diinginkan ialah pendidikan yang dapat membentuk generasi muda yang aktif, kreatif, inovatif serta memiliki pengetahuan dan budi pekerti yang luhur. Sehingga dengan adanya pendidikan, manusia mampu bersaing dalam kehidupannya dimasa yang akan datang.

Pendidikan Islam merupakan bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum agama Islam yang menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut dasar-dasar agama Islam. Yang menjadikan sorotan akan hal tersebut yakni akhlaq. Akhlaq menjadi sorotan yang sangat penting dan menjadi sebuah prioritas, bahkan akhlak dikaitkan dengan keimanan. Sehingga menjadikan kedudukan akhlak dalam Islam sangat tinggi. Apabila aqidah itu dalam bentuk batin manusia maka akhlak adalah bentuk lahir manusia. Tidak ada pemisahan antara Aqidah dengan akhlak, sebagaimana hadis rasulullah SAW bahwasanya orang muslim yang sempurna imannya adalah yang baik akhlaknya.

Pakar pendidikan Islam mendefinisikan akhlak sebagai sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang dari sifat itu akan timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan tidak memerlukan pertimbangan pemikiran terlebih dahulu perilaku terpuji menjadi jiwa dan tujuan dalam pendidikan Islam oleh karena itu seluruh proses pendidikan perlu diarahkan untuk membentuk akhlak yang terpuji.

Pendidikan akhlak saat ini memiliki peran penting di suatu negara sehingga layaknya pendidikan sekarang ini lebih diarahkan untuk membentuk karakter bangsa problem yang timbul di bidang pendidikan khususnya pendidikan akhlak merupakan sebuah Tanggung jawab seorang pendidik. Pendidik sebagai pelaksana kurikulum harus mampu menerapkan kurikulum dalam proses pembelajaran.

Pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan manajemen atau pengelolaan sekolah. Pengelolaan yang dimaksud merupakan bagaimana pendidikan karakter direncanakan dilaksanakan serta dikendalikan dalam kegiatan pendidikan di sekolah secara memadai pengelolaan tersebut meliputi nilai-nilai yang perlu ditanamkan muatan kurikulum pembelajaran penilaian pendidik dan tenaga kependidikan serta komponen yang terkait lainnya dengan demikian manajemen sekolah merupakan salah satu media yang efektif dalam pendidikan karakter di sekolah untuk membentuk akhlaq terpuji siswanya.

Strategi pembelajaran dan teori yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan dapat menghayati makna serta maksud dan tujuannya dan pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu sebagai pandangan hidupnya yang dapat mendatangkan dan membawa keselamatan di dalam dunia dan akhirat nantinya.

Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Fenomenologi berusaha mengungkap makna subyektif. Peneliti berupaya untuk mengingat-ingat, mengerti dengan sungguh-sungguh. Fenomenologi berupaya mencari makna, memposisikan individu sebagai pemberi makna, yang kemudian menghasilkan tindakan dilandasi pengalaman, berikut ini penjelasan secara rinci mengenai metode penelitian ini antara lain:

A. Subjek Dan Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini subjek penelitian ditentukan secara purposive, yakni guru PAI yang menerapkan strategi dalam pembentukan karakter Islami siswa di kelas 10 MA Ma’Arif Durensewu, dan 24 siswa siswi kelas 10 MA Ma’Arif Durensewu yang terdiri dari 13 perempuan, 11 laki-laki. Berikut tabel siswa kelas 10 MA Ma’Arif Durensewu.

B. Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yangdigunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis data kualitatif dan kuantitatif: Data kualitatif merupakan data yang disajikan dalam bentuk deskriptif bukan menggunakan angka ataupun bilangan. Data kualitatif dalam penelitian ini adalah gambaran umum mengenai MA Ma’arif DurenSewu, visi dan misi MA Ma’arif DurenSewu, strategi guru PAI dalam pembentukan karakter islami siswa MA Ma’arif DurenSewu, serta faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter islami siswa. Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka dan bilangan sehingga dapat diukur serta dihitung. Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah siswa, jumlah tenaga pendidik MA Ma’arif DurenSewu

Sedangkan sumber data yang didapat oleh peneliti falam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Data primer bersumber dari seorang peneliti yang telah mengetahui kejadian di lapangan. Data primer yang dapat berupa peneliti berupa strategi guru PAI, Fakator-faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter islami siswa. Sumber data sekunder hanya berupa data secara tertulis yakni berupa jurnal, buku dan lain sebagainya.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara serta dokumentasi. Teknik ini digunakan untuk untuk mengumpulkan data dari sumber terpecaya. Peneliti melakukan observasi langsung terhadap kondisi lapangan dengan kejadian kejadian yang ada, diamati langsung oleh peneliti. Wawancara dilakukan pada para guru dan siswa. Teknik dokumentasi merupakan pencarian kumpulan fakta dan data yang tersimpan dalam bentuk buku, teks, gambar, maupun karya- karna monumental dari seseorang.

D. Teknik Analisis Dan Interpretasi Data

Teknik analisis dan interpretasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sesuai dengan konsep Miles and Huberman yakni reduksi data, penyajian data serta verifikasi data. Reduksi data merupakan tahapan yng digunakan dalam memilih dan memilah data yang telah ditentukan. Penyajian data merupakan data yang digunakan oleh peneliti yang berupa deskriptif. Sedangkan verifikasi data yang digunakan oleh penulis yang telah disesuaikan fakta yang ada di lapangan.

Hasil dan Pembahasan

A. Strategi Guru Dalam Membentuk Karakter Siswa Kelas 10 MA Ma’arif DurenSewu Kabupaten Pasuruan.

Pendidikan karakter merupakan hal terpenting dari proses pendidikan. Pendidikan karakter dilaksanakan sejak kita mulai mendidik anak-anak. Apabila dikaitkan dengan masa belajar anak sejak duduk dibangku kelas IX MA Maarif, maka sejak itu anakdiberikan pendidikan karakter dalam berbagai kesempatan dan aspek. Pendidikan karakter telah dilaksanakan sejak menggunakan kurikulum 2006. Ketika kurikulum telah diperbaharui, maka sekolah telah menggunakan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 lebih mengapresiasikan serta mengkongkritkan.kurikulum 2013 mengaitkan penilaian yang dimulai dengan karakter siswanya. Dengan begitu karakter anak dapat terbentuk dengan baik.

Dalam rangka membentuk karakter Islami siswa, guru menerapkan berbagai langkah, sesuai model pembelajaran yang dipilih. Pada di MA Maarif DurenSewu yakni menggunakan strategi untuk membentuk karakter siswa yakni menggunakan tiga strategi sebagaimana terdapat pada model cooperative learning, Problem Based Learning, dan Project Based Learning. Cooperative learning mengarah pada kegiatan diskusi. PBL (Problem Based Learning) mengarah pada penyelesaian masalah. Kemudian Project Based Learning mengarah pada bermain peran. Guru Pendidikan Agama Islam MA Maarif Durensewu menjelaskan bahwa bentuk strategi Problem Based Learning yaitu menggunakan problem solving ketika belajar.

B. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Dalam Membentuk Karakter Islami Siswa Kelas 10 MA Maarif Durensewu

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi karakter, akhlak, moral, budi pekerti dan etika manusia. Dari sekian banyaknya faktor tersebut para ahli menggolongkan ke dalam dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor Internal

  1. Banyak hal yang mempengaruhi faktor internal tersebut antara lain adalah:
  1. Faktor hereditas. Faktor tersebut merupakan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan individu seseorang. Hereditas merupakan karakter yang diwariskan oleh orang tua kepada anak-anak atau Segala potensi baik fisik maupun psikis.
  2. Naluri. Naluri merupakan suatu sifat yang dapat menumbuhkan perbuatan yang menyampaikan pada tujuan dengan berpikir lebih dahulu untuk menuju ke arah tujuan yang tidak didahului dengan perbuatan. Naluri merupakan tabiat yang dibawa sejak lahir.
  3. Habit. Habit merupakan tindakan atau perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Faktor ini memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk dan membina akhlak.

Faktor External

Selain faktor internal yang dapat mempengaruhi karakter akhlak moral dan budi pekerti serta etika manusia juga terdapat faktor eksternal diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Pendidikan. Pendidikan merupakan usaha untuk meningkatkan diri dalam segala aspeknya. Pendidikan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan karakter, akhlak, moral, budi pekerti dan etika seseorang. Sehingga baik dan buruknya akhlak seseorang sangat bergantung pada pendidikan.
  2. Faktor lingkungan Selain faktor hereditas faktor lain yang sangat mempengaruhi terhadap berkembangnya individu manusia adalah lingkungan. Ada empat macam lingkungan yang mempengaruhi perkembangan siswa, yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan teman sebaya, dan lingkungan masyarakat. Factor keluarga memiliki peranan yang snagat penting bagi proses pembentukan anak. Selain itu faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembinaan karakter harus menjadi perhatian. Faktor-faktor tersebut antara lain yakni guru, tokoh masyarakat, teman sejawat dan kedua orang tua.

Terbentuknya karakter siswa di MA Maarif DurenSewu dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain adalah sebagai berikut:

  1. Factor biologis, yakni factor yang berasal dari diri sendiri. Timbulnya factor ini sejak dari lahir dari bawaan keturunan.
  2. Factor lingkungan merupakan factor pembentuk karakter dari seseorang sejak lahirkan. Sejak saat itu anak sudah mulai bisa bergaul dengan orang disekitarnya. Yang berawal dari lingkungan keluarga.lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang sangat penting. Karena keluargalah yang menjadi dasar utama untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian anak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa karakter seseorang dapat tumbuh dan berkembang atas 2 faktor, yakni factor biologis dan factor lingkungan sekitarnya.

Dalam membentuk karakter siswa kelas 10 MA Maarif DurenSewu ada beberapa factor, diantaranya adalah sebagai berikut:

Faktor Pendukung

Faktor pendukung dalam membentuk karakter siswa di MA Maarif yaitu penggunaan strategi yang tepat dalam membentuk karakter siswa-siswanya. Selain itu, kerjasama yang kompak antara semua warga di MA Maarif Durensewu dalam mengimplementasikan pendidikan karakter yakni dalam bentuk pembiasaan. Pembiasaan tersebut dapat berupa pembiasaan sopan santun terhadap sesama, pembiasaan berdo’a setiap hari, pembiasaan mengucapkan salam, pembiasaan shalat berjamaah, pembiasaan saling berbagi terhadap sesama, pembiasaan peduli lingkungan.

Program-program yang mendukung terbentuknya karakter Islami menurut guru Pendidikan Agama Islam di MA Maarif Durensewu adalah sebagai berikut:

  1. Membaca ayat al-qur’an serta berdo’a bersama.
  2. Guru senantiasa berbuat baik
  3. Guru mengadakan rapat setelah diadakan sholat jum’at
  4. Kultur budaya 5M
  5. Shalat berjama’ah
  6. BDI
  7. Seni Religius
  8. Mengadakan Istighosah
  9. Infaq
  10. Pondok Romadhon
  11. PHBI

Faktor Penghambat

Dalam pembentukan karakter terdapat faktor penghambat. Hal ini juga ditemui di MA Maarif Durensewu, masih ada satu/ dua siswa yang karakternya belum terbentuk secara optimal. Faktor penghambat ini muncul karena background kondisi orang-tua. Hal tersebut dapat dilihat dari perilaku siswa ketika berada disekolah, karena perilaku tersebut tidak sama dengan keadaan saat dirumah. Contohnya seperti sholat berjamaah. Selain itu, faktor penghambat lainnya yakni kurangnya kasih sayang perhatian orang tua terhadap anak-anaknya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa background dari wali siswa dan lingkungan masyarakat tersebut dapat mempengaruhi proses pembentukan karakter siswa.

C. Solusi dalam menyelesaikan masalah dalam membentuk karakter islami siswa kelas 10 MA Maarif Durensewu

Dalam mengatasi permasalahan yang terjadi pada proses pembentukan karakter siswa diperlukannya solusi dalam pembelajaran di dalam kelas. Solusi tersebut dapat berupa nasihat dengan mengutip firman-firman Allah SWT dan Al-Hadits. Selain itu, solusi yang dapat diberikan ialah dengan cara menayangkan video tentang kisah nyata yang mengandung nilai-nilai karakter, agar anak dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Solusi dalam menangani masalah pendidikan karakter yakni dapat dimulai dari membentuk kemitraan dengan wali siswa. Pihak sekolah akan menjelaskan kepada wali sisswa mengenai hal-hal yang boleh serta tidak boleh dilakukan pada lingkungan sekolah,.Dalam hal ini, pengintegrasian nilai-nilai Islam dalam proses layanan pembelajaran oleh guru sangat penting, agar pembentukan karakter siswa bisa lebih kuat dan sempurna.

Kesimpulan

Berdasarkan Hasil Penelitian dan Pembahasan mengenai pembentukan karakter di ma Ma'arif durensewu dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi guru PAI dalam membentuk karakter siswa di MA Maarif Durensewu Pasuruan adalah dengan menerapkan langkah-langkah pembelajaran sebagaimana yang terdapat pada model cooperative learning, Problem Based Learning, dan Project Based Learning. Faktor pendukung sehingga strategi yang diterapkan guru PAI berhasil membentukan karakter Islami siswa kelas 10 MA Maarif adalah komitmen madrasah. Madrasah juga berkomitmen membentuk bahkan mengembangkan karakter Islami siswa, melalui berbagai program dan kegiatan, membiasakan budaya sesuai peraturan yang ditetapkan, menambah fasilitas karakter di MA Maarif Durensewu Pasuruan ini juga menjadi penduku ng untuk pembentukan karakter siswa. Factor penghambat dalam pembentukan karakter Islami siswa adalah latar belakang kondisi orang tua siswa dan lingkungan masyarakat sekitar yang kurang kondusif. Solusi yang ditempuh guru PAI adalah dengan sering memberi nasehat kepada siswa, mendorong madrasah membangun kemitraan yang baik dengan orang-tua siswa, terutama melalui kegiatan keagamaan.

Dari permasalahan yang dialami oleh siswa, solusi si dalam menyelesaikan masalah untuk membentuk karakter siswa adalah memberikan nasehat, mengilustrasikan film tentang kisah konkrit yang mengandung nilai-nilai karakter agar anak dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, serta mengadakan program-program kegiatan yang dapat mendukung terbentuknya karakter Islami pada siswa

References

  1. Isa Anshori, Cendekiawan Muslim Dalam Perspektif pendidikan Islam, Sidoarjo: Nizamia Learning Center, 2020.
  2. H. Oemar, Kurikulum Dan Pembelajaran,, Jakarta: Bumi Aksara , 2009.
  3. S. Farida, "Pendididkan Karakter dalam Perspektif Islam," Jurnal Kabilah, vol. 1, no. 1, p. 75, 2016.
  4. I. B, "Begitu Pentingkah Strategi Belajar Mengajar Bagi Guru," Jurnal Forum Sosial, vol. VI, no. I, p. 242, 2013.
  5. Isa Anshori, "Melacak State Of The Art Fenomenologi Dalam Kajian Ilmu-Ilmu Sosial," Halaqa: Islamic Education Journal, vol. 2, no. 2, p. 165, 2018.
  6. Margono, Metodologi penelitian pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2014.
  7. Margon, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2014..
  8. Isa Anshori, "Melacak State Of The Art Fenomenologi Dalam Kajian Ilmu-Ilmu Sosial," Halaqa: Islamic Education Journal, vol. 2, no. 2, p. 165, 2018.
  9. A. Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 2012.
  10. Jayadi, Interviewee, Pendidikan karakter MA Maarif Durensewu. [Interview]. 10 Juni 2021.
  11. Mufida, Interviewee, strategi guru MA Maarif Durensewu. [Interview]. 10 Juni 2021.
  12. Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasinya, Bandung: Alfabeta, 2012.
  13. H. Gunawan, pendidikan Islam kajian teoritis dan pemikiran tokoh, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014.
  14. Gunawan, pendidikan karakter konsep dan implementasinya, Bandung: Alfabeta, 2012.
  15. Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter di Sekolah, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013.
  16. M. Muslich, pendidikan karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011.
  17. L. Adu, "Pendidikan Karakter dalam perspektif Islam," urnal Biology Science & Education, vol. 3, no. 1, p. 15, 2014.
  18. Mufidah, Interviewee, faktor pendukung pembentukan karakter MA Maarif Durensewu. [Interview]. Juni 10 2021.
  19. S. Fatimah, Interviewee, program guru dalam pembentukan karakter MA Maarif Durensewu. [Interview]. 10 Juni 2021.
  20. Ariffudin, Interviewee, peran guru dalam pembentukan karakter MA Maarif Durensewu. [Interview]. 10 Juni 2021.
  21. Jayadi, Interviewee, Faktor penghambat dalam pembentukan karakter Islami MA Maarif Durensewu. [Interview]. 10 Juni 2021.
  22. Fida, Interviewee, Hasil wawancara ibu fida terkait solusi permasalahan dalam pembentukan karakter Islami MA Maarif Durensewu. [Interview]. 10 Juni 2021.
  23. Isa Anshori, Problem-Based Learning Remodelling Using Islamic Values Integration and Sociological Research in Madrasas, International Journal of Instruction, Vol 14, Num 2. P. 421-442. 2021.