Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.5.2021.2322

Accounting Treatment of Defective Products at MSMEs in Sidoarjo


Perlakuan Akuntansi Terhadap Produk Cacat pada Umkm di Sidoarjo

Unniversitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Defective product Cost of goods sold

Abstract

The main purpose of establishing a business is to earn profits and have a quality product. Companies usually experience problems in the production process, one of which is getting products that do not meet production quality standards, such as obtaining defective products. The purpose of this study is to find out how the accounting treatment of defective products is applied by MSMEs in Sidoarjo and to find out how the impact of defective products on the cost of production of MSMEs in Sidoarjo. This type of research uses a qualitative descriptive approach. The data used are primary data and secondary data with data collection techniques namely observation, interviews, literature study and documentation. This research was conducted by surveying the research location and then conducting interviews and analyzing company data in the form of reports on raw material purchases, sales report data, goods production data for January 2021, product unit price report data, product report data for both defective products and defective product data on January 2021, the cost of production.

Pendahuluan

Indonesia pada tahun 1998 mengalami krisis ekonomi yang mengakibatkan penurunan perekonomian nasional Indonesia. Banyak perusahaan yang tumbang akibat kejadian ini. Namun, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dapat bertahan dan memulihkan perekonomian[1]. Di akses dari www.idcloudhost.com pada 22 maret 2020, UMKM adalah usaha yang dimiliki oleh perseorangan atau badan usaha yang memenuhi standar untuk menghasilkan usaha mikro, diatur dalam undang-undang No. 20 tahun 2008. UMKM sangat membantu pemerintah dalam mengurangi pengangguran sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, semakin banyaknya UMKM semakin banyaknya lapangan kerja tersedia[2].

Tujuan utama mendirikan usaha adalah untuk mendapatkan laba keuntungan dan memiliki produk yang berkualitas. Perusahaan biasanya mengalami kendala dalam proses produksinya, salah satunya mendapatkan produk tidak sesuai standar kualitas produksi seperti memperoleh produk cacat. Produk cacat tersebut akan berdampak pada harga pokok produksi. Harga pokok produksi merupakan pengorbanan sumber ekonomi untuk pengelolaan bahan baku menjadi produk jadi. Diperlukan perlakuan akuntansi yang tepat terhadap produk cacat agar tidak berdampak buruk pada harga pokok produksi[3].

Peran akuntansi sangat penting dalam menghitung nilai biaya produksi dan menghitung biaya penjualan dalam perdagangan. Akuntansi merupakan bagian penting dari perhitungan biaya produksi sebagai keberlangsungan produksi. Untuk mendapatkan hasil perhitungan yang benar, perusahaan harus mencatat dan menghitung setiap transaksi secara baik dan benar agar tidak terjadi kesalahan dalam menyusun laporan keuangan. Perlakuan akuntansi yang dimaksudkan yaitu untuk mengatasi masalah jika terjadi kesalahan yang ditimbulkan oleh produk cacat dalam proses produksi, serta untuk menangani dan memperkecil biaya-biaya tambahan produksi produk cacat agar tidak menimbulkan kerugian pada pengusaha. Adanya produk cacat tidak boleh diabaikan karena produk cacat akan menyebabkan kerugian pada pengusaha, hal tersebut disebabkan harga jual produk cacat tidak sama dengan produk baik. Oleh karena itu perlu memahami perlakuan akuntansi untuk produk cacat, berdasarkan kondisi usaha[4].

Produk cacat merupakan unit selesai maupun separuh selesai tetapi mengalami kegagalan atau disebut dengan produk cacat yang diakibatkan oleh hal tertentu. Ada dua penyebab produk cacat, pertama produk cacat disebabkan oleh pelanggan atau pemesan seperti mengubah spesifikasi desain produk saat proses produksi berjalan, maka biaya perbaikan akan dibebankan oleh pelanggan atau pemesan. Kemudian kedua disebabkan oleh kesalahan internal contohnya kecerobohan karyawan dan peralatan yang sudah usang, maka biaya dibebankan ke dalam pengendali overhead pabrik dan dilaporkan secara periodik kepada manajemen[5]. Produk cacat dapat diperbaiki dengan melakukan pengerjaan kembali. Perlakuan akuntansi pengerjaan kembali produk cacat tergantung pada jenis penyebabnya, jika pengerjaan kembali disebabkan oleh pelanggan maka biaya dibebankan ke pesanan dengan cara menaikkan harga jual.

Pengerjaan kembali disebabkan oleh kegagalan internal, maka biaya dibebankan ke pengendali overhead pabrik dan secara periodik dilaporkan ke manajemen. Barang cacat tersebut dapat diperbaiki dan dikerjakan kembali apabila biaya pengerjaan kembali produk cacat tersebut lebih rendah dibandingkan dengan nilai realisasi bersih yang dihasilkan dari pengerjaan kembali. Barang cacat tidak dapat dibetulkan baik cacat secara teknis tidak memungkinkan atau karena tidak ekonomis diperbaiki. Sebaiknya perolehan pendapatan yang diperoleh dari produk cacat akan lebih ekonomis jika dijual dengan harga diskon karena cacat, daripada melakukan perbaikan, karena hal tersebut akan menambah biaya.

Masyarakat Indonesia tidak dapat dipisahkan dari aktivitas hariannya dari layanan dan barang seperti hasil kreasi pelaku UMKM dalam membeli kebutuhan pokok. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI menurut laporan tersebut, terdapat 99,99% (62.9 juta unit) UMKM di tahun 2017 persentase dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia (Dewi dkk, 2018). Kabupaten Sidoarjo UMKMnya terus mengalami peningkatan. Dikutip dari jawapos.com diakses pada 20 Juli 2020, UMKM yang terdapat di Sidoarjo cukup banyak, tercatat ada 206.745 UMKM yang tersebar di 18 kecamatan[6].

Penelitian dilakukan sebagai kajian ke unit usaha UMKM yang memproduksi barang di Sidoarjo, salah satunya usaha mebel. Berdasarkan pengamatan dalam proses produksi barang oleh UMKM tersebut, terdapat barang tidak sesuai kualitas produksi disebut produk cacat. Produk cacat tersebut disebabkan oleh kegagalan internal, kemudian diperbaiki kembali. Pemilik UMKM menganggap bahwa produk cacat merupakan hal sepele, hal tersebut terbukti bahwa biaya-biaya perbaikan maupun kerugian yang disebabkan oleh produk cacat tidak dilakukan pencatatan secara jelas. Tidak ada karyawan khusus dalam melakukan pencatatan laporan keuangan. Pencatatan laporan kuangan dikelola oleh pemilik UMKM sendiri dan dilakukan pencatatan secara sederhana, hal tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman tentang akuntansi dalam pencatatan laporan keuangan. Maka diperlukan masukan dan pemahaman kepada UMKM di Sidoarjo, atas perlakuan akuntansi yang tepat khususnya pada perlakuan produk cacat.

Seperti yang terjadi pada penelitian dilakukan oleh Yuri Rahayu, Andi Riyanto, Lia Saumi Ramadhani pada tahun 2020, berjudul “Perlakuan Akuntansi yang Tepat Terhadap Produk Cacat Pada Perusahaan Berdasarkan Pesanan” hasil penelitiannya menjelaskan bahwa. Perusahaan dalam memperlakukan produk cacat dan produk rusak tidak sesuai dengan kaidah akuntansi. Karena berdasarkan kebijakan manajemen perusahaan, perusahaan produk cacat dan produk rusaknya tidak memasukkan ke dalam tiga kategori perlakuan akuntansi yang tepat, sehingga tidak dapat menambah laba perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlunya solusi yang dapat membuka wawasan serta pemahaman tentang perlakuan akuntansi yang tepat terhadap produk cacat untuk dijadikan acuan, sehingga tidak terjadi kerugian yang terlalu besar dan mengurangi risiko[7].

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis ingin mengetahui lebih lanjut tentang perlakuan akuntansi terhadap produk cacat yang diterapkan oleh UMKM di Sidoarjo, dan bagaimana pengaruhnya produk cacat tersebut pada harga pokok produksinya. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perlakuan Akuntansi Terhadap Produk Cacat Pada UMKM di Sidoarjo”.

Metode Penelitian

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian ilmiah bertujuan untuk memahami suatu fenomena secara langsung dan alami menggunakan kontak sosial dengan mengutamakan interaksi secara langsung antara peneliti dengan fenomena yang diteliti[8]. Penggunaan metode ini diharapkan dapat menjelaskan bagaimana perlakuan akuntansi terhadap produk cacat pada UMKM di Sidoarjo yang memproduksi barang berupa mebel, tas, dan panci.

Pendekatan yang digunakan yaitu deskriptif. Pendekatan deskriptif kualitatif memiliki arti bahwa pendekatan penelitian yang pengumpulan datanya berupa kata, gambar, bukan angka. Data diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, foto dan dokumentasi lainnya. Dalam konteks ini, peneliti berfokus pada bagaimana perlakuan akuntansi terhadap produk cacat pada UMKM di Sidoarjo[8].

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di UMKM Kris Desain di Desa Kemiri RT 04, RW 02 – Sidoarjo yang bergerak pada usaha mebel.

C. Teknik Pemilihan Informan

Pemilihan informan dalam penelitian ini didasarkan pada orang yang sanggup memberikan informasi lengkap terkait penelitian, sehingga didapatkan data yang dapat diakui kebenarannya. Penelitian ini membutuhkan informasi dari pemilik UMKM, karyawan produksi. Serta orang lain yang dapat membantu dalam penelitian ini untuk mencari dan menemukan data yang dibutuhkan untuk penelitian.

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan data primer berupa pengamatan secara langsung dan wawancara kepada pemilik UMKM. Data sekunder berupa data tambahan seperti profil UMKM dan laporan keuangan serta referensi sejenisnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu pertama observasi dilakukan di UMKM Kris Desain di Desa Kemiri RT 04, RW 02 Sidoarjo. Kedua yaitu wawancara dilakukan untuk memperoleh data dengan cara melakukan tanya jawab kepada pemilik UMKM dan karyawan bagian produksi untuk menggali informasi mendalam dari para informan. Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur yang ditujukan kepada pemilik UMKM dan karyawan produksi. Ketiga yaitu studi kepustakaan dilakukan dengan cara menelaah buku catatan, dan laporan lain yang menyangkut masalah penelitian yaitu mengenai perlakuan akuntansi atas produk cacat. Keempat yaitu dokumentasi digunakan sebagai pelengkap metode observasi dan wawancara dalam penelitian. Kelima yaitu dokumentasi berkaitan dengan informasi perlakuan akuntansi terhadap produk cacat.

F. Teknik Analisis Data

Pengelolahan data dilakukan setelah data diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi. Langkah-langkah yang dilakukan, yaitu pertama survey ke lokasi penelitian dilakukan di UMKM Kris Desain di Desa Kemiri RT 04, RW 02 Sidoarjo, untuk mendapatkan permasalahan yang ada pada penelitian. Kedua wawancara (interview) terstruktur kepada pemilik UMKM, kemudian ke bagian karyawan produksi serta pihak lain yang dapat memberikan informasi data yang diperlukan terkait penelitian, antara lain jawaban yang nyata atas pertanyaan terkait penelitian. Sehingga mendapatkan gambaran bagaimana perlakuan akuntansi produk cacat yang diterapkan oleh UMKM di Sidoarjo. Ketiga yaitu menganalisis laporan keuangan UMKM yang sudah didapatkan berupa pembukuan sederhana yaitu laporan pembelian bahan baku, laporan penjualan, laporan harga satuan per-produk, laporan produk baik dan produk cacat dll. Keempat yaitu mengidentifikasi produk cacat dan perlakuan akuntansi yang di lakukan oleh UMKM di Sidoarjo.

Hasil dan Pembahasan

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Profil UMKM

UMKM Kris Desain merupakan UMKM yang bergerak pada bidang mebel. UMKM ini berdiri sejak tahun 2010 oleh Ibu Kristina. UMKM Kris Desain berlokasi di kota Sidoarjo yaitu di desa Kemiri RT-04 RW-02. UMKM ini memproduksi barang berupa meja, almari, box tester dengan berbagai macam ukuran. Harga yang ditawarkan berfariasi tergantung ukuran barang, harga berkisar Rp 8.500.000/produk sampai dengan Rp 250.000/produk.

UMKM Kris Desain cukup berkembang dengan penghasilan rata-rata sebesar Rp 500.000.000 pemilik umkm mengambil keuntungan 15% dari penghasilan tersebut. UMKM Kris Desai sangat mengutamakan kualitas produksinya supaya hasil produksinya dapat selalu di terima oleh pelanggan, dengan cara melakukan pengecekan saat produksi barang berdasarkan standar perusahaan. Hal tersebut dilakukan supaya dapat meningkatkan persaingan yang luas di pasaran.

2. Struktur Pengelolahan

Tugas, tanggung jawab dan kewenangan di UMKM Kris Desain Sidoarjo merupakan pemilik UMKM sendiri yaitu Ibu Kristina. UMKM Kris Desain memperkerjakan 25 orang pegawai sebagai bagian produksi

3. Proses Produksi

UMKM Kris Desain Sidoarjo merupakan usaha mebel yang memproduksi barang berupa meja, almari, box tester dengan berbagai macam ukuran. Berikut ini urutan proses produksinya yaitu:

  1. Menyiapkan bahan baku
  2. Menentukan rancangan atau desain produk
  3. Pemotongan bahan baku sesuai ukuran
  4. Perakitan produk
  5. Finishing (pemasangan asesoris pada produk)

4. Jenis Produk yang Dihasilkan

UMKM Kris Desain memproduksi berbagai jenis barang dan ukuran diantaranya yaitu:

No. Nama Barang
1. Box tester ukuran 20×120×20
2. Box tester besar ukuran 30×120×20
3. Name plate ukuran 30×30×29
4. Meja ledersip ukuran 40×140×120
5. Meja pp asy ukuran 40×150×120
6. Almari loker ukuran 40×120×200
7. Meja staf ukuran 120×60×75
8. Meja pp asy besar ukuran 40×150×120
Table 1.Jenis ProdukUMKM Kris Desain Sidoarjo, 2021

B. Analisis Data dan Hasil Penelitian

1. Data Khusus Perusahaan

Data khusus digunakan sebagai analisis bagaimana perlakuan akuntansi terhadap produk cacat adalah berkaitan dengan data laporan pembelian bahan baku, data laporan penjualan, data produksi barang bulan Januari 2021, data laporan harga satuan produk, data laporan produk baik produk cacat dan data produk cacat.

a. Data laporan pembelian bahan baku

No Nama Barang Biaya
1 Kayu (bahan baku utama) Rp 289.428.500
2 Asesoris Rp 5.000.000
3 Cat (avian putih) Rp 4.580.000
4 Lem Rp 991.500
Jumlah Rp 300.000.000
Table 2.Laporan Pembelian Bahan Baku Januari 2021UMKM Kris Desain Sidoarjo, 2021

b. Data Laporan Penjualan

Berdasarkan data dari UMKM maka didapatkan penjualan pada bulan Januari yaitu 74 produk dengan total harga Rp 314.650.000

c. Data Laporan Harga Satuan Produk

Berikut ini merupakan bermacam-macam harga produk yang di produksi oleh UMKM Kris Desain Sidoarjo:

No Nama Barang Harga
1 Box tester ukuran 20×120×20 Rp 250.000
2 Box tester besar ukuran 30×120×20 Rp 350.000
3 Name plate ukuran 30×30×29 Rp 650.000
4 Meja ledersip ukuran 40×140×120 Rp 3.750.000
5 Meja pp asy ukuran 40×150×120 Rp 6.750.000
6 Almari loker ukuran 40×120×200 Rp 2.500.000
7 Meja staf ukuran 120×60×75 Rp 2.500.000
8 Meja pp asy besar ukuran 40×150×120 Rp 8.500.000
Table 3.Harga Satuan ProdukUMKM Kris Desain Sidoarjo, 2021

d. Data Jumlah Produksi Barang

No Nama Barang Jumlah Produk
1 Box tester ukuran 20×120×20 12
2 Box tester besar ukuran 30×120×20 2
3 Name plate ukuran 30×30×29 8
4 Meja ledersip ukuran 40×140×120 2
5 Meja pp asy ukuran 40×150×120 21
6 Almari loker ukuran 40×120×200 10
7 Meja staf ukuran 120×60×75 9
8 Meja pp asy besar ukuran 40×150×120 15
Total 79
Table 4.Jumlah Produksi Barang Januari 2021UMKM Kris Desain Sidoarjo, 2021

e. Data laporan produk baik dan produk cacat

Berdasarkan hasil observasi ke UMKM Kris Desain sidoarjo, berikut ini merupakan data produk baik dan produk cacat pada bulan Januari 2021:

Bulan Produksi Produk Baik Produk Cacat
Januari 79 73 6
Table 5.Laporan Produk Baik dan Produk Cacat Januari 2021UMKM Kris Desain Sidoarjo, 2021

f. Data produk cacat

Berikut ini data produk cacat pada Januari 2021 di UMKM Kris Desain Sidoarjo:

No Nama Barang Jumlah
1 Meja pp asy ukuran 40×150×120 1
2 Almari loker ukuran 40×120×200 1
3 Meja staf ukuran 120×60×75 2
4 Meja pp asy besar ukuran 40×150×120 1
5 Box tester ukuran 20×120×20 1
Total 6
Table 6.Jumlah Produk Cacat Januari 2021UMKM Kris Desain Sidoarjo, 2021

B. Perlakuan Akuntansi Produk Cacat Pada UMKM di Sidoarjo

Dalam proses produksi UMKM Kris Desain Sidoarjo terdapat produk cacat yang disebabkan oleh kegagalan internal, seperti bahan baku yang kurang sesuai, cat tidak rata, asesoris rusak berupa cantolan, kunci dan ukuran yang kurang sesuai.

Produk cacat yang ada di UMKM Kris Desain Sidoarjo rata-rata dalam satu bulannya terdapat 6 sampai 10 produk cacat. Produk cacat tersebut dilakukan perbaikan atau pengerjaan ulang. Biaya pengerjaan kembali dan penggantian bahan produk cacat tersebut diabaikan tanpa dilakukan perhitungan maupun pencatatan oleh pemilik UMKM.

C. Dampak Produk Cacat Terhadap Harga Pokok Produksi Pada UMKM di Sidoarjo

UMKM Kris Desain Sidoarjo tidak melakukan pencatatan harga pokok produksi pada usahanya, khususnya yaitu mengenai perlakuan akuntansi produk cacat. Berdasarkan hasil wawancara, berikut ini ilustrasi perhitungan harga pokok produksi pada UMKM Kris Desain:

Bahan Baku:
Persediaan Awal Bahan Baku Rp 20.000.000
Pembelian Bahan Baku Rp 330.000.000
Bahan Baku Tersedia Untuk Dipakai Rp 350.000.000
Persediaan Akhir Bahan Baku (Rp 50.000.000)
Bahan Baku Yang Dipakai Rp 300.000.000
Tenaga Kerja Langsung Rp 50.000.000
Biaya Overhead Pabrik:
Bahan Baku Tidak Langsung Rp 800.000
Tenaga Kerja Tidak Langsung -
Biaya Tidak Langsung Lainnya Rp 15.000.000
Biaya Listrik Rp 30.000.000
Total Biaya Overhead Pabrik Rp 4 6 . 20 0.000
Total Biaya Produksi Rp 39 6 . 20 0.000
Persediaan Awal Barang Dalam Proses Rp 12.000.000
Persediaan Akhir Barang Dalam Proses (Rp 5.500.000)
Harga Pokok Produksi Rp 4 02 . 70 0.000
Persediaan Awal Barang Jadi Rp 750.000
Barang Jadi Siap Dijual Rp 403.450.000
Persediaan Akhir Barang Jadi (Rp 16.000.000)
Harga Pokok Penjualan Rp 387.450.000
Table 7.Ilustrasi Laporan Harga Pokok Produksi UMKM Kris Desain Sidoarjo Januari 2021UMKM Kris Desain Sidoarjo, 2021

Unsur-unsur biaya produksi di UMKM Kris Desain Sidoarjo pada Januari 2021 terdiri dari:

1. Biaya bahan baku langsung

Biaya bahan baku langsung merupakan biaya yang dikeluarkan oleh semua jenis bahan yang membentuk keseluruhan penggunaan bahan yang dianggap penting dalam prsoses menjadi bahan jadi[10]. Berikut ini biaya bahan baku langsung pada bulan Januari 2021 untuk memproduksi 79 produk.

Bahan Baku Langsung Biaya
Kayu (Bahan Baku Utama) Rp 289.428.500
Asesoris Rp 5.000.000
Cat (Avian Putih) Rp 4.580.000
Lem Rp 991.500
Jumlah Rp 300.000.000
Table 8.Biaya Bahan Baku Langsung Januari 2021UMKM Kris Desain Sidoarjo, 2021

2. Biaya tenaga kerja langsung

Berikut ini merupakan daftar biaya tenaga kerja langsung untuk 25 karyawan di UMKM Kris Desain Sidoarjo pada Januari 2021:

Uraian Biaya
Biaya karyawan harian tetap Rp 50.000.000
Jumlah Rp 50.0 0 0.000
Table 9.Tenaga Kerja Langsung Januari 2021UMKM Kris Desain Sidoarjo, 2021

3. Biaya overhead pabrik

Berikut ini total biaya overhead pabrik pada Januari 2021 di UMKM Kris Desain Sidoarjo:

Uraian Biaya
Bahan baku tidak langsung (plastik dan kardus) Rp 1.200.000
Tenaga kerja tidak langsung -
biaya tidak langsung lainnya (air dan pengiriman) Rp 15.000.000
Biaya listrik Rp 30.000.000
Jumlah Rp 4 6 . 20 0.000
Table 10.Biaya Overhead Pabrik Januari 2021UMKM Kris Desain Sidoarjo, 2021

C. Hasil Penelitian

Pada bulan Januari 2021 terdapat 6 produk cacat dari 79 produk yang ada di UMKM Kris Desain. Produk cacat disebabkan oleh kegagalan internal seperti bahan baku yang kurang sesuai, cat tidak rata, asesoris rusak berupa cantolan, kunci dan ukuran yang kurang sesuai. Produk cacat yang disebabkan oleh kegagalan internal maka pembebanan biaya pengerjaan ulang dimasukkan kedalam pengendali overhead pabrik dan dilaporkan ke manajemen secara periodik[5].

Sejauh pengerjaan ulang akibat kegagalan internal mampu di prediksi tapi tidak dapat dihilangkan, jadi tarif overhead yang sudah ditentukan dinaikkan untuk memasukkan biaya pengerjaan kembali. Hal tersebut dilakukan untuk mengestimasikan total biaya pengerjaan kembali akibat kegagalan internal.

1. Pengakuan Produk Cacat pada UMKM di Sidoarjo

Produk cacat yang ada di UMKM Kris Desain Sidoarjo merupakan produk cacat yang disebabkan oleh kegagalan internal dan sifatnya normal. Produk cacat tersebut di perbaiki dengan melakukan pengerjaan ulang. Tetapi tidak ada laporan keuangan atas perhitungan dan pencatatan biaya perbaikan produk cacat di UMKM Kris Desain Sidoarjo.

Keterangan Konsep Teori Rill (+/-)
Produk cacat disebabkan oleh kegagalan internal, maka produk cacat: Produk cacat disebabkan oleh kegagalan internal maka produk cacat dapat dilakukan pengerjaan ulang Produk cacat dilakukan pengerjaan ulang/perbaikan (+)
Produk cacat disebabkan oleh kegagalan internal maka biaya perbaikan: biaya perbaikan produk cacat harus dibebankan ke biaya overhead pabrik dan dilakukan pencatatan dan dilaporkan ke manajemen secara periodik Tidak adanya pencatatan biaya perbaikan produk cacat (-)
Tidak adanya pencatatan harga pokok produksi Perusahaan harus menghitung harga pokok suatu barang karena sangat penting untuk pelaporan keuangan perusahaan Tidak adanya pencatatan (-)
Table 11.Teori Pembanding

2. Pencatatan Produk Cacat pada UMKM di Sidoarjo

UMKM Kris Desain Sidoarjo tidak melakukan perhitungan dan pencatatan atas biaya perbaikan produk cacat. Dikarenakan pemilik UMKM menganggap bahwa biaya perbaikan produk cacat merupakan hal kecil sehingga tidak perlu adanya perhitungan dan pencatatan. Seharusnya UMKM Kris Desain Sidoarjo melakukan perhitungan sekecil apapun biaya perbaikan produk cacat kedalam pengendali biaya overhead pabrik, berikut ini ayat jurnal yang harus dicatat:

Ayat jurnal dalam pencatatan pengerjaan kembali

Pengendali overhead pabrik920.000

Bahan baku800.000

Beban gaji 90.000

Overhead pabrik dibebankan 30.000

Biaya bahan baku untuk perbaikan produk cacat pada UMKM Kris Desain sebesar Rp 800.000 dan biaya tenaga kerja Rp 10.000/jam, setiap ada produk cacat maka ada tambahan jam kerja selama 3 jam untuk mengecek dan memperbaiki produk cacat. Jadi biaya pengerjaan kembali produk cacat sebesar Rp 920.000.

3. Pencatatan Harga Pokok Produksi pada UMKM di Sidoarjo

Berdasarkan ilustrasi harga pokok produksi UMKM Kris Desain tidak mencatat biaya perbaikan produk cacat kedalam biaya overhead pabrik. Berdasarkan ilustrasi perhitungan harga pokok produksi berdasarkan konsep akuntansi biaya setelah menghitung dan memasukkan biaya perbaikan produk cacat kedalam biaya overhead pabrik. Maka didapatkan perbandingan perhitungan harga pokok produksi yang ada di UMKM Kris Desain Sidoarjo dengan perhitungan berdasarkan konsep akuntansi biaya:

Uraian Mebel Kris Desain Sidoarjo Konsep Akuntansi Biaya
Bahan Baku Langsung Rp 300.000.000 Rp 300.000.000
Tenaga Kerja Langsung Rp 50.000.000 Rp 50.000.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 46.200.000 Rp 47.120.000
Biaya Perbaikan Produk Cacat - Rp 920.000
Persediaan Awal Barang Dalam Proses Rp 12.000.000 Rp 12.000.000
Persediaan Akhir Barang Dalam Proses (Rp 5.500.000) (Rp 5.500.000)
Harga Pokok Produksi Rp 402 . 700 .000 Rp 403.620 .000
Persediaan Awal Barang Jadi Rp 750.000 Rp 750.000
Barang Jadi Siap Dijual Rp 403.450.000 Rp 404.370.000
Persediaan Akhir Barang Jadi Rp 16.000.000 Rp 16.000.000
Harga Pokok Penjualan Rp 387.450.000 Rp 388.370.000
Table 12.Perbandingan Ilustrasi Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Analisis UMKM Kris Desain Sidoarjo Dengan Menurut Konsep Akuntansi BiayaUMKM Kris Desain Sidoarjo, 2021

Berikut ini perbandingan laba kotor UMKM Kris Desain Sidoarjo berdasarkan analisis dan berdasarkan konsep akuntansi biaya. Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan jumlah laba kotor antara perhitungan berdasarkan analisis di UMKM Kris Desain dengan berdasarkan konsep akuntansi biaya.

Uraian Mebel Kris Desain Sidoarjo Konsep Akuntansi Biaya
Penjualan Rp 314.650.000 Rp 314.650.000
Harga Pokok Penjualan Rp 387.450.000 Rp 388.370.000
Laba Kotor Rp -72.800.000 Rp -73.720.000
Table 13.Perbandingan Laba Kotor Januari 2021 Berdasarkan Konsep Akuntansi BiayaUMKM Kris Desain Sidoarjo, 2021

4. Penentuan Harga Jual Sebelum Adanya Perhitungan Produk Cacat dan Setelah Perhitungan Produk Cacat

Harga jual produk cacat setelah adanya perbaikan produk cacat akan berbeda karena produk cacat akan menambah biaya produksi. Berikut ini rumus penentuan harga jual. Berikut ini rumus penentuan harga jual:

Harga Jual = Biaya Variabel (1-Desimal Margin Profit yang diinginkan)
Table 14.Niagahoster.co.id, 2021[9]

No Nama Barang Biaya Produksi per-produk Harga
1 Meja pp asy ukuran 40×150×120 Rp 5.891.500 Rp 6.931.176
2 Almari loker ukuran 40×120×200 Rp 2.279.000 Rp 2.681.176
3 Meja staf ukuran 120×60×75 Rp 2.279.000 Rp 2.681.176
4 Meja pp asy besar ukuran 40×150×120 Rp 7.379.000 Rp 8.681.176
5 Box tester ukuran 20×120×20 Rp 366.500 Rp 431.176
Table 15.Harga Jual Produk Cacat Setelah Adanya PerbaikanUMKM Kris Desain Sidoarjo, 2021

UMKM Kris Desain Sidoarjo mengambil keuntungan sebesar 15% dalam setiap produknya. Harga jual setelah adanya biaya perbaikan produk cacat, harga jualnya lebih tinggi dibandingkan harga jual yang sudah di tetapkan oleh UMKM Kris Desain Sidoarjo sebelum adanya perhitungan produk cacat. Biaya produksi bertambah karena adanya biaya perbaikan produk cacat dengan total Rp 920.000 .

5. Pelaporan Produk Cacat pada UMKM di Sidoarjo

UMKM Kris Desain Sidoarjo tidak menghitung dan mencatat biaya perbaikan produk cacat. Dikarenakan pemilik UMKM menganggap bahwa produk cacat yang disebabkan merupakan hal yang ringan dan tidak memerlukan biaya yang besar, oleh sebab itu tidak perlu biaya khusus dan pencatatan biaya perbaikan produk cacat.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian saat observasi dan analisis maka diambil kesimpulan sebagai berikut:

  1. Produk cacat pada UMKM Kris Desain disebabkan oleh kegagalan internal. UMKM melakukan perbaikan pada produk cacatnya, hal tersebut dinyatakan benar berdasarkan teori akuntansi.
  2. UMKM Kris Desain tidak mencatat dan memperhitungkan biaya perbaikan produk cacat, Dikarenakan pemilik UMKM menganggap bahwa biaya perbaikan produk cacat merupakan hal kecil sehingga tidak perlu adanya perhitungan dan pencatatan. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori akuntansi, seharusnya sekecil apapun biaya perbaikan produk cacat harus dilakukan pencatatan pada pengendali overhead pabrik dan dilaporkan secara periodik setiap bulan.
  3. UMKM Kris Desain tidak melakukan perhitungan harga pokok produksi pada usahanya. Berdasarkan ilustrasi perhitungan harga pokok produksi pada UMKM Kris Desain Rp. 402.700.00 hasilnya berbeda dengan ilustrasi harga pokok produksi berdasarkan konsep akuntansi biaya Rp. 403.620.000 selisih jumlah sebesar Rp 920.000 dikarenakan biaya perbaikan produk cacat. Pentingnya memperhitungkan dan mencatat harga pokok produksi maka pemilik UMKM dapat mengestimasi berapa jumlah biaya pengeluaran untuk produksi jika terdapat produk cacat. Pemilik UMKM dapat mencega terjadinya kembali produk cacat supaya tidak menambah total harga pokok produksi karena hal tersebut dapat menyebabkan kerugian bagi pengusaha.
  4. Disimpulkan bahwa dampak produk cacat pada harga pokok produksi adalah menambah biaya produksi.
  5. Perhitungan penentuan harga jual setelah adanya biaya perbaikan produk cacat harga jualnya lebih tinggi dibandingkan harga jual yang ditetapkan oleh UMKM Kris Desain Sidoarjo sebelum adanya perhitungan produk cacat, hal tersebut akan menambahkan laba usahanya dan mencegah kerugian akibat dari produk cacat.

References

  1. Ananda, Amin Dwi, and Dwi Susilowati. 2019. “Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Berbasis Industri Kreatif Di Kota Malang.” Jurnal Ilmu Hukumrnal Ilmu Ekonomi X(X): 120–42.
  2. Magfirah B, OI Sarah, and Yulia Fitri. 2019. “Analisis Efisiensi Biaya Produksi Dengan Penggunaan Biaya Standar Dalam Meningkatkan Rasio Net Profit Margin (Studi Empiris Pada Umkm Dendeng Sapi Di Banda Aceh).” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi 4(2): 334–43.
  3. Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya Edisi 5. 5th ed. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
  4. Lalamentik, Maria Lidya, Jantje Tinangon, and Victorina Tirayoh. 2014. “Analisis Perlakuan Akuntansi Terhadap Produk Cacat Pada Pt.Sinar Purefoods Internasional Bitung.” Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi, Manado 14(1): 1–21.
  5. William K. Carter. 2009. Akuntansi Biaya Edisi 14. 14th ed. ed. Krisna. Jakarta: Salemba Empat.
  6. Mohamad Nur Asikin. 2020. “Sidoarjo Bisa, Angkat UMKM Kota Delta.” JawaPos.com. https://www.jawapos.com/surabaya/20/07/2020/sidoarjo-bisa-angkat-umkm-kota-delta/.
  7. Rahayu, Yuri, Andi Riyanto, and Lis Saumi Ramdhani. 2020. “PERLAKUAN AKUNTANSI YANG TEPAT TERHADAP PRODUK CACAT PADA PERUSAHAAN BERDASARKAN PESANAN.” Jurnal Ilmiah Ilmu Ekonomi 9(1): 1–9. https://jurnal.ummi.ac.id/index.php/JIIE/article/view/739.
  8. Lexy J. Moleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  9. Niagahoster.co.id. 2021. “No Title.” Naning Nur Wijayanti. https://www.niagahoster.co.id/blog/menentukan-harga-jual/?amp.
  10. Ibnu Ismail. 2021. “No Title.” accurate.id. https://accurate.id/akuntansi/biaya-bahan-baku/#:~:text=Biaya bahan baku langsung adalah,sangat signifikan dari bahan jadi.