Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.4.2021.2576

Character Values ​​of Islamic Education in the Novel "Laskar Pelangi" By Andrea Hirata


Nilai-Nilai Karakter Pendidikan Islam Dalam Novel “Laskar Pelangi” Karya Andrea Hirata

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Karakter pendidikan islam Pendidikan Islam

Abstract

The purpose of this research is to determine the values ​​of the character of Islamic education in the novel Laskar Pelangi by Andrea Hirata, to increase knowledge about the values ​​of educational characters in the novel Laskar Pelangi by Andrea Hirata. This researcher can also provide benefits for readers to motivate when taking an education.The method in this thesis uses qualitative research because the data collected is presented in the form of verbal words instead of numbers. This research is included in library research (library research), namely by using literature (literature), reading notes, analyzing research materials in the form of books, notes, journals and the internet. This study found four character values ​​of Islamic education in Andrea Hirata's novel Laskar Pelangi, namely: aqidah value, worship value, moral value, and finally, social value.

Pendahuluan

Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar antara pengajar dan pendidik untuk memberikan suatu pengetahuan yang diharapkan dan akan menjadi sebuah bekal untuk masa depannya. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang akan berinteraksi antara siswa dan guru di sekolah untuk mencerdaskan murid yang akan menjadi penerus bangsa. Pendidikan bertanggung jawab untuk mengembangkan suatu bakat dan kemampuan seseorang sehingga dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai kebutuhan pribadi dan masyarakat.[1]

Pendidikan adalah suatu bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain. Pendidikan dalam bahasa arab biasa didebut dengan istilah tarbiyah yang berasal dari kata kerja rabba sedangkan pengajaran dalam bahasa arab disebut dengan ta’lim yang berasal dari kata kerja allama. Pendidikan islam sama dengan tarbiyah islamiyah. Pendidikan agama islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran agama-agama islam. Yaitu berupa bimbingan dari asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selali dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang telah diyakininya secara menyelurruh.[2]

Pendidikan agama islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran agama-agama islam. Yaitu berupa bimbingan dari asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selali dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang telah diyakininya secara menyelurruh.[3]

Ilmu pendidikan berkembang pada pemikiran manusia dalam memberikan suatu batasan tentang makna dan tentang suatu arti pendidikan. Pendidikan akan selalu menunjukkan adanya suatu perubahan. Perubahan tersebut akan didasarkan atas berbagai temuan dilapangan yang berkaitan dengan semakin bertambahnya komponen sistem pendidikan.[4] Hal yang paling mendasar dari sebuah proses yang bernama pendidikanadalah membangun karakter bagi para anak didik yang terlibat di dalamnya. Inilah kenapa tidak sedikit yang berpendapat bahwa pendidikan karakter adalah jiwa atau ruh dari sebuah pendidikan. Tanpa pendidikan karakter di dalamnya, proses pendidikan tak lebih hanya sekedar pelatihan kecerdasan intelektual atau hanya semacam mengasah otak bagi para anak didik di sekolah. Bila ini terjadi alangkah mirisnya kehidupan para anak didik di masa mendatang, yakni akan terjadi orang-orang yang mempunyai kecerdasan secara intelektual, namun tidak terbangun karakternya secara baik.[5]

Dalam sebuah pendidikan maupun ilmu pendidikan tentu ada sebuah pendidikan karakter yang akan mengubah pemikiran atau sikap seseorang untuk membentuk peserta didik yang berkualitas. Pendidikan karakter merupakan upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli, dan menginternalisasikan nilai-nilai sehingga peerta didik menjadi insal kami. Pendidikan karakter juga diartikan sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran, dan kemauan tindakan untuk melasanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa.[6]

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri. Dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[7]

Penanaman nilai-nilai pendidikan karakter tidak harus melalui pendidikan formal seperti sekolah saja, akan tetapi dalam buku-buku bacaanpun terdapat banyak sekali nilai-nilai karakter yang dapat kita ambil sebagai pembelajaran dan dapat dicontoh oleh peserta didik. Salah satu pendidikan karakter yang dapat dicontoh dari sebuah buku bacaan yaitu Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Novel adalah karya fiksi prosa yang tertulis secara naratif. Novel memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat, karena novel bukan hanya sekedar menyajikan wacana dan cerita kepada masyarakat, akan tetapi novel juga sangat berperan dalam kehidupan masyarakat.

Novel termasuk karya sastra yang berbentuk tulisan yang di cetak dan diterbitkan dan menjadi buku. Sastra merupakan karya tulisan dari hasil kerja kreatif si penulis yang dicetak dan diterbitkan sehingga dapat dibaca oleh orang lain dan di apresiasi dan juga dinilai. Dari zaman ke zaman sebuah sastra selalu berubah. Pada zaman dahulu orang melayu mengenal pantun. Pada zaman modern pantun masih sering dipakai orang. Tetapi selain pantun ada sajak dengan bentuk-bentuk lain yang lebih bebas dan bervariasi. Aturan dan konvensi yang berubah dari zaman ke zaman juga dipengaruhi oleh konteks budaya pada masanya. Konvensi yang paling mendasar adalah pergolongan jenis-jenis teks sastra menjadi tiga yakni gense prosa, puisi, dan drama.[8]

Novel laskar pelangi merupakan sebuah produk karya sastra yang mencakup nilai-nilai karya cipta yang mengandung unsur realitas keindahan. Nilai-nilai karya sastra tersebut diambil dari realita kehidupan yang terjadi di masyarakat belitong, yang diwijudkan dalam aktivitas pendidikan Islam. Sebuah sekolah islam tertua dan satu-satunya di tempat tersebut, dengan kondisi yang serba kekurangan nama sekolah tersebut yaitu SD Muhammadiyah. Dalam novel tersebut sangat banyak memberikan contoh baik secara tersurat maupun tersirat tentang nilai-nilai karakter pendidikan Islam. Hal tersebut selalu terbuka dalam segala hal baik guru maupun murid.[9]

Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah yang dimiliki dan dilakukan oleh peneliti dalam rangka untuk mengumpulkan informasi atau data serta melakukan investigasi pada data yang telah didapatkan tersebut. Metode penelitian memberikan gambaran rancangan penelitian yang meliputi antara lain: prosedur dan langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, dan langkah apa data tersebut dianalisis.

Jenis penelitian ini merupakan teknik penelitian kualitatif karena data yang terkumpul bukan berupa angka. Sedangkan jenis penelitian merupakan ini dalam penelitian kepustakaan (library researc) yaitu penelitian yang menggunakan literatur kepustakaan, membaca, dan mencatat serta mengolah bahan penelitian baik berupa buku, catatan, jurnal dan internet. Penelitian dilakukan dengan metode analisa yang meneliti nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel laskar pelangi.

Pembahasan

terdapat dalam novel laskar laskar pelangi, disesuaikan dengan kajian teori sebelumnya yang berpedoman pada 18 nilai karakter yang dikembangkan oleh diknas, yakni: religius, jujur,, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, pedulu lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Kemudian ada 6 nilai pendidikan Islam yakni: akhlak kepada orangtua, akhlak kepada sesama manusia, nilai akhlak sabar, akhlak mematuhi perintah, ibadah shalat, akhlak menuntut ilmu yang ada pada novel laskar pelangi.

Akhlak terhadap orangtua

Al-Qur’an secara tegas mewajibkan kepada manusia untuk berbakti kepada orangtuanya. Artinya nilai kebaikan berbakti kepada orangtua itu berlaku kedua orangtua yang beraryi berlaku sepanjang zaman dan pada seluruh lapisan masyarakat. Sebagaimana dialog dalam novel laskar pelangi : “kami orang-orang melayu adalah pribadi-pribadi sederhana yang memperoleh kebijakan hidup daripada guru mengaji dan orang-orang tua di surau-surau sehabis shalat maghrib. Kebijakan itu disarikan dari hikayat para nabi, kisah hang tuah dan rimba-rimba gurindam”. [10]

Dalam al-qur’an surat al-isra sepanjang zaman dan pada seluruh lapisan masyarakat. Dalam al-qur’an surat al-isra disebutkan bahwa seorang anak tidak boleh berkata kasar apalagi menghardik keduanya. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-isra ayat 23. Selain kepada ibu, terhadap bapak pun seorang anak harus berakhlak baik, karena bapak juga lah yang ikut mendidik anak dan mencari nafkah untuk keluarga. Sebagaimana dipertegas oleh sabda Rasul sebagai berikut : “ridhallahifiiridho walidayinwasukhutullahifi sukhtuwalidayin.Artinya: ridhonya Allah terdapat pada ridho orangtua dan murkanya Allahterdapatmurkanya orangtua”.(al Hadits)

Akhlak terhadap sesama manusia

Islam mengatur akhlak seorang muslim kepada muslim diantaranya akhlak mulia tersebut seperti memenuhi undangan saling mendoakan serta tidak menghina atau menyakiti perasaanya, seperti yang terdapat dalam dialog dan narasi dalam novel yakni sebagai berikut: “bu m us membalas hormat takzimnya yang santun dengan tersenyum ganjil.”anak muda ini pasti tak pandai melantun tapi jelas ia menghargai seni”. Mungkin demikian yang ada dalam hati bu Mus. Tetapi tetap saja beliau menahan tawa.”

Membalas hormat takzim seperti yang dilakukan bu Mus adalah perbuatan yang terpuji. Hal ini mengajarkan kepada umat Islam untuk saling menghormati dan menghargai. Sesame muslim dilarang menghina atau menyakiti, karena setiap muslim adalah saudara tapi justru harus bersatu dan mempererat tali ukhuwah Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat al-Hujurat ayat 11.

Akhlak menuntut ilmu

Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim, baik itu laki-laki maupun perempuan, hal ini senada isi dialog dalam novel yang mempunyai semangat untuk menuntut ilmu dan belajar agama. “kami adalah sepuluh umpan nasib dan kami seumpama kerang-kerang halus yang melekat erat satu sama lain dihantam deburan ombak ilmu”.

Dialog diatas menerangkan tentang semangat seseorang dalam belajar syari’at Islam. Meskipun dalam keterbatasan kemampuan yang telah di kisahkan oleh harun yang memiliki kekurangan mental dan semangat belajar untuk mengapai cita-citanya seperti tertulis pepatah “tuntutlah ilmu sampai ke negri china”. Dan di dalam Islam Allah dan Rasulullah SAW. Mewajibkan kepada kaum muslimin dan muslimat untuk menuntut ilmu sebagaimana Allah berfirman dalam surat al-Mujadalah ayat 11:

Akhlak beribadah

Banyak umat Islam yang menganggap remeh urusan shalat wajib, terutama tepat pada waktunya. Kenyataan ini dapat kita lihat minat sholat berjamaah masyarakat di sekitar kita. Padahal, Nabi dalam shahihain, sampai pernah hendak membekar rumah para sahabat yang engan berjamaah. Dalam novel laskar pelangi ini terdapat beberapa dialog yang mengajurkan kita untuk shalat berjamaah, diantarannya: “shalatlah tepat waktu biar dapat pahala yang banyak,” demikian Bu Mus selalu menasehati kami. Bukankah ini kata-kata yang diilhami surah An-Nisa dan telah diucapkan ratusan kali oleh puluhan khatib? Sering kali dianggap sambil lalu saja oleh umat. Tapi jika yang mengucapkannya Bu Mus kata-kata itu demikian berbeda. Begitu sakit, berdengung-dengung di dalam kalbu. Yang terasa kemudian adalah penyesalan mengapa telah terlambat shalat.”

Dari dialog diatas menganjurkan kita untuk senantiasa sholat berjamaah karena keutamaannya serta mendapatkan pahala yang berlipat ganda sebagaimana yang disabdakan Nabi Shallahu’alaihi Wassalam. “ shalat berjamaah itu lebih utama 27 derajat daripada shalat sendirian.” (HR.Muslim).

Kesimpulan

Novel laskar pelangi merupakan sebuah produk karya sastra yang mencakup nilai-nilai karya cipta kreasi yang mengandung unsur realitas. Novel laskar pelangi ini menggambarkan sebuah pendidikan di daerah terpencil jauh dari perkotaan. Sekolah tersebut bernama SD Muhammadiyah yang memiliki banyak kekurangan, namun dari semua kekurangan mereka dapat mengukir sebuah prestasi yang membanggakan.

Al-Qur’an secara tegas mewajibkan kepada manusia untuk berbakti kepada orangtuanya. Artinya nilai kebaikan berbakti kepada orangtua itu berlaku kedua orangtua yang beraryi berlaku sepanjang zaman dan pada seluruh lapisan masyarakat. Islam mengatur akhlak seorang muslim kepada muslim diantaranya akhlak mulia tersebut seperti memenuhi undangan saling mendoakan serta tidak menghina atau menyakiti perasaanya. Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim, baik itu laki-laki maupun perempuan, hal ini senada isi dialog dalam novel yang mempunyai semangat untuk menuntut ilmu dan belajar agama. Banyak umat Islam yang menganggap remeh urusan shalat wajib, terutama tepat pada waktunya. Kenyataan ini dapat kita lihat minat sholat berjamaah masyarakat di sekitar kita. Padahal, Nabi dalam shahihain, sampai pernah hendak membekar rumah para sahabat yang engan berjamaah.

References

  1. Nofrion. “Komunikasi Pendidikan Penerapan Teori Dan Konsep Komunikasi Dalam Pembelajaran”. (Bandung. Kencana 2016)
  2. Moh Roqib. “Ilmu Pendidikan Islam”. (Yogyakarta. Lkis Printing Cemerlang. 2009)
  3. Zakiya Daradjat. “Ilmui Pendidikan Islam”. (Jakarta: Bumi Aksara. 2012)
  4. Abudin Natta. “Ilmu Pendidikan Islam”. (Jakarta. Prenada Media. 2016)
  5. Ahmad Muhaimin Azel. “Urgensi Pendidikan Karakter Di Indonesia” (Revitalisasi Pendidikan Karakter Terhadap Keberhasilan Belajar Dan Kemajuan Bangsa). (Jogjakarta: Ar-Ruzz. 2011)
  6. Doni Koesoema A. “Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak Di Zaman Global”. (Jakarta, Grasindo 2007)
  7. Dhama Kusuma, dkk. “Pendidikan Karakter Kajian Praktik Di Sekolah”. (Bandung. PT. Remaja Posdakarya 2011)
  8. https://id.mwikipedia.org/wiki/sastra
  9. Yeni Oktarina. “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata”. (UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA. 2009)
  10. Hirata, Andrea. Laskar Pelangi. Yogyakarta. Bentang. 2005