Abstract
This study aims to determine the reading interest of students during the covid-19 pandemic in class III SDN Gempol Klutuk and the teacher's efforts in fostering student interest in reading during the covid-19 pandemic in class III SDN Gempol Klutuk. The subjects of this study were principals, teachers, guardians and third grade students of SDN Gempol Klutuk. This study uses a descriptive qualitative approach with case study research methods with data collection techniques in the form of questionnaires, interviews and documentation. The results of this study indicate that the low reading interest of third grade students at SDN Gempol Klutuk during the Covid-19 Pandemic, as well as the teacher's efforts to minimize the low interest in reading of students during the Covid-19 Pandemic.
Pendahuluan
Membaca merupakan kunci dasar pengetahuan, tidak akan ada pengetahuan tanpa membaca, tidak akan ada penemuan dan inovasi tanpa membaca, tidak akan ada penemuan dan inovasi tanpa membaca. Membaca merupakan ketrampilan dasar yang harus dimiliki setiap manusia [1]. Karena dengan membaca seseorang dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dalam bentuk tulisan serta membaca juga dapat digunakan untuk memenuhi tujuan. Selain itu, kegiatan membaca untuk memperoleh pengetahuan dan informasi dapat dilakukan melalui berbagai media cetak maupun digital seperti koran, majalah buku, e-book, serta internet. Semakin banyak sumber yang dibaca maka semakin luas pula wawasannya [2]
Namun pada faktanya, kegiatan membaca di masyarakat menjadi intensitas kegiatan yang rendah untuk dilakukan karena adanya sifat malas, kurangnya kesadaran akan pentingnya manfaat membaca dan rendahnya minat baca. Hal itu dibuktikan dengan adanya study Internasional mengenai kemampuan membaca siswa di Indonesia. Data study PISA dan pembangunan ekonomi (OECD) dalam pelaksanaan assesment, diperoleh data-data PISA result (termasuk yang terakhir) menempatkan Indonesia masih berada di kelompok bawah negara-negara yang mengikuti assesment tersebut. Hal itu didukung dengan adanya analisis hasil study PIRLS dan EGRA yang menunjukkan data tersebut tidak jauh berbeda dari PISA. Berdasarkan penelitian mengenai data study PIRLS 2011 terhadap analisis hasil belajar peserta didik dalam literasi membaca melalui studi International (PIRLS) 2011 bahwa diperoleh hasil analisis kemampuan membaca siswa Indonesia dalam standart international PIRLS membuktikan bahwa capaian rata-rata kemampuan membaca siswa Indonesia berada pada level rendah dibawah median internationa [3]. Perlunya kebijakan untuk dapat meningkatkan presentase minat baca di Indonesia di kaca dunia. Rendahnya budaya literasi di Indonesia ini menyebabkan Indonesia tertinggal dari negara-negara tetangga [4]. Karena pada dasarnya rendahnya minat baca di Indonesia sangat mempengaruhi kualitas pendidikan. Semakin bagus kualitas pendidikan maka akan semakin bagus tingkat SDM (Sumber Daya Manusia) yang dihasilkan.
Penyebaran Coronavirus disease 2019 (Covid-19), sangat berdampak pada dunia pendidikan di Indonesia. Pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan bagi pendidikan tingkat dasar, menengah maupun perguruan tinggi untuk sementara meniadakan pembelajaran secara langsung dan digantikan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) agar dapat memutus rantai penyebaran wabah pandemi Covid-19 [5]. Hal itu menyebabkan kegiatan literasi membaca 15 menit sebelum pembelajaran, kunjungan perpustakaan, kegiatan pojok baca dan kegiatan literasi tidak dapat dilakukan seperti biasanya. Dalam pembelajaran daring ini kurang tersedianya fasilitas yang lengkap dan memadai selama proses sekolah online, sehingga peserta didik memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan keadaan baru [6]. Akan tetapi, di masa pandemi ini perlunya menumbuhkan minat baca siswa. Oleh sebab itu, perlunya upaya yang dilakukan guru dalam meminimalisir rendahnya minat baca siswa melalui berbagai cara.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode penelitian studi kasus dengan teknik pengumpulan data berupa angket, wawancara dan dokumentasi. Subyek dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah, guru, wali murid dan peserta didik. Teknik pengumpulan data menggunakan angket atau kusioner, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengecekan keabsahan data yang digunakan yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu. Teknik analisis data yaitu menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rendahnya minat baca peserta didik kelas III SDN Gempol Klutuk di masa Pandemi Covid-19, serta upaya guru dalam meminimalisir rendahnya minat baca peserta didik di masa Pandemi Covid-19.
Hasil dan Pembahasan
1. Minat Baca peserta didik pada masa pandemi covid-19 di kelas III SDN Gempol Klutuk
Pada dasarnya minat timbul dari dalam diri seseorang terhadap sesuatu. Minat merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan besar terhadap sesuatu [7]. Sedangkan menurut Bond dan Wagner, membaca merupakan suatu proses untuk memperoleh konsep-konsep yang diinginkan atau suatu tindakan dan gambaran yang dimaksud oleh pengarangnya [8]. Minat baca merupakan kemampuan seseorang berkomunikasi dengan diri sendiri untuk menangkap makna yang terkandung dalam tulisan sehingga memberikan pengalaman emosi akibat dari bentuk perhatian yang mendalam terhadap makna bacaan [9]. Dimasa pandemi ini pentingnya menumbuhkan minat baca peserta didik agar menambah pengetahuan dan wawasan terutama di era modern ini. Adapun minat baca peserta didik kelas III SDN Gempol Klutuk dengan berdasarkan indikator mengenai minat baca sebagai berikut.
Perasaan Senang
Dalam indikator ini menunjukkan bahwa peserta didik kelas III SDN Gempol Klutuk merasa bersemangat ketika mendapatkan perintah dari guru untuk membaca buku.Hal itu dibuktikan dengan adanya saat pembelajaran daring guru selalu menginstruksikan siswa nya untuk membaca buku sebelum memulai pembelajaran. Sikap minat baca siswa ditandai dengan respon secara langsung ketika ada perintah untuk membaca. Hal itu menunjukkan bahwa dalam indikator ini peserta didik timbul minat membaca dalam dirinya ketika guru menyuruh untuk membuka dan membaca buku.
Ketertarikan Siswa
Ketertarikan diartikan sebagai daya gerak yang mendorong untuk cenderung tertarik pada orang, benda dan kegiatan. Pada indikator ini, kurangnya ketertarikan siswa terhadap benda berupa buku bacaan sebagai jendela ilmu. Pada masa pandemi covid-19. siswa lebih banyak menghabiskan waktunya ketika berada di rumah. Siswa kelas III SDN Gempol Klutuk lebih tertarik dengan permainan gadget daripada membaca buku karena bermain gadget lebih menyenangkan daripada membaca. Minimnya koleksi buku-buku bacaan di rumah. Dalam indikator ini dapat disimpulkan bahwa ketertarikan peserta didik kelas III SDN Gempol Klutuk terhadap benda berupa buku begitu rendah. Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya ketertarikan peserta didik terhadap minat baca.
Perhatian Siswa
Perhatian merupakan kosentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain daripada itu. Peserta didik yang memiliki minat baca dengan sendirinya akan memperhatikan dan mengesampingkan kegiatan yang lain. Dalam indikator ini, peserta didik kelas III SDN Gempol Klutuk dalam kesehariannya mengutamakan kegiatan lain seperti menonton tv, bermain dengan teman dan bermain gadget. Walaupun ada beberapa siswa yang melakukan kegiatan membaca terlebih dahulu daripada kegiatan yang lain.
Keterlibatan Siswa
Keterlibatan siswa diartikan sebagai ketertarikan seseorang terhadap objek sehingga orang tersebut tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan tersebut. Dalam indikator ini keterlibatan siswa kelas III SDN Gempol Klutuk dalam kegiatan membaca selama di rumah hanya 1-2 kali dalam sehari, pengalaman mengunjungi perpustakaan hanya 2-3 kali dalam seminggu, lomba karya sastra dan siswa kurang tertarik dengan pameran buku karya sastra. Dalam indikator ini dapat disimpulkan bahwa kurangnya keaktifan terhadap keterlibatan siswa dalam kegiatan membaca.
2. Upaya Guru Dalam Menumbuhkan Minat Baca Peserta Didik Pada Masa Pandemi Covid-19
Upaya yang dilakukan guru dalam menumbuhkan minat baca peserta didik selama pandemi adalah :
- Mengupayakan minat baca peserta didik melalui kegiatan pembelajaran
Berdasarkan wawancara mengenai pembelajaran di masa pandemi ini, guru mengalami banyak kendala. Kendala yang dialami adalah guru tidak bisa beratatp muka secara langsung dengan siswa dalam pembelajaran. Guru dan peserta didik hanya melakukan pembelajaran di rumah masing-masing. Proses pembelajaran dilakukan melalui bantuan whatsapp, google form, perekam suara (Voice note) danvidio.
Walaupun begitu guru selalu berupaya agar terus menjalankan program minat baca dalam menumbuhkan minat baca siswa di masa pandemi ini. Salah satu upaya guru yaitu dengan memasukkan kegiatan membaca dalam pembelajaran sehari-hari. Seperti halnya yang dikemukakan oleh ibu leni selaku guru kelas sebagai berikut :
“Sebelum adanya ppkm ini, siswa masih bisa melakukan pembelajaran secara langsung (pembelajaran luring). walaupun dengan sistem rolling pagi dan siang. Tetapi untuk saat ini, sudah tidak lagi Jadi siswa full melakukan pembelajaran online. Untuk saat ini penggunaan hp yang paling penting dalam pembelajaran. Jadi untuk menumbuhkan minat baca siswa ya agak lumayan sulit. Tapi bagaimanapun saya sebagai guru harus berusaha agar siswa tidak malas untuk membaca. Seperti setiap saya mengisi materi melalui grub whatsapp. saya selalu menyuruh siswa untuk membaca dari halaman sekian sampai sekian lalu siswa tersebut saya suruh untuk mendiskusikan isi bacaan tersebut bersama orang tuanya”.
Hal itu sejalan dengan ungkapan kepala sekolah.
“Untuk pembelajaran di masa pandemi ini, guru - guru memakai aplikasi grub whatsapp, google form, video dan setiap 1 bulan sekali saya tetapkan untuk memakai aplikasi google meet”
Guru kelas mengungkapkan kembali
“Setiap pembelajaran pasti saya suruh untuk membaca, karena untuk melatih siswa agar lancar membaca selain itu agar mereka mengenal banyak kosakata dan memahami isi bacaan tersebut”
Dalam wawancara tersebut juga sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh ibu wiwik selaku guru mata pelajaran PAI sebagai berikut :
“Kalau siswa pergi ke sekolah untuk mengumpulkan tugas yang saya berikan , saya suruh untuk membaca disamping itu juga disaat pembelajaran melalui Whatsapp saya instruksikan untuk membaca per bab dengan dibantu orang tua atau kakanya jika siswa tersebut sudah faham terhadap isi bacaan tersebut saya suruh untuk bercerita melalui VN (Voice Note)”
Hal tersebut juga serupa dengan apa yang dikemukakan oleh wali murid “
“Setiap pembelajaran sekolah saya yang membantu anak saya dalam menggunakan HP kalau tidak begitu ya dia tidak mengerti. Jadi saya selalu membimbing anak saya dalam kegiatan pembelajaran. Terkadang kalau saya lagi sibuk, biasanya kakaknya yang membantu adiknya”
Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa upaya guru dalam mengupayakan minat baca peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dengan cara memberikan arahan atau intruksi kepada siswa melalui grub whatsapp untuk membaca setiap materi yang dipelajari dan orang tua sebagai pendamping anak setiap pembelajaran daring.
- Memberikan Bahan Bacaan
Guru yang baik harus mengetahui karakteristik dan minat anak. Guru bias menyajikan bahan bacaan yang menarik [10]. Agar siswa dapat dengan mudah dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara, kepala sekolah memberikan wewenang kepada setiap guru agar memberikan bahan bacaan kepada peserta didik selama pandemi. Hal ini diungkapkan oleh kepala sekolah :
“Sekolahan tetap mendorong para guru agar tetap menganjurkan siswa untuk membaca. Sebelum pandemi ini, siswa dapat dengan mudah membaca buku di perpustakaan dan di teras sekolah. Karena kendala pandemi ini, jadi bahan bacaan yang paling mudah untuk didapatkan oleh siswa hanya berbasis online”
Guru kelas III mengungkapkan media pembelajaran daring yang digunakan dalam pembelajaran sebagai berikut :
“Pembelajaran daring ini saya menggunakan aplikasi grub whatsapp dalam memantau kegiatan pembelajaran seperti memberikan tugas, menjelaskan materi dan menilai siswa. Terkadang saya menggunakan aplikasi google form untuk memberikan soal-soal. Pernah saya pakai google meet juga tapi ya untuk kelas tinggi. Sementara ini anak-anak masih belum pakai karena kan masih pembelajaran awal. Jadi ya kemungkinan nanti saya ajarkan pakai aplikasi google meet”
Hal itu diungkapkan kembali oleh Guru kelas III.
Dalam pembelajaran berbasis daring ini, Sebelum anak-anak memulai pembelajaran saya suruh untuk membaca buku terlebih dahulu. Biasanya media yang saya gunakan dalam menumbuhkan minat baca siswa berupa buku LKS dan terkadang saya memberikan beberapa referensi buku yang saya cari di google lalu siswa tersebut saya suruh untuk membaca.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh guru kelas, bahwa dalam pembelajaran online ini, media yang paling mudah didapat adalah buku LKS karena setiap anak pasti punya.
Kalau untuk kelas rendah saya suruh untuk membaca lalu meringkas bacaan itu. Media yang digunakan berupa buku jika seperti buku-buku tentang kisah nabi saya suruh mencari referensi di google. Karena saya rasa semua siswa pasti bisa mengoperasikan handphone. Jadi untuk pembelajaran ini saya menggunakan grub whatsapp, terkadang google form dan video.
Berdasarkan penjelasan dari guru kelas dan guru mata pelajaran PAI, bahwa guru memberikan bahan bacaan berbasis online.Sebagaimana yang dijelaskan diatas sejalan dengan apa yang diungkapkan wali murid bahwa guru memberikan bahan bacaan yang dibaca peserta didik sebelum melakukan pembelajaran.
“Biasanya kalau pembelajaran lewat online, guru memberikan buku bacaan tapi itu online mbak, jadi harus di download dulu terkadang gurunya menyuruh untuk mencari di google. Lalu disuruh membaca oleh gurunya. Gitu anaknya semangat tapi kalau nggak disuruh ya nggak membaca”
Dapat disimpulkan dari hasil wawancara di atas bahwa upaya guru dalam mengupayakan minat baca peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dengan memberikan bahan bacaan berupa lks atau referensi google untuk dibaca sebelum pembelajaran.
- Pemberian Tugas Tambahan
Berdasarkan hasil wawancara, guru memberikan tugas tambahan berupa membaca kemudian merangkum isi bacaan tersebut. Agar siswa selalu produktif ketika dirumah walaupun tidak dalam pembelajaran daring.
“Kalau tugas rumah biasanya saya suruh untuk membaca terlebih dahulu dari halaman sekian sampai sekian, lalu saya suruh untuk merangkum isi bacaan itu. Jadi orang tua yang membantu anaknya ketika mengerjakan tugas. karena ini kan masih kelas rendah juga. Terkadang ya biar tidak bosan anak-anak saya suruh untuk menceritakan atau mendeskrripsikan sebuah gambar yang ada di modul lalu saya suruh menulis kemudian membaca hasil tulisannya lewat video”
Hal itu sejalan dengan yang dikemukakan oleh guru mata pelajaran PAI berikut :
“Kalau tugas tambahan biasanya setelah pembelajaran daring selesai,anak anak saya suruh untuk membaca lalu merangkum isi bacaan lalu ditulis di fortofolio. Jika sudah selesai saya suruh untuk memfoto tugas itu”
Selain itu wali murid mengungkapkan hal-hal yang dilakukan anaknya ketika di rumah.
“Biasanya mbak kalau dirumah gurukan memberikan tugas untuk membaca halaman ini sampai ini ya biasanya dibaca tapi ya nunggu guru dulu yang menyuruh. Terkadang ya pembelajaran daring ini dia merasa jenuh di rumah jadi dia terpaksa mengerjakan”
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa guru memberikan tugas membaca melalui modul atau LKS lalu menulis kembali isi bacaan itu.
Memberikan Pujian dan Reward
Berdasarkan hasil wawancara, bahwa dala pembelajaran daring ini guru tetap memberikan motivasi kepada peserta didik berupa pujian atau reward agar anak selalu bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan membangkitkan kepercayaan dirinya.
“Pemberian reward bagi saya sangat penting. Berhubung saya guru kelas III dimana siswa masih tahap kelas rendah. Jadi kalau diberi sesuatu hal yang menarik. Anak itu pasti seneng dan merasa bangga terhadap dirinya”
Guru kelas mengatakan hal yang sama saat diwawancarai sebagai berikut :
“Sistem pembelajaran daring ini kan merubah model pembelajaran dari biasanya. Jadi ya gimana lagi guru hanya bisa memberi reward atau pujian berupa emotikon “ sip”, “jempol”, “tepuk tangan” terkadang ya saya sebut namanya. Sebenarnya ya tidak terlalu wow kalau dirasa. Kalau pemberian reward ini menurut saya tidak semaksim hal seperti biasanya”
Hal tersebut juga diungkapkan oleh guru MAPEL PAI.
“Ketika ada salah satu siswa yang mengumpulkan tugas tepat waktu atau stor hafalan sesuai waktu yang ditentukan biasanya saya beri nilai A biar anak-anak yang lain juga semangat dalam mengumpulkan tugasnya”.
Hal tersebut sejalan dengan pernyataan wali murid.
“Biasanya setelah mengumpulkan tugas itu mbak, siapa yang duluan nanti dapat nilai A terkadang ya guru memberikan gambar kayak jempol gitu di grub WA mbak”
Dalam memberikan pujian dan reward yang diberikan guru bahwa dalam pembelajaran daring ini guru tetap memberikan motivasi kepada peserta didik berupa pujian atau reward agar anak selalu bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan membangkitkan kepercayaan dirinya. Hal ini guru sebagai motivator dalam pembelajaran seperti memberikan hadiah, angka, kompetisi dan pujian [11].
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini membuktikan bahwa rendahnya minat baca peserta didik di masa pandemi ini dibuktikan dengan adanya sikap semangat jika guru menginstruksikan untuk membaca. Selain itu, ketertarikan pada gadget lebih besar daripada ketertarikan pada buku bacaan. Selama pandemi ini siswa juga kurang produktif dalam mengembangkan minat bacanya. Oleh sebab itu, upaya guru dalam menumbuhkan minat baca peserta didik selama pandemi Covid-19 di kelas III SDN Gempol Klutuk dengan cara mengupayakan kegiatan membaca dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, memberikan bahan bacaan, memberikan tugas tambahan agar peserta didik tetap produktif dalam kegiatan membaca selama pandemi ini dan memberikan pujian atau reward kepada peserta didik.
References
- Kurniawan, Otang dan Eddy Noviana. 2016. Metode Membaca SAS Dalam Meningkatkan Ketrampilan Membaca Permulaan d Kelas I SDN 79 Pekanbaru. Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah. Vol 5 No 2. hlm 149-157
- Rahayu, Ruslan dan Sri. 2019. Pentingnya Meningkatkan Minat Baca Siswa. Proseding Seminar Nasional Pendidikan Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang. (Akses 5 November 2020).
- Maman Suryaman, 2015. “Analisis Hasil Belajar Peserta Didik dalam Literasi Membaca Melalui Studi Internasional (PIRLS) 2011”. LITERA. Vol 14 No 1 2015.
- Mursyid, Moh. Membumikan Gerakan Literasi Di Sekolah, Yogyakarta: Lembaga Ladang Kata, 2016.
- Wardhani, Tsaniya Zahra Yuthika. 2020. “Optimalisasi Peran Pengawasan Orang Tua Dalam Pelaksanaan Sekolah Online diMasa Pandemi Covid-19”. Proseding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol 7 No 1. (Akses 3 November 2020).
- Wulanjani, Arum Nisma Wulanjani. 2019. Meningkatkan Minat Membaca Melalui Gerakan Literasi Membaca Bagi Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Proseding Pendidikan Biologi. Vol 3 No 1. (Akses 2 November 2020).
- Muhibbin Syah. 2010. Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya Offset: Bandung.
- Bafadal, Ibrahim. 1996. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. (Jakarta: Bumi Aksara).
- Tarigan, Henry Guntur. 2015. Membaca Sebagai Suatu Proses Ketrampilan. (Bandung: Angkasa Bandung).
- Kartika, E. (2004). Memacu Minat Membaca Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Penabur (Nomor 03 tahun 21). Hlm 113-128.
- Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktek Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Grub).