Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.6.2022.2540

Increase Reading Skills through the Medium of Cards Wall in Children Aged 4-5 Years in Kindergarten


Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Media Kartu Dinding Pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Media Kartu Dinding Kemampuan membaca anak

Abstract

Reading is a unity of integrated activities that include a variety of activities, such as recognizing letters and words, connect with the sound, as well as draw conclusions about the intent bacaanya. Based on the experience of the researcher, that most of the children of group A in TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Temple, the ability to read A group has not been able to achieve optimal development. It required the application of the card media wall to improve reading skills. This research using the Method of Classroom Action Research to improve their reading skills. This study was conducted in 2 cycles. The study was conducted in three stages namely pre-cycle, cycle I and cycle II to obtain the results as expected. In the pre cycle, most children still acquire an average value of 43,0% while in the first cycle the percentage value increases so that the obtained prosentas the value of be is 61.5%, which means less than the maximum. Then the researchers proceeded to give the action in cycle II, after doing research on the second cycle is the percentage of the average value of the child to 84.8%, resulting from the acquisition of the average in cycle I and cycle II increased again. It can be seen from the comparison between cycle I and cycle II during the study. From the results obtained, there is an increase in proving that with the Media Card Wall can improve the reading ability of the children.

Pendahuluan

Pendidikan Anak Usia Dini didirikan sebagai usaha untuk menggembangkan seluruh aspek perkembangan kepada anak dalam rangka menjembatani pendidikan dalam keluarga ke pendidikan sekolah. Secara terperinci, Taman Kanak-Kanak atau TK diorientasikan untuk menjembatani antara pendidikan anak ke jalur sekolah. Adapun Kelompok Bermain atau KB diorientasikan untuk menjembatani pendidikan anak ke TK [1].

Membaca ialah keterampilan bahasa tulis yang bersifat resptif. Kemampuan membaca merupakann kegiatan yang kompleks dan mengikut sertakan berbagai keterampilan. Jadi, kegiatan membaca ialah suatu kesatuan kegiatan terpadu yang mencakup berbagai kegiatan, seperti mengenal huruf dan kata-kata, menghubungkan dengan bunyi, serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaanya [2]. Menurut Glenn Doman, menyatakan bahwa membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi otak manusia, karena semua proses belajar didasarkan pada proses membaca. Aktifiktas membaca merupakan aktivitas kompleks yang mencakup aktivitas fisik (gerakan mata dan ketajaman peglihatan), aktivitas mental (daya ingat) dan pemahaman. Setiap anak akan dapat membaca dengan baik apabila mampu melihat huruf-huruf dengan jelas, dapat menggerakan mata [3].

Tahapan membaca anak usia 4-5 Tahun yaitu pada Tahapan Membaca Peralihan dan Tahapan Membaca Lanjut, Tahapan membaca peralihan mulai terlihat pada anak usia 4 tahun, di sini anak mulai mengingat huruf atau kata yang ia sering temui dan anak mulai tertarik dengan jenis-jenis huruf dalam ukuran besar. Pada Tahap anak usia 5 tahun yaitu tahap membaca lanjut di sini anak mulai sadar akan fungsi bacaan dan cara membacanya. Anak tertarik dengan berbagai bacaan yang ada gambarnya dan mulai mengeja dan membaca kata [4]. Tanda-tanda anak yang mempunyai kesiapan membaca antara lain dapat mengenalbentuk huruf, mampu membaca gamabar, mampu membaca kata sederhana, mengucapkan kata dengan jelas, dapat mengucapkan berbagai bunyi huruf, sudah menunjukan minat dalam membaca, dan dapat membedakan suara atau bunyi dan objek dengan baik [5].

Berdasarkan hasil obervasi di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal 1 candi sebagian besar anak menunjukan masih banyaknya permasalahan yang merujuk pada ketidakmampuan anak dalam hal mengingat huruf atau kata dan anak belum mampu mengeja dan membaca kata. Berdasarkan hasil penilaian kemampuan membaca anak di dapatkan data bahwa dari 10 anak dan yang sudah berkembang dengan baik yaitu 3 anak, sedangakan yang belum berkembang dengan baik 7 anak. Permasalahan ditunjukan pada peserta didik usia 4-5 tahun di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Candi dari satu rombongan belajar anak usia 4-5 tahun masih banyak yang belum mampu mengingat huruf atau kata dan anak belum mampu mengeja dan membaca kata.

Permasalahan yang ditunjukan oleh anak adalah sebagian anak belum mampu pada hal mengingat dan menunjukan huruf atau kata dan anak belum mampu mengeja dan membaca kata, belum mampu membaca gambar yang memiliki kata sederhana, belum mampu melengkapi kalimat sederhana yang sudah dimulai guru dan kurangnya stimulus membaca di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah mereka, kurang menariknya media pembelajaran. Mengingat begitu pentingnya kemampuan membaca untuk anak usia dini, maka guru harus lebih kreatif dan inovatif untuk meningkatkan kemampuan membaca pada anak usia dini. Dan disini persoalan terpenting untuk mengajarkan membaca pada anak usia dini yaitu bagaimana cara mengajarkannya ke anak sehingga anak menganggap kegiatan belajar mereka seperti bermain dan bahkan berbentuk sebuah permainan atau media yang menarik supaya anak lebih tertarik. Jadi, kegiatan pembelajaran membaca di TK bisa dilakukan selama masih dalam batas aturan dan sesuai dengan karakteristik anak usia dini, yakni belajar sambil bermain [6].

Media erat kaitannya dengan proses pembelajaran. kata media berasal dari bahasa Latin, yaitu medius. Arti kata medius adalah tengah, perantara, atau pengantar. dalam proses pembelajaran, media seringkali diartikan sebagai grafis, photografis, atau alat elektronik yang berfungsi untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media merupakan segala bentuk alat yang dipergunakan dalam proses penyaluran atau penyampaian”informasi [7]. Hal“ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media dalam pembelajaran, anak akan mudah untuk menerima pelajaran yang diberikan guru karena akan timbul motivasi dan pembelajaran akan menjadi lebih”menarik.

Media Kartu Dinding, Media kartu dinding ini modifikasi dari media kartu huruf. Kartu huruf ini merupakan salah satu media bermain yang cukup efektif untuk mengembangkan kemampuan membaca permulaan pada anak. Sebab anak pada usia 4-5 tahun masih pada tahap pra operasional yaitu anak belajar melalui benda konkret [8]. Pengguanaan Media Kartu Dinding yaitu dengan cara membaca melalui media bergambar yang dapat menarik perhatian anak di karenakan mempunyai warna yang menarik dan gambar yang mudah dikenali anak, sedangkan cara membaca melalui media kartu dinding akan mempermudah anak untuk memahami huruf atau kata sebab di dalam media ada kartu bergambar dan kartu butiran A-Z.

Berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukkan ada peningkatan sebesar 92,31% kemampuan membaca permulaan menggunakan media kartu kata bergambar (Marlina Wulandari 2014). Hasil penelitian lainnya juga menunjukkan ada peningkatan Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Metode Permainan Kartu Huruf sebesar 84,96% (Istina Prabawati 2014). Berdasarkan kondisi nyata di lapangan telah mendorong peneliti untuk mendapatkan solusi dari permasalahan kesulitan dalam meningkatkan kemampuan membaca anak usia 4-5 tahun dengan menggunakan media kartu dinding yang dimodifikasi dari kartu huruf.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif sebab menggambarkan suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan untuk dicapai. Penelitian tidakan kelas merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang palingefisien, sehingga produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga dapat meningkat. Penelitian tindakan kelas juga dimaksudkan sebagai suatu proses yang dilalui perorangan atau kelompok yang menghendaki perubahan dalam situasi tertentu untuk menguji prosedur yang diperkirakan akan menghasilkan perubahan tersebut dan kemudian, setelah pada tahap kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan, melaksanakan prosedur”ini [9]. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas yang terjadi di dalam kelas dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan memberikan perubahan hasil yang baik. Adapun tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Untuk mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan.

Prosedur Penelitian

Penelitian“Tindakan Kelas kolaboratif ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart yang dilakukan dengan empat langkah meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting) [10].

  1. Perencanaan (planning), Perencanaan“di sini adalah kondisi peneliti mulai mempersiapkan segala sesuatu atau program yang dibutuhkan dalam suatu tindakan penelitian untuk mencapai sebuah perbaikan dalam proses”pembelajaran. Disini peniliti menyiapkan RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian) dan Media kartu dinding.
  2. Pelaksanaan (acting), Pelaksanaan (acting)“merupakan aktivitas pelaksanaan tindakan penelitian”di dalam kelas. Dalam hal ini yang dilakukan peniliti, (1) mempersiapkan media Kartu dinding yang akan digunakan saat bermain, (2) guru memberikan penjelasan kegiatan menggunakan media karding, (3) anak melakukan kegiatan media karding sesuai penjelasan, (4) guru dan peneliti mendampingi anak selama kegiatan berlangsung.
  3. Pengamatan (observing), Kegiatan pengamatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan peneliti mencatat semua apa yang terjadi sehingga memperoleh hasil yang akurat untuk perbaikan siklus selanjutnya. Pada tahap observasi ini penelti berpedoman pada penilaian peningkatan kemampuan membaca anak melalui Media Kartu dinding serta dibantu dengan alat elektronik sebagai pengumpulan data berupa foto-foto kegiatan untuk memperkuat hasil yang diperoleh.
  4. Refleksi (reflecting), Refleksi“adalah upaya dalam mengevaluasi dan menganalisis sebuah penelitian dengan mencermati keefektifan tidakan yang sudah dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan melalui perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi, sehingga apabila sudah dilaksanakan siklus I dan belum mencapai target, maka hasil refleksi akan digunakan sebagai acuan membuat perencanaan baru yang lebih matang guna mendapatkan perbaikan pembelajaran untuk mencapai suatu tingkatan”tertentu.

Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan data dari anak-anak TK A1 di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Candi yang berjumlah 10 anak, 7 anak yang belum mampu membaca permulaan. Penelitian ini dilakukan pada anak kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Candi Larangan Sidoarjo Perum Mutiara Citra Graha Blok B1 No.1 & 06.

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik [11]. Alat yang digunakan oleh peneliti sebagi alat pengumpulan data adalah lembar”observasi kemampuan membaca melalui kartu dinding. Adapun kisi-kisi indikator dan, lembar observasi kemampuan membaca melalui karttu dinding sebagai berikut, 1) Mampu mengenal bentuk huruf, 2) Mampu membaca gambar yang memiliki kata sederhana, 3) Mampu membaca kata sederhana.

Teknik pengumpulan data yang peneliti ambil yakni yang dapat digunakan seperti observasi, wawancara, catatan harian dan dokumentasi. Berikut ini yakni teknik pengumpulan data [12] :

Observasi

Merupakan teknik mengumpulkan“data dengan cara mengamati setiap kejadian yang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Observasi dilakukan di TK Aisyiyah Bustanul Atfhal 1 Candi di kelas TK A1, dengan cara mengamati setiap kejadian yang berlangsung di kelas dan mencatat perkembangan kemampuan membaca anak.

Wawancara

Wawancara atau interview dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka. Wawancara atau Interview dilakukan oleh peneliti kepada guru kelas TK A1, tentang bagaimana perkembangan membaca murid TK A1.

Catatan Harian

Untuk mencatat segala peristiwa yang terjadi sehubungan dengan tindakan yang dilakukan guru. Catatan harian berguna untuk melihat perkembangan tindakan serta perkembangan siswa dalam melakukan”proses pembelajaran.

Dokumentasi

Dokumentasi catatan peristiwa yang berbentuk tulisan, gambar atau hasil karya dari seseorang. Adapun dokumen yang berbentuk tulisan seperti catatan harian anak, buku perkembangan anak dan lembar penilaian anak. Dan adapun dokumen yang berbentuk seperti foto kegiatan anak, hasil karya anak dan video untuk memperkuat hasil penelitian dalam meningkatkan kemampuan membaca melalui media kartu dinding [13].

Analisis Data

Rumus yang digunakan untuk analisis data dengan teknik diskriptif kuantitatif persentase menurut Anas Sudijono, adalah sebagai”berikut [14] :

P =

Keterangan :

f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = number of cases (jumlah frekuensi)

p = angka persentase

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini dilakukan melalui tiga kegiatan yakni pra siklus, siklus I, dan siklus II. Dalam kegiatan pra siklus ini untuk mengetahui dan mengukur kemampuan membaca anak sebelum dilakukan tindakan. Dari hasil wawancara dan penelitian yang dilakukan dengan guru kelas kelompok A1 diperoleh hasil bahwa sekolah belum pernah menggunakan media pembelajaran dengan menggunakan media kartu dinding. Karena selama ini peserta didik hanya memperhatikan apa yang telah diajarkan menggunakan papan tulis, buku baca bergambar, big book, dan buku paket. Padahal di usia anak-anak ini lebih suka dan tertarik belajar atau memperhatikan jika ada gambar konkrit tentunya dengan pemilihan warna warna yang menarik perhatian para siswa, dan juga anak ikut serta menggunakan media kartu dinding secara langsung. Dari hasil prasiklus ini anak mendapatkan nilai ketuntasan 43,0% maka dari itu akan dilakukan tindakan siklus 1 pada anak kelompok A1 karena masih perlu adanya peningkatan dalam kemampuan membaca.

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I sudah menunjukkan hasil peningkatan yang signifikan pada setiap indikator kemampuan membaca. Dilihat dari hasil perolehan presentase indikator diatas terlihat bahwa kemampuan membaca anak mulai mengalami peningkatan. Faktor yang mempengaruhi sedikit peningkatan kemampuan membaca pada anak kelompok A1 ini dikarenakan dalam proses pembelajaranya sudah menggunakan media kartu dinding, sehingga di dalam preoses pembelajaran anak-anak mulai aktif dan mulai tertarik, dan mulai banyak bertanya kepada guru. Akan tetapi dari nilai ketuntasan diatas juga dapat diketahui bahwa kemampuan membaca anak masih rendah dan dinyatakan belum berhasil, mengingat target keberhasilan dalam penelitian ini adalah 75%-100%. Dengan nilai ketuntasan keseluruhan sebesar 63,1% menunjukkan bahwa masih terdapat 36,9% anak belum mampu mencapai target keberhasilan. Dapat disimpulkan beberapa anak yang belum mampu membaca disebebkan oleh beberapa faktor yaitu: 1) Pada saat guru menyampaikan informasi atau materi pembelajaran, anak-anak masih belum tertib dan sebagian tidak mentaati peraturan yang ditentukan. 2) Beberapa anak masih kebingungan karena kartu butiran huruf yang diacak. 3) Pada saat anak akan menyusun kartu gambar anak tidak tertarik dan bingung karena bukan gambar yang dia inginkan, karena guru yang mengambilkan dan diambilnya secara acak. 4) Beberapa anak masih malu untuk bertanya dan juga anak-anak belum terbiasa dengan media kartu dinding.

Berdasarkan hasil refleksi yang diperoleh saat siklus I masih belum sesuai dengan target ataupun sesuai yang diharapkan. Maka perlu dilakukan perbaikan atau tindakan siklus II dengan bantuan guru yakni dengan menyamakan kartu butiran huruf yang sesuai pada setiap huruf agar anak mempermudah untuk menyusun dan membaca sesuai dengan gambar yang sudah disusun di kartu dinding, dan anak memilih sendiri kartu gambarnya agar anak lebih tertarik untuk memperoleh hasil yang diharapkan dan mampu meningkatkan kemampuan membaca pada kelompok A1.

Berdasarkan pengamatan pada kegiatan membaca pada kartu dinding pada kelompok A1 pada siklus II diperoleh adanya peningkatan pada siklus II yaitu rata-rata hasil belajar siswa sebesar 87,3%. Apabila dilihat dari kondisi awal rata-rata hasil mengalami peningkatan yang semulai pada siklus I sebesar 63,1% kini pada siklus II sebesar 87,3%. Dari hasil siklus II presentase menunjukkan 87,3% yang berarti kelompok A1 sudah mampu membaca dengan benar dan lancar. Jadi, penerapan media kartu dinding ini mampu meningkatkan kemampuan membaca bagi anak dan dinyatakan berhasil.

Indikator Prasiklus Siklus I Siklus II
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Menyebutkan simbol huruf 50% 30% 20% 0 0 20% 60% 20% 0 0 40% 60%
Menunjukkan simbol huruf 30% 50% 20% 0 0 20% 70% 10% 0 0 50% 50%
Menghubungkan simbol huruf dengan gambar 60% 40% 0 0 30% 70% 0 0 0 0 60% 40%
Table 1.Hasil Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Membaca Pada Kelompok A Melalui Media Kartu Dinding

Pada table diatas dapat dilihat bahwa sebelum diterapkan media kartu dinding pada kelompok A1 masih belum mampu dalam membaca. Pada siklus 1 anak masih memperoleh prosentase 63,1%, anak yang mampu dalam membaca melalui kartu dinding. Dan pada siklus 2 yang diperoleh meningkat menjadi 87,3% anak yang mampu membaca melalui kartu dinding.

Grafik 1

Hasil Nilai Ketuntasan Peningkatan Kemampuan Membaca pada

Anak Pada Pra Siklus, Siklus I , Siklus II

Dari hasil diagram di atas dijelaskan bahwa adanya peningkatan secara signifikan dari mulai Pra siklus, Siklus I dan Siklus II. Terbukti adanya peningkatan kemampuan membaca anak pada pra siklus hanya sebesar 43,0%. Dan setelah di berikan perlakuan pada siklus I mencapai hasil peningkatan sebesar 63,1%. Namun dari hasil pencapaian ini masih belum dikatakan berhasil, maka diberikan perlakuan kembali pada tahap siklus II. Pada siklus II terjadi peningkatan cukup signifikan yaitu sebesar 87,3%. Sehingga hal ini dapat disimpulkan bahwa media kartu dinding dapat meningkatkan kemampuan membaca pada anak.

Kesimpulan

Penelitian tindakan kelas tentang peningkatan kemampuan membaca pada anak TK A1 melaui media Kartu Dinding di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Candi Larangan Sidoarjo. Telah dilaksanakan dua siklus kegitan sekaligus, dan dapat disimpulkan jawaban dari rumusan masalah pada bab I maka menghasilkan kesimpulan berikut ini :

  1. Dalam penerapan media Kartu Dinding untuk meningkatkan kemampuan membaca pada anak usia 4-5 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 dengan cara membaca sesuai gambar, mengambil dan menempelkannya di papan dinding sesuai kartu gambar yang ada di papan dinding. Dengan media ini anak usia 4-5 tahun mampu meningkatkan kemampuan membaca.
  2. Pada setiap siklus mengalami peningkatan dilihat pada praskilus sebagian besar anak-anak memperoleh prosentase sebesar 43,0% sedangkan pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 63,1% dan pada siklus I peningkatan ini kurang maksimal. Kemudian peneliti melanjutkan sebuah perbaikan dan memberi tindakan dengan mencoba ke penelitian siklus II dan mendapatkan nilai prosentase sebesar 87,3% yakni mengalami peningkatan sebesar 24,2% dari siklus I.

References

  1. Nurbiana, Dhienie, dkk. Metode Pengembangan Bahasa. (Tangerang: Universitas Terbuka, 2013), 7.3.
  2. Shofi, Ummu. Sayang, Belajar Baca Yuk!. (Solo: Indiva Media Kreasi, 2008), 21.
  3. Suyanto, Slamet. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. (Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005), 168.
  4. Nurbiana, Dhienie, dkk. Metode Pengembangan Bahasa. (Tangerang: Universitas Terbuka, 2013), 9.3.
  5. Tatminingsih, Sri, dkk. Bermain dan Permainan anak. (Tanggerang selatan : Universitas Terbuka, 2015), 1.10
  6. Wati, E. G. Ragam Media Pembelajaran. (Jakarta: Kata Pena, 2016), 3.
  7. Suyanto, Slamet. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. (Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005), 4.
  8. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2010), 9
  9. Suharsimi Arikunto, dkk. Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara ,2015), 84.
  10. Hamzah B. Uno, dkk. Menjadi Peneliti PTK Yang Profesional (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 89.
  11. Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: PT Kharisma Putra Utama, 2016), 75.
  12. Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000) 2-3
  13. Anas Sujiono, Pengantar Statistik Pendidikan, ( Jakarta: Raja Grafindo persada, 2015 ), 43.