Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.6.2022.2145

Implementation of Problem Based Learning to Improve The Quality of PAI Learning During The Covid-19 Pandemic at School


Implementasi Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI Selama Pandemi Covid-19 di Sekolah

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Pembelajaran Problem Based Learning SMPN 1 Gedangan.

Abstract

This article aims to provide an explanation of the application of learning-based learning at SMPN 1 Gedangan, so that students at SMPN 1 Gedangan, especially class VII-E can more easily understand and absorb the subject matter delivered by PAI subject educators more easily. understanding and absorbing the subject matter delivered by PAI subject educators can be absorbed well despite learning to be brave at home during the covid-19 pandemic. The research approach used by the author is descriptive qualitative research. Where the research subjects are PAI subject educators (Pak Abdul Mujib) and class VII-E students at SMPN 1 Gedangan. The data collection technique used by the author uses interview, observation, and documentation techniques.

Pendahuluan

Saat ini terjadi wabah penyakit covid-19 yang tidak terduga dan wabah ini masih berlangsung kurang lebih sudah hampir 2th. Kondisi aeperti ini sangat tidak di harapkan oleh semua orang di dunia. Kondisi saat ini membuat perubahan yang sangat besar di seluruh belahan dunia. Hal ini mempengaruhi perubahan-perubahan pada sistem kebijakan baru yang harus di terapkan pemerintah kepada semua lapisan masyarakat. Kebijakan baru juga terjadi pada dunia pendidikan saat ini, yang biasanya pembelajaran dilakukan di sekolah dan datang ke kelas dengan bertatap muka sama guru, sekarang cukup belajar online dari rumah lewat sistem aplikasi yang di anjurkan dari pihak sekolahan [1]. Pembelajaran online merupakan proses pembelajaran jarak jauh demgan memanfaatkan teknologi komunikasi jarak jauh (telekomunikasi) dan teknologi informasi, salah satunya adalah internet dan whatsapp. Pembelajaran online pastinya kurang efektif karena tidak bertatap muka langsung dengan pendidik dan kurangnya pemantauan langsung dari pendidik juga. [2]

Pengertian pendidikan secara umum adalah suatu proses pembelajaran dimana karakter peserta didik bisa berubah melalui interaksi edukatif yang meliputi proses pembelajaran, proses pengetahuan, proses keterampilan, dan sikap yang bertujuan agar mereka (peserta didik) memiliki kemampuan berpikir secara kritis. Dalam bidang pendidikan, pemerintah dan masyarakat sama-sama berusaha baik dalam segi tenaga, pikiran, dan finansialnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam berbagai aspek. Misalnya dalam melakukan pembaharuan pada kurikulum yang ada di sekolah, perubahan teknik belajar mengajar, serta melakukan hubungan kerjasama dengan antar lembaga sekolah lain, dsb. [3]

Di era globalisasi yang semakin maju dan semakin berkembang saat ini, pendidikan agama islam berperan penting dalam memperbaiki kualitas sumber daya manusia agar dapat bersaing di era global ini. Kualitas sumber daya yang di maskud dalam pendidikan agama islam adalah kualitas karakter islamic yang dimiliki peserta didik Bagian terpenting dan tidak dapat di pisahkan yaitu pendidikan dan pembelajaran. Bagian yang paling penting dalam proses pendidikan adalah pembelajaran. [4] Pemerintah terus menerus berusaha mengupayakan untuk selalu meningkatkan kualitas pendidikan, baik bersifat kesepakatan (konvensional) maupun secara inovatif dalam melakukan pembaruan secara berkala agar kualitas pendidikan di Indonesia terus meningkat lebih baik dari sebelumnya dan dapat bersaing dengan pendidikan yang ada di luar negeri. [5]

Saat ini masalah utama dalam pembelajaran formal (sekolah) yaitu rendahnya daya serap peserta didik terhadap materi pelajaran yang di berikan oleh pendidik di sekolah. Hal ini terbukti dengan rendahnya kualitas pembelajaran peserta didik yang kurang optimal saat pembelajaran di kelas berlangsung. Kondisi seperti ini sering terjadi karena biasanya pendidik cenderung kurang inovatif dalam memilih model pembelajaran yang tepat, sehingga peserta didik mudah bosan dan mereka jadi pasif dan kurang tertarik dengan materi yang disampaikan oleh pendidik saat proses pembelajaran berlangsung. Model pembelajaran yang tepat dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir para peserta didik adalah model pembelajaran problem based learning. Yang dimana model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) atau model pembelajaran berbasis mengaitkan masalah adalah model pembelajaran yang menekankan peserta didik pada pemecahan masalah. Model pembelajaran PBL ini dapat lebih mengasah pengetahuan para peserta didik dan dapat menumbuhkan keterampilan berpikir para peserta didik. [6]

PBL/Problem Based Learning/pembelajaran berbasis masalah yaitu model pembelajaran yang di terapkan oleh pendidik di ruang kelas, dimana para peserta didik belajar berkelompok dengan disediakan suatu masalah-masalah simpel yang nyata terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan di terapkan model pembelajaran ini, peserta didik di arahkan untuk belajar dari suatu masalah yang di sesuaikan dengan materi pelajaran saat itu. Bisa juga pendidik menceritakan tentang sirah yang berkaitan dengan materi pelajaran yang disampaikan. Selanjutnya peserta didik di bimbing oleh guru untuk menyelesaikan suatu masalah yang telah di berikan melalui berbagai langkah-langkah pembelajaran yang tersusun secara teratur (sistematis) dan menggunakan pendekatan yang kontekstual (berhubungan dengan konteks pelajaran). [7]

Model PBL (problem Based Learning) tidak bisa di terapkan di semua mata pelajaran. Model pembelajaran berbasis masalah lebih cocok diterapkan pada mata pelajaran yang menuntut untuk berpikir dalam memecahkan suatu masalah, salah satu materi peajaran yang bisa menggunakan model pembelajaran PBL adalah pelajaran PAI (pelajaran yang ada di sekolah non madrasah) dan pelajaran akidah akhlah (yang terdapat di sekolahan berbasis madrasah). PBL tidak cocok untuk diterapkan di SD karena kemampuan berpikir peserta didik dalam menganalisa suatu masalah dan menemukan solusi masalah yang ada masih kurang. Penerapan problem based learning membutuhkan waktu yang lebih lama daripada proses pembelajaran biasanya. Banyak peserta didik yang sekolah bukan di lembaga madrasah, mereka merasa bahwa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) itu sulit karena pada saat pembelajaran mereka merasa jenuh dan bosan dengan model pembelajaran yang sama. Maka dari itu di butuhkan model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik aktif dalam berpikir[8].

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan penulis dalam penelitian ini yang berjudul “Implementasi Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI Masa Pandemi Covid-19 di SMPN 1 Gedangan” adalah penelitian kualitatif deskripstif. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian kualitatif ini adalah wawancara, survey, dan observasi. Pengertian teknik pengumpulan data dapat diartikan dengan teknik atau cara untuk mengumpulkan suatu informasi-informasi berdasarkan fakta yang ada di lapangan. [8] Biasanya penelitian kualitatif jenis datanya berupa dokumen, pernyataan, kalimat, dan data pendukung lainnya.

Penelitian kualitatif lebih berfokus pada mendeskripsikan kejadian nyata dan sebenar-benarnya. Penelitian kualitatif tidak hanya berfokus pada memberikan hasil deskripsi nyata, tetapi penelitian kualitatif juga menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber data yang diinginkan. Kajian utama dalam penelitian kualitatif berupa peristiwa yang terjadi dalam lingkungan yang dituju.[9] Dalam penelitian ini, penulis memulai penelitian dari merencanakan, mengumpulkan data, menganalisis data, dan melakukan proses pelaporan hasil dari penelitian. Subyek penelitian ini adalah guru mata pelajaran agama islam yaitu pak Abdul Mujib dan peserta didik kelas VII-E di SMPN I Gedangan yang merupakan sekolah yang menerapkan Pembelajaran Problem Based Learning dalam proses pembelajarannya.

Pembahasan

Kemampuan Pendidik Mata Pelajaran PAI Dalam Menggunakan Problem Based Learning

Kemampuan pendidik dalam menggunakan problem based learning dalam pembelajaran offline maupun daring dapat memberikan pengaruh besar terhadap kemampuan peserta didik dalam menerima materi pelajaran, khususnya pada mata pelajaran PAI. Dimasa pandemi yang masih melanda Indonesia seperti sekarang, pembelajaran masih dilakukan secara online/daring. Keadaan seperti ini menuntut semua pendidik untuk bisa memberikan materi pelajaran yang dengan mudah dapat dipahami peserta didiknya. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAI kelas 7E yaitu pak Mujib dapat di analisa bahwa pendidik yang mengajar pada mata PAI memiliki kemampuan dalam menerapkan model pembelajaran problem based learning, baik dalam pembelajaran offline maupun online karena pak Mujib sering menerapkan PBL dalam pembelajaran di kelas. Hal ini sudah terlihat jelas dari kecakapan pendidik dalam menjelaskan kepada penulis saat proses wawancara berlangsung cara menerapkan model pembelajaran problem based learning, terutama saat pembelajaran dengan Google Meet dan menjelaskan materi PAI apa saja yang cocok menggunakan problem based learning. Dengan demikian kemampuan pendidik sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran peserta didik dalam masa pandemi covid-19 yang masih berlangsung saat ini.

Pemanfaatan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam Mata Pelajaran PAI

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pendidik yang mengajar mata pelajaran PAI kelas 7E yang bersangkutan, bahwa pendidik yang bersangkutan tidak selalu menerapkan pembelajaran problem based learning di semua materi, namun memilah materi yang cocok untuk menggunakan model pembelajaran problem based learning agar peserta didik dengan mudah dapat memahami isi materi dan mengingat materi pelajaran yang disampaikan. Dari sini dapat dianalisa, bahwa pemanfaatan problem based learning dalam pembelajaran, khusunya pada mapel PAI dapat mengasah kemampuan berpikir peserta didik dalam menyelesaikan tugas, baik tugas individu maupun tugas kelompok yang diberikan oleh pendidik. Pembelajaran problem based learning merupakan model pembelajaran yang berbasis pemecahan masalah. Pemanfaatan model pembelajaran ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, terutama saat pembelajaran daring berlangsung di rumah.

Materi PAI Yang Menggunakan Problem Based Learning

Berdasarkan hasil observasi peneliti, penulis langsung ikut terjun dalam mengajar peserta didik kelas 7E di Google Meet. Tiidak semua materi PAI kelas 7 bisa menggunakan problem based learning. Pemilihan materi pelajarn dengan menggunakan problem based learning sangat diperhatikan. Salah satu materi PAI yang bisa menggunakan problem based learning adalah yang berkaiatan dengan akhlak, baik akhlak terpuji maupun akhlak tercela karena lebih mudah untuk menerapkan pembelajaran PBL. Dengan demikian penggunaan pembelajaran problem based learning disesuaikan dengan materi yang sesuai agar dapat mudah dipahami oleh pesera didik. Dengan demikian, dapat dianalisa bahwa dalam penyampaian materi PAI dengan menggunakan problem based learning harus memperhatikan kesesuaian materi yang diajarkan dengan model pembelajaran, sehingga dalam proses belajar mengajar di kelas dapat memberikan kemudahan dalam memahamkan materi pelajaran kepada peserta didik, sehingga peserta didik mudah dalam memahami dan mengingat materi yang disampaikan oleh pendidik.

Latar Belakang Pendidik PAI di SMPN 1 Gedangan

Berdasarkan wawancara penulis dengan pak Mujib selaku guru agama Islam yang mengajar di SMPN 1 Gedangan, khususnya kelas VII-E bahwa pendidik yang bersangkutan memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai. Sehingga mendukung dalam penerapan pembelajaran berbasis masalah (problem based learning/PBL). Beliau sering menerapkan model pembelajaran tersebut dalam proses pembelajaran ke peserta didiknya. Latar belakang pendidikan pak Abdul Mujib adalah menempuh pendidikan S1 di IAIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas Tarbiyah jurusan pendidikan Agama Islam (PAI), dan lulus pada tahun 1997. Kemudian beliau melanjutkan menempuh pendidikan S2 di IAI Al-Khoziny Buduran dengan jurusan sama (PAI), dan lulus pada tahun 2014. Dan saat ini beliau merupakan seorang pendidik di SMPN 1 Gedangan, disana beliau mengajar peserta didik kelas 7E, 7F, 7G, 7H, 7I.

Keterampilan Pendidik Dalam Menerapkan Problem Based Learning

Bapak Abdul Mujib, M.Pd.I merupakan pendidik pengampu mata pelajaran PAI di SMPN 1 Gedangan. Beliau mengajar kelas VII-E, VII-F, VII-G, VII-H, VII-I. Setiap pendidik pasti mempunyai model pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran, salah satunya pada mata pelajaran PAI. Biasanya Pak Mujib dalam menerapkan pembelajaran problem based learning/PBL menyangkutkan kejadian yang biasanya terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Beliau menyesuaikannya dengan materi pelajaran yang pada saat itu akan disampaikan. Pak mujib beranggapan bahwa peserta didik akan lebih mudah memahami materi pelajaran jika dikaitkan dengan masalah atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari, karena metode pembelajaran problem based learning merupakan metode berbasis penyelesaian masalah sehingga hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari akan lebih mudah dijadikan sebagai contoh.

Berdasarkan observasi dikelas melalui Google Meet yang dilakukan penulis, penulis menerapkan pembelajaran PBL/Problem Based Learning kepada peserta didik kelas VII-E saat pembelajaran PAI berlangsung di Google Meet dan penulis juga memberikan tugas individu kepada peserta didik kelas VII-E. Pembelajaran Problem Based Learning biasanya diterapkan oleh pak Mujib. Dalam pembelajaran dan pemberian tugas pada mata pelajaran PAI penulis menggantikan peran pak Mujib dalam mengajar peserta didik kelas VII-E, penulis menjelaskan beberapa materi pelajaran, salah satunya tentang rasa ke ikhlasan sesuai dengan K.I dan KD pelajaran. Kemudian penulis menceritakan kisah Amru Bin Taghlib yang merupakan sahabat Nabi Muhammad yang ikhlas karena tidak diberi harta rampasan perang oleh Nabi Muhammad. Sebagai evaluasi pembelajaran, peneliti memberikan tugas yang berupa soal individu yang sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan. Implementasi atau penerapan pembelajaran Problem Based Learning yang digunakan pak Mujib sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya (sebelum pandemi covid-19 melanda), karena penerapan model pembelajaran PBL disesuaikan dengan keadaan peserta didik pada saat ini.

Latar Belakang Dan Kondisi Peserta Didik

Saat penulis mengajar peserta didik kelas VII-E di Google Meet dalam upaya menerapkan pembelajaran problem based learning atau sering disebut sebagai PBLselama proses penelitian berlangsung, ada beberapa peserta didik yang tidak pernah hadir mengikuti pembelajaran di Google Meet sama sekali dan ada beberapa peserta didik yang tidak pernah mengumpulkan tugas di WA penulis. Tetapi ada banyak peserta didik yang rajin mengikuti pembelajaran di Google Meet, dan itu membuat penulis merasa sangat senang. Peserta didik yang tidak pernah masuk mengikuti pembelajaran di Google Meet dan tidak pernah mengumpulkan tugas ada beberapa faktor penyebabnya. Salah satu kendala mereka adalah karena keterbatasan kuota internet yang mereka miliki dan kendala signal. Tidak semua peserta didik kelas VII-E berasal dari keluarga mampu dan berkecukupan dengan fasilitas yang bisa diberikan oleh orang tua. Sejak pandemi covid-19 banyak para pekerja yang di kurangi gajinya, bahkan ada yang sampai di PHK tanpa diberi pesangon dari pabrik maupun perusahaan tempat mereka bekerja.

Materi Pelajaran

Pemilihan materi pelajaran dan penentuan model pembelajaran yang tepat merupakan aspek yang terpenting bagi seorang pendidik karena menjadi aspek pertimbangan kesesuaian dan keberhasilan penggunaan model pembelajaran. Kesesuaian antara materi pelajaran dengan model pembelajaran yang ingin digunakan akan berdampak pada kualitas belajar peserta didik di kelas. Tidak hanya itu, seorang pendidik juga harus menguasai materi yang akan disampaikan di ruang kelas. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pak Mujib dapat di analisa bahwa, pendidik yang mengampu mapel Pendidikan Agama Islam (PAI) sebelum mengajar sudah mempersiapkan bahan ajar dirumah dan sudah mempelajari materi yang akan disampaikan ke peserta didik serta sudah menyesuaikan antara materi yang akan disampaikan dengan model pembelajaran yang akan digunakan. Sehingga ketika proses pembelajaran berlangsung pendidik sudah siap menyampaikan materi pelajaran dengan menerapkan model pembelajaran yang diinginkan.

Alokasi Waktu

Sebelum melaksanakan proses belajar mengajar di kelas, biasanya seorang pendidik sudah terlebih dahulu mempertimbangkan waktu yang tersedia untuk menerapkan model pembelajaran yang nantinya akan digunakan saat di kelas, sehingga proses belajar mengajar bejalan dengan baik dan lancar, serta sesuai dengan banyaknya waktu yang tersedia dan pembelajaran bisa tersetruktur. Manajemen waktu yang pas menjadi bahan perhatian dalam proses pembelajaran. Tanpa manajemen waktu yang bagus proses belajar mengajar akan berantakan dan tidak sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya. Berdasarkan hasil observasi melalui RPP yang dibuat oleh pendidik mata pelajaran PAI yang bersangkutan (pak Mujib), bahwa di masa pandemi ini beliau membuat alokasi waktu pembelajaran menjadi lebih singkat dari sebelumnya dan materi pelajaran tidak harus habis dalam 1x pertemuan, tetapi bisa diselesaikan pertemuan berikutnya. Hal ini di sesuaikan dengan kebijakan dari sekolahan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penulis, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi pembelajaran problem based learning untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PAI masa pandemi covid-19 di SMPN 1 gedangan menurut kriteria sudah bagus dan sesuai, karena dengan diterapkannya problem based learning/pembelajaran berbasis penyelesaian masalah dapat membuat peserta didik memiliki kualitas pembelajaran dan pemahaman yang baik. Peserta didik akan mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh pendidik meskipun pembelajarannya lewat Google Meet dan dengan waktu yang lebih singkat.

Faktor yang mempengaruhi implementasi pembelajaran problem based learning untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PAI masa pandemi covid-19 di SMPN 1 Gedangan adalah: ketersediaan waktu pembelajaran yang mencukupi bagi pendidik, pendidik mapel PAI di SMPN 1 Gedangan memiliki keprofesionalitas yang bagus dalam mengajar, pendidik PAI memiliki kreatifitas yang baik dalam menerapkan model pembelajaran, dan pendidik sangat jeli dalam memilih pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.

References

  1. Dian Ratu Ayu Uswatun Khasanah dkk, “Pendidikan Dalam Masa Pandemi Covid-19”. Jurnal Sinestesia, Vol. 10, No. 1, 41.
  2. Zainal Abidin dkk, “Pembelajaran Online Berbasis Proyek Salah Satu Solusi Kegiatan Belajar Mengajar di Tengah Pandemi Covid-19”, Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, Vol. 5, No. 1, Mei 2020, 65.
  3. Ade Adriadi dan Naf’an Tarihoran, “Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Motivasi Siswa Terhadap Hasil Belajar PAI di SMP Negeri 1 Ciruas-Serang”. Saintifika Islamica: Jurnal Kajian Keislaman, Vol. 3, No. 2, Juli-Desember 2016, 16.
  4. Moh. Khoerul Anwar, “Pembelajaran Mendalam untuk Membentuk Karakter Siswa sebagai Pembelajar”. Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah, Vol. 2, No. 2, 2017, 98.
  5. Arifin, Z, “Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2013, 45.
  6. Muh. Ramli, “Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa Kelas XI TKR SMK Negeri 3 Bulukumba Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dengan Memanfaatkan Perpustakaan Digital”. JUPITER, Vol. XVI, No. 1, 2017, 69.
  7. Nurhidayah dan Konik Afifah, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Model Problem Based Learning Dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif”. Tesis, (UIN Sunan Ampel Surabaya, 2019),6.
  8. Abuddin Nata, “Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran”. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, 250.
  9. Dr. J.R. Raco, “Metode Penelitian Kualitatif, Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya”. Jakarta: PT Grasindo, Jalan Palmerah Selatan. 2010, 2-3.
  10. Sugiyono, “Memahami Penelitian Kualitatif “. Bandung: CV. Alvabeta. 2008, 1-2.