Abstract
This article aims to find out about the implementation and interest of students in extracurricular tahfidz Qur'an at SD Muhammadiyah 1 Krembung. This study uses a qualitative method, an interactive approach. The subjects of this study were the Deputy Head of Curriculum, extracurricular tahfidz Qu r'an teachers and students who took tahfidz Qur'an extracurricular activities. The results showed that the implementation of extracurricular tahfidz Qur'an runs 1 meeting a week. Many students of SD Muhammadiyah 1 Krembung are interested in extracurricular tahfidz Qur'an. This can be shown by the participation of students in each class in extracurricular tahfidz Qur'an.
Pendahuluan
Al-Qur’an sudah mendunia pada zaman modern ini. Al-Qur’an tidak hanya dalam bentuk mushaf, melainkan dengan kecanggihan teknologi Al-Qur’an bisa diakses melalui handphone sebagai sarana dalam mempermudah hafalan. Bisa juga melalui tulisan maupun audio untuk didengarkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu tempat di mana siswa bisa belajar menghafal al-Qur’an adalah di sekolah. Kegiatan menghafal al-qur’an atau biasa disebut tahfidz Qur’an dilakukan pada saat jam pembelajaran di kelas dan juga di luar pembelajaran. Kegiatan di luar jam pembelajaran disebut Ekstrakurikuler. Dengan adanya ekstrakurikuler, bisa menyalurkan minat dan bakat siswa yang diinginkannya.
Minat adalah sebuah kecenderungan yang tetap sebagai upaya untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang akan diperhatikan terus menerus dengan diikuti sebuah rasa senang, sehingga dari situlah akan diperoleh sebuah kepuasan[1]. Menurut Dendy sugondo, minat merupakan tingginya kecenderungan hati terhadap sesuatu[2]. Seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu hal yang disertai keinginan untuk mengetahui serta mempelajari. Minat bisa timbul karena sebuah perhatian yang mendalam terhadap obyek, di mana perhatian itu akan menimbulkan keinginan untuk mengetahui, mempelajari, juga membuktikannya.
Setiap siswa pasti memiliki minat dan bakat untuk mengikuti ektrakurikuler masing-masing. Minat siswa salah satunya dapat ditunjukkan dengan antusias para siswa terhadap salah satu ektrakurikuler, yaitu tahfidz Qur’an. Ektrakurikuler menjadi wahana dalam pengembangan minat dan bakat siswa ketika berada di luar jam pelajaran. Menurut Asmani, ektrakurikuler adalah sebuah kegiatan pendidikan yang berada di luar jam pelajaran dan sebuah pelayanan untuk membantu mengembangkan siswa yang sesuai dengan potensi, kebutuhan, keinginan, minat dan bakat mereka melalui kegiatan yang khusus diselenggarakan oleh pihak yang berwenang di sekolah [3].
Tahfidz Qur’an berasal dari dua kata, yaitu Tahfidz dan Al-Qur’an. Kata Tahfidz berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti memilihara, menjaga, dan menghafal [4]. Dalam KBBI, pengertian menghafal ialah berusaha meresapkan kedalam pikiran agar selalu diingat. Sedangkan makna dari Al-Quran menururt Quraish Shihab adalah firman Allah Swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammada Saw melalui perantara malaikat Jibril untuk kemudian di sampaikan kepada umat manusia sebagai petunjuk menuju jalan yang benar[5].
Untuk memelihara hafalan dan kesucian yang ada dalam Al-Qur’an umat muslim diwajibkan untuk selalu membaca Al-Quran ketika sholat maupun beraktivitas sehari-hari. Seperti selalu membaca doa ketika akan melakukan sesuatu. Dengan demikian kesucian dan keaslian dalam Al-Qur’an akan tetap terjaga. Tidak hanya itu, akan sangat baik pula bagi seorang mukmin apabila mampu mengamalkan Al-Qur’an dengan cara mengajarkannya pada orang lain. Seperti dalam HR. Bukhari tentang sabda Rasullullah bagi para mukmin yang mengajarkan Al-Qur’an, berbunyi:
حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ أَنْبَأَنَا شُعْبَةُ أَخْبَرَنِي عَلْقَمَةُ بْنُ مَرْثَدٍ قَال سَمِعْتُ سَعْدَ بْنَ عُبَيْدَةَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Syu’bah memberitahukan kepada kami, Alqamah bin Martsad mengabarkan kepadaku, ia berkata, aku mendengar Sa’ad bin Ubaidah bercerita, dari Abu Abdurrahman, dari Utsman bin Affan ra berkata, rasulullah SAW bersabda, ‘sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya’.
Untuk menjadi seorang Tahfidz Qur’an merupakan hal yang tidak mudah untuk dilakukan. Akan tetapi dengan adanya niat untuk belajar menghafal, maka tidak ada yang tidak mungkin. Dengan didukung oleh minat serta keinginan untuk menghafalkan al-qur’an, para siswa bisa menyalurkan keinginan dan minat itu dalam sebuah ekstrakurikuler tahfidz qur’an yang diadakan di sekolah. Salah satu yang menjadi rujukan penelitian ini ialah SD Muhammadiyah 1 Krembung yang menghadirkan ekstrakurikuler tahfidz Qur’an sebagai penyempurna untuk membantu para siswa dalam menghafal Al-Qur’an.
Keterlibatan para siswa yang aktif dan antusias dalam ekstrakurikuler berhubungan dengan minat siswa itu sendiri. Para siswa akan ikut berperan dalam kegiatan ekstrakurikuler apabila mereka memiliki minat yang kuat untuk mengikutinya. Semua kegiatan akan berjalan dengan baik tergantung dengan minat para siswanya. Semakin banyak siswa yang minat, maka akan baik pula dalam pelaksanaannya.
Pentingnya dilakukan penelitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan dan juga minat siswa terhadap ekstrakurikuler tahfidz Qur’an di SD Muhammadiyah 1 Krembung.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan interaktif. Menurut Strauss dan Corbin, penelitian kualitatif merupakan penelitian yang tidak diperoleh dari prosedur perhitungan angka atau bentuk yang serupa[6]. Menurut Musfiqon, pendekatan interaktif dalam penelitian kualitatif dimaksudkan peneliti berinteraksi secara langsung dengan subjek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti lebih banyak menghabiskan waktu untuk memahami setting social di kancah penelitian dan terlibat secara langsung[7].
Subjek dalam penelitian ini ialah Waka kurikulum, guru ekstrakurikuler tahfidz Qur’an dan juga beberapa siswa yang mengikuti ekstrakurikuler tahfidz Qur’an di SD Muhammadiyah 1 Krembung. Teknik pengumpulan data terdiri dari tiga metode; observasi, wawancara dan juga dokumentasi.
Tahapan analisis dan interpretasi data menurut Mules dan Huberman yaitu reduksi data meliputi ; meringkas data, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus[8]. Penyajian data dalam penelitian penelitian ini ialah teks yang sifatnya naratif [9]. Tahap terakhir yaitu kesimpulan/verifikasi.
Pembahasan
SD Muhammadiyah 1 Krembung merupakan lembaga pendidikan umum di tingkat dasar, yang memiliki keunggulan di bidang agama Islam. Sekolah ini merupakan sekolah berbasis agama Islam yang berada dibawah naungan Muhammadiyah. SD Muhammadiyah 1 Krembung berdiri pada tahun 2014 dengan jumlah tercatat 5 siswa. Saat ini SD Muhammadiyah 1 Krembung mempunyai beberapa kegiatan-kegiatan unggulan yang bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk masyarakat di sekitar. Beberapa diantaranya yaitu Study banding ke luar negeri, tahfidz Qur’an, tidur siang, muraja’ah pagi, pembiasaan shalat dhuha. Disamping itu juga ada kegiatan ekstrakurikuler yaitu Hizbul Wathan, Tapak suci, Komputer, tahfidz Qur’an, english club, arabic club, panahan, dan juga futsal.
SD Muhammadiyah 1 Krembung merupakan sekolah yang terbilang masih baru. Sekolah ini didirikan baru 7 tahun yang lalu, sehingga sangat wajar jika sarana prasarananya masih belum lengkap dan belum memadai. Dengan gedung 2 lantai yang sederhana dan nyaman, SD Muhammadiyah 1 Krembung tetap dapat melaksanakan pembelajaran dengan lancar. Dalam gedung tesebut terdapat 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang tata usaha, 8 ruang kelas serta 2 kamar mandi untuk masing-masing siswa laki-laki dan perempuan. Untuk ruang laboratorium belum memiliki ruangan khusus, sehingga ruang laboratorium dijadikan satu dengan ruang kelas 4. SD Muhammadiyah 1 Krembung belum memiliki mushollah atau masjid sendiri.
Berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan minat siswa terhadap ekstrakurikuler tahfidz Qur’an, dapat di analisa bahwa pelaksanaan esktrakurikuler tahfidz Qur’an di SD Muhammadiyah 1 Krembung berjalan dengan lancar sebelum adanya pandemi ini. Esktrakurikuler tahfidz Qur’an yang juga dikatakan masih baru karena baru diadakan sekitar tahun 2017. Dengan peminat yang bisa dikatakan cukup banyak yakni sekitar 10 siswa pada tahun pertama.
Ekstakurikuler tahfidz Qur’an ini menjadi sebuah ladang penunjang bagi siswa-siswi SD Muhammadiyah 1 Krembung untuk menyalurkan bakat dan minat mereka di bidang tahfidz Qur’an. Dengan demikian, siswa-siswi SD Muhammadiyah 1 Krembung bisa lebih dekat dan mencintai Al-Qur’an karena adanya esktrakurikuler tahfidz Qur’an yang menjadi perantara mereka untuk senantiasa cinta Al-Qur’an.
Pembelajaran ekstrakurikuler tahfidz Qur’an juga didukung dengan menggunakan metode khusus yang sudah disiapkan oleh ustadz/ustadzahnya, yakni menggunakan 2 metode. Yang pertama metode talqin dan yang kedua metode tikrar. Kedua metode tersebut mempermudah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler tahfidz Qur’an dalam menghafal Al-Qur’an.
- Talqin artinya memberikan contoh kemudian disimak oleh siswa. Setelah ustadz/ustadzah mencontohkan kemudian seluruh siswa menyimak dengan baik.
- Tikrar artinya mengulang. Artinya, setiap ayat Al-Qur’an yang telah dicontohkan oleh ustadz/ustadzah, hendaknya seluruh siswa melakukannya dengan banyak pengulangan agar hafal dan tidak mudah lupa[10].
Cara menerapkan kedua metode ini yakni dengan cara membacakan atau mencontohkan ayat-ayat yang akan dihafalkan secaraberulang kali hingga siswa menguasai ayat-ayat tersebut.
Berdasarkan hasil observasi dan juga wawancara dengan waka kurikulum, guru ekstrakurikuler tahfidz Qur’an dan juga beberapa siswa SD Muhammadiyah 1 Krembung tentang target hafalan yang diterapkan, hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara bahwa target hafalan mereka adalah menyesuaikan panjang atau pendeknya ayat yang akan dihafalkan. Jika ayat yang akan dihafalkan panjang, maka butuh 2-3 ayat yang dihafalkan di setiap pertemuan. Sehingga esktrakurikuler tahfidz Qur’an ini menerapkan konsep fleksibel yang tidak memberatkan siswa dalam menghafal Al-Qur’an.
Untuk saat ini beberapa siswa yang sudah peneliti wawancarai, mereka sudah mampu menghafal juz 30 dan sedang berproses untuk menghafal juz 29. Setiap anak memiliki progress yang berbeda-beda, ada yang baru memulai juz 29 QS. Al-Qalam, ada juga yang sudah melewati itu dan sekarang sedang menghafal QS. Al-Jinn.
Rata-rata peminat dari esktrakurikuler tahfidz Qur’an adalah siswa yang memiliki bakat di bidang tahfidz Qur’an. Misalnya karena dia senang menghafal juga karena mereka berprestasi pada bidang akademiknya. Disamping itu juga tidak hanya siswa yang memiliki prestasi saja yang turut andil dalam meramaikan ekstrakurikuler tahfidz Qur’an, melainkan siswa yang memiliki standart hafalan yang kurang juga akan diikutkan ekstrakurikuler tahfidz Qur’an.
Setiap siswa juga memiliki pencapaiannya masing-masing, karena pada dasarnya setiap siswa juga memiliki kemampuannya masing-masing. Sama halnya dalam hal perlombaan yang diikuti oleh beberapa siswa SD Muhammadiyah 1 Krembung. Berbagai macam perlombaan pernah diikuti oleh siswa SD Muhammadiyah 1 Krembung. Salah satunya adalah perlombaan pada bidang tahfidz Qur’an. Sebelumnya pihak sekolah sudah menyiapkan calon siswa yang akan diikutsertakan dalam lomba. Sehingga, jika ada event dadakan, pihak sekolah sudah memiliki calon siswa yang akan ikut lomba.
Berdasarkan hasil wawancara setelah peneliti analisis, beberapa perlombaan pada cabang tahfidz Qur’an yang pernah diikuti dan juga yang pernah diraih oleh SD Muhammadiyah 1 Krembung adalah sebagai berikut:
MKKS SD/MI Muhammadiyah tingkat kabupaten
Dalam event MKKS SD/MI Muhammadiyah se Kabupaten Sidoarjo yang diikuti oleh siswa SD Muhammadiyah 1 Krembung membawa hasil yang baik. Pasalnya dari perlombaan tersebut SD Muhammadiyah 1 Krembung bisa memasuki babak final dan meraih juara.
PCM Waru
SD Muhammadiyah 1 Krembung juga mengkuti lomba tahfidz Qur’an di Pimpinan Cabang Muhammadiyah Waru oleh beberapa perwakilan siswa. Dalam perlombaan ini, SD Muhammadiyah 1 Krembung juga memasuki babak final.
PDA Sidoarjo babak penyisihan
Perlombaan selanjutnya SD Muhammadiyah 1 Krembung mengirimkan beberapa perwakilan siswa untuk diikutsertakan dalam event ini. Namun, kali ini SD Muhammadiyah 1 Krembung hanya bisa mengikuti perlombaan hingga babak penyisihan. Hal tersebut tidak menjadi titik akkhir dari semangat siswa-siswi dalam mengikuti perlombaan.
Dari beberapa perlombaan tahfidz Qur’an tersebut, menjadikan siswa SD Muhammadiyah 1 Krembung lebih semangat dalam menghafalkan Al-Qur’an. Walupun berakhir pada babak final ataupun penyisihan. Disamping itu juga ada cara memotivasi siswa agar mereka lebih semangat dalam menghafal Al-Qur’an Untuk itu dengan menunjukkan keutamaan-keutamaan dalam menghafalkan Al-Qur’an. Misalkan dengan banyaknya pahala yang kita terima karena membaca Al-Qur’a dinilai per hurufnya, akan bisa menghadiahkan mahkota kepada orang tua saat di surga, berkumpul dengan orang-orang sholeh/sholeha dan masih banyak lagi. Motivasi juga bisa tumbuh karena dirinya sendiri. Seperti halnya siswa termotivasi setelah melihat acara televisi yang menayangkan program tahfidz Qur’an yang sukses menghafalkan Al-Qur’an dengan baik. Maka hal itu bisa menjadikan siswa lebih merasa semangat dan termotivasi.
Dengan demikian, motivasi juga menjadi hal penting untuk masa depan siswa. Pasalnya dari motivasi tersebut akan timbul cita-cita yang ada pada diri siswa. Salah satunya cita-cita untuk melanjutkan ke Pondok Pesantren untuk bisa memperdalam belajar Al-Qur’an dan juga cita-cita untuk memberi hadiah mahkota kepada kedua orang tuanya di surga kelak.
Dalam kegiatan belajar mengajar baik di luar maupun di dalam pembelajaran, kesulitan itu pasti akan ditemukan. Kesulitan yang dialami dalam pembelajaran ekstrakurikuler tahfidz Qur’an di SD Muhammadiyah 1 Krembung, tidak lain adalah ketika melakukan proses menghafal Al-Qur’an.
Berdasarkan hasil wawancara, dapat dianalisis bahwa menghafal Al-Qur’an memiliki tingkat kesulitan tergantung dengan ayat yang akan di hafalkan. Setiap ayat memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Maka dari itu kedua metode yakni talqin dan tikrar akan selalu diterapkan dalam proses menghafal para siswa. Bagi siswa yang memiliki kelebihan dalam menghafal Al-Qur’an lebih cepat, maka halafan mereka akan ditambah lagi. Sedangkan sebaliknya, bagi siswa yang memiliki hafalan kurang maka akan dilakukan pengulangan secara bertahap agar tidak mudah lupa.
Disamping itu juga ada kesulitan-kesulitan lain yang dirasakan oleh siswa. Beberapa diantaranya yaitu sulit dalam menghafal nama suratnya, sulit mengingat bunyi awalan suratnya, sering lupa dengan ayat yang telah dihafalkan. Dari beberapa kesulitan-kesulitan tersebut, maka muroja’ah menjadi solusi utamanya.
Kesimpulan
SD Muhammadiyah 1 Krembung menjadi salah satu sekolah berbasis Islam yang memiliki program unggulan, salah satunya ekstrakurikuler tahfidz Qur’an. Pelaksanaan ekstrakurikuler tahfidz Qur’an di SD Muhammadiyah 1 Krembung untuk sebelum adanya pandemi berjalan dengan lancar. Seminggu dilakukan 1 kali pertemuan secara rutin.
Siswa SD Muhammadiyah 1 Krembung banyak yang berminat dengan ekstrakurikuler tahfidz Qur’an. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan keikutsertaan siswa di masing-masing kelas terhadap esktrakurikuler tahfidz Qur’an.
References
- Arifurrahman, “Survei Minat Siswa Dalam Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Di Sma Negeri 2 Barru,” Universitas Negeri Makasar, 2019.
- Setiyabudi and A. S. Purnama, “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Mastery Learning,” J. Pendidik. Mat., vol. 3, no. 3, pp. 337–344, 2015.
- R. Y. Lestari, “Peran Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Mengembangkan Watak Kewarganegaraan Peserta Didik,” Untirta Civ. Educ. J., vol. 1, no. 2, pp. 136–152, 2016.
- A. Maskur, “Pembelajaran Tahfidz Alquran pada Anak Usia Dini,” J. Pendidik. Islam, vol. 1, no. 02, pp. 188–198, 2018.
- J. A. Aziz, “Pengaruh Menghafal Al-Quran Terhadap Pembentukan Karakter Peserta Didik Di Roudhotul Atfal (RA) Jamiatul Qurra Cimahi,” J. Ilm. Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, vol. 2, no. 1, pp. 1–15, 2017.
- R. Surayya, “Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Kesehatan,” AVERROUS J. Kedokt. dan Kesehat. Malikussaleh, vol. 1, no. 2, pp. 75–83, 2018.
- M. Musfiqon, Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta, 2012.
- A. Rijali, “Analisis Data Kualitatif,” J. alhadharah, vol. 17, no. 33, pp. 81–95, 2018.
- N. K. Pratiwi, “Pengaruh Tingkat Pendidikan, Perhatian Orang Tua, Dan Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Smk Kesehatan Di Kota Tangerang,” Pujangga, vol. 1, no. 2, pp. 75–105, 2017.
- T. Talebe and Isramin, “Metode Tahfidz Al-Qur’an,” Rausyan Fikr, vol. 15, no. 1, pp. 113–129, 2019.