Abstract
Penelitian inibertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan Bank Syariah yang terdaftar di BEI tahun 2014-2019 menggunakan metode penilaian kesehatan yaitu metode Risk BasedBankRating (RBBR) sesuai dengan SE BI No. 13/24/DPNP25 Oktober 2011 yang digambarkan dengan RGEC. RGEC terdiri dari aspek Risk (Risiko), aspek Good Corporate Governance (GCG), aspek Earnings dan aspek Capital. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif dengan menghitung rasio yang ada pada aspek risiko(LDR dan NPL), aspek earnings (ROA dan ROE)dan aspek capital (CAR), penelitian ini menggunakan data publikasi laporan keuangan tahunan Bank Syariah yang terdaftar di BEI tahun 2014-2019. Teknik samplingyang digunakan adalah sampel jenuh dengan mengambil seluruh populasi sehingga diperoleh jumlah sampelempat Bank Syariah yaitu Bank Mandiri, Syariah, BNIS, BRIS, Mega Syariah ,Muamalat dan Panin Syariah. Hasil penelitian dapat disimpulkanbahwa kinerjaBank Syariah dalamkondisi yang baik. Hasil penelitian, aspek risiko (LDR daan NPL) diperoleh Bank Mandiri dan BRIS, aspek GCG diperoleh BRIS,aspek earnings (ROA dan ROE) diperoleh BRIS dan aspek capital (CAR) diperoleh BRIS.
I . 2 PENDAHULUAN
. Sektor4perbankan merupakan4salah satu sektor4yang menjadi tombak4perekonomian Indonesia. Perkembangansektor perbankan di4Indonesia dalam beberapa4tahun terakhir4mengalami perubahanyang cukup besar. Krisis finansial4Asia tahun 1997, perekonomian4Indonesia mengalami dampakyang cukup besar4terlebih pada4sektor perbankan. Seiring berjalannya4waktu, sistem perbankandi Indonesia mulai mengerucut4pada dua sistem, yaitu perbankan4konvensional dan4perbankan syariah[1]. BankIndonesia telah menetapkan4sistem penilaian4tingkat kesehatan bank4berbasis risiko yaitu4dalamPBI No. 13/1/PBI/2011 tentang4penilaian tingkatkesehatan bank umum. Metode yang4digunakan dalamPBI No. 3 13/1/PBI/2011 untuk melakukan4penilaian tingkat4kesehatanbankadalah menggunakan4pendekatan risiko4(Risk Based Bank Rating). Metode Risk Based Bank Rating4memiliki cakupan4penilaian terhadapempat faktor4yaitu profil risiko(risk profile),4Good Corporate Governance4 (GCG), rentabilitas4(earnings) dan permodalan4(capital).[2]
Tujuan dari penelitian3ini akan berdampak3secara tidak langsung3kepada kepercayaan3masyarakat, semakin tinggi3tingkat kesehatansuatu bank maka3kegiatan penghimpunan3dana akan menjadi3lebih mudah karena3nasabah akan datang3dengan sendirinya.Penelitian inimenggunakan sampel bank3syariah yang terdaftar3di Bursa Efek3Indonesiatahun 2014-2019. Berdasarkan penjelasan diatas,penulis tertarik3melakukan penelitian dengan3judul “ ANALISIS HEALTH3LEVEL FINANCIAL BANK3DENGAN MENGGUNAKAN3METODE RISK BASED3BANK RATING (RBBR) (Studi pada Bank Syariah3yang terdaftar3di Bursa Efek3Indonesia tahun 2014-2019)
II. METODE 3
Metode3yang dipilih penulisdalam penelitian ini3adalah metode3kuantitatif. Penelitian kuantitatif3ini bertujuan untuk3melakukan suatu pembuktian3terhadap hipotesis dan3untuk memperolehsuatu kesimpulan [3].
Tabel 1 Daftar Variabel 3 penelitian dan 3 Definisi O perasional [4 ]
No | Variabel | Skala |
1 | Risk 4 Profile | Rasio |
2 | Good Corporate Governance (GCG) | 4Peringkat |
3 | Earning | Rasio |
4 | Capital | 3Rasio |
5 | Tingkat Kesehatan Bank | Peringkat |
Berdasarkanpenjelasan diatas, maka2yang menjadi populasi2dalam penelitian iniadalah bank 2syariahr yang terdaftar diBursa Efek2Indonesia (BEI)2pada periode 2014-2019 sebanyak212 bank. Peneliti menggunakan metode2purposivesampling sehingga2diperoleh sejumlah 6 bank syariah yang memenuhi kriteria.
- Pendekatan 3 Penelitian
- Variabel P en e litian 3 dan Definisi 3 O perasional
- Populasi dan 2 S ampel
- Teknik 2 Analis is
Langkah-langkah2yang dilakukan2dalam analisis data2adalah sebagai berikut:2
a. Mengumpulkan datayang berkaitan dengan2indikator komponen2Risk-Based Bank Rating dan2data yang berkaitan dengan2hasil selfassessment.
b. Menghitung nilai2indikator dari masing-masing2komponen Risk-Based Bank Rating2sesuai denganSuratEdaran Bank2Indonesia No. 13/24/DPNP tahun 2011[5].
c. Menentukan dan2menginterpretasikan besarnya2nilai komposituntuk masing- masingkomponen Risk-Based Bank2Rating.
d. Melakukan2peringkat kompositkomponen Risk-BasedBank Rating2secara keseluruhanberdasarkan hasil nilai2komposit masing-masing2faktor.
III. HASIL 2 DAN 2 PEMBAHASAN
1. Faktor 2 Profil Risiko 2 (Risk Profile)
a. Risiko Kredit2Risiko Kredit adalahrisiko akibat kegagalan2debitur dan/atau pihak lain2dalam memenuhi kewajibankepada Bank. Berdasarkanhasil penelitian menunjukkan2bahwa rata-ratasecara keseluruhan NPL2bank milik pemerintah2pusat berada di bawah25%. NPL tertinggi2dimiliki oleh Bank BRI Syariah2pada tahun 2014 dengan2nilai NPL sebesar7,11% karena meningkatnyajumlah kredit bermasalah3pada Bank BRI3Syariah. NPL terendahsebesar 1,62%Bank Mega pada3tahun 2015 karenarendahnya kredit3bermasalah yang dimiliki3oleh bank-banktersebut. Dapat3disimpulkan bahwa rataratabank milik pemerintah3memiliki kondisi3kesehatan yang3baik, hal ini didasarkan3pada salah satu3tolok ukurnya3yaitu nilai3NPL yang rata-rata3masih berada dibawah 5%. Semakin rendah3nilai NPL maka semakinsehat kondisi banktersebut. Hasil penelitian3tersebut didukung olehhasil penelitian3yang dilakukan3oleh Misti berjudul “Penentuan Tingkat Kesehatan Bank Umum Dengan4Metode Risk-Based Bank Rating”[6]. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dalam4faktor profilrisiko, terutama resiko4kredit dari 30 bank hampirseluruhnya masukpada kategori bank4yang sehat kecuali4tiga bank yangmasuk pada4kategori tidak sehatdisebabkanoleh beberapa resiko4yang mempengaruhi4kinerja bank.
b. Risiko4Pasar adalah risiko pada4posisi neraca dan4rekening administratif4termasuk transaksi derivatif,akibat perubahan4secara keseluruhan dari4kondisi pasar, termasuk4risiko perubahan harga option[7]. Berdasarkan hasil penelitian4menunjukkan bahwa menunjukkan4bahwa IRR4tertinggi dimiliki oleh4Bank Mandiri Syariah pada4tahun 2014sebesar 149,13%. IRR terendah4dimiliki oleh Bank Bankpanin tahun 2019 sebesar 12,79%. IRR4bank yang tinggi menunjukkan4bahwa bank memiliki risiko4terhadap perubahan naikturunnya tingkat suku4bunga. Sehingga semakin4tinggi nilai IRR pada4suatu bank berarti4semakin besar pula4resiko yang dimilikibank tersebut4terhadap perubahan naik4turunnya tingkat4sukubunga.
c. Risiko Likuiditas4adalah risiko akibatketidakmampuan bank untuk4memenuhi kewajiban4yang jatuh tempo dari4sumber pendanaan4arus kasdan/ataudari aset likuid4berkualitas tinggi yang4dapat diagunkan,tanpa mengganggu4aktivitas dan kondisi4keuanganbank. Berdasarkan hasil4penelitian menunjukkan bahwa4LDR tertinggi dimilikioleh Bank Bankmuamalat pada tahun 20154sebesar 108,80%. LDR4terendah sebesar 77,90% olehBNI Syariah pada4tahun 2015. LDR yang4semakin meningkat menunjukkan4semakin rendahnya likuiditas4bank karena jumlah4dana masyarakatyang disalurkan ke4kredit terlalu4besar.
2. Faktor 4 Rentabilitas
a. Return On5Assets (ROA) Return5On Asset5(ROA) merupakan rasio5profitabilitas yang5menunjukkan kemampuan bank5dalam memperoleh laba5ataupun keuntungandengan cara5mengoptimalkan penggunaan aset5yang dimiliki[8]. Besarnya nilai ROA dipengaruhi oleh5laba yangdihasilkan, semakin tinggi5ROA menunjukkan5semakin efektifnya suatu5bank. Hasil penelitian5menunjukkan5bahwa rata-rata ROA5bank milik pemerintah5pusat di atas 1,25%.5ROA tertinggidimiliki oleh Bank5BRI syariah5sebesar 4,32%pada tahun 2017. ROA5terendah dimiliki olehBank bank5panin tahun52019 sebesar 1,07%. Semakin tinggi5ROA makarentabilitas bank5semakin memadai.
3. Faktor 4 Permodalan
Faktor permodalan4yang merupakan evaluasi4untuk kecakupan4permodalan dan kecakupan pengelolan 4dalam permodalan. Untuk melakukanperhitungan permodalan Bank4wajib mengacu pada4Bank Indonesia yang4mengatur untuk kewajibanBank[9]. Rasio yang dapat4digunakan untuk mengukur4kecakupan permodalandengan menggunkan analisis4Capital Adequacy Ratio(CAR). Berdsarkan4hasil penelitian4diapatkan nilai4CAR dari keempat4Bank dalam kondisi4yang sehat [10]. Untuk nilai4tertinggi terdapat4pada Bank BRI4syariah dan Bank mandiri4syariah dengan4persentase sebesar18%. Hal ini4menunjukkan bahwa4Bank BRI syariahdan Bank Bank mandiri4syariah mampur4mengelola permodalanyang stabil sehingga4dipatkan3nilai permodalan4yang sehat. Dapat disimpulkanbahwa ratarataBank pemerintah4memiliki kondisi yang4sehat dari tahun42014-2019. Hal ini berdasrkan4tolak ukur nilai4CAR yang didapatkan4diatas 20%.Semakin tinggi nilai CAR maka semakin sehat4kondisi permodalan4bank.
IV 3 KESIMPULAN
1. Kondisi Profil3Risiko (Risk Profile),3Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas (Earning) dan Permodalan4(Capital) terhadap bank4syariah pusat yang4terdaftar di BEI pada periode42014-2019 didapatkan4hasil kondisi bank4masuk dalam kategoriyang sehat hal ini4disebabkan karena4kinerja bank yangditerapkan4sudah baik. Sehingga metode4Risk Based Bank4Rating yang digunakandalam mengukur kesehatan4bank menunjukkan4hasil yang efektif, hal4tersebut dapat4dilihat padakenaikan rasio yangada pada penelitian4terdahulu mengalami4kenaikan atau dapat4dikategorikan Banktersebut sehat4.
2. Tingkat kesehatan4bank syariah4yang terdaftar diBEI dinilai dengan4metode Risk Based5Bank Rating pada periode52014-2019 yang dipengaruhi5oleh rasio kredit,rasio pasar,rasio likuiditas,ROA,ROE dan CAR5dalam kategori yang5bagus, sehingga dalam5hal ini kondisi5Bank masuk dalam5kategori yang sehat.
SARAN 5
1. Bagi nasabah5harus cermat dalam menentukan5keputusan mereka dalam memilih5bank, dengan3memilih bank3yang sehatdiharapkan nasabah dapat5 mengantisipasirisiko-risiko yang sering5dihadapi bank. Sehingga5nasabah dapat5mempercayakan dana mereka5dengan aman. Dari hasil5penelitian keenam5bank disarankan5peneliti karenamendapatkan predikatbank5sehat.
2.Bagi investor harus lebih5cermat dalam menentukan keputusan mereka atas5investasi yang 5dijalankannya untuk5menghindari kerugian5dalam memilih bank5yang sehat. Dengan5memilih bank yang sehat5diharapkan dana yang5diinvestasikan digunakan5dengan baik. Dari hasil5penelitian kelima bank5disarankan peneliti5karena mendapatkan5predikat bank5sehat.
References
- Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta.
- Bank Indonesia. (2011). Surat Edaran Bank Indonesia Nomor. 13/ 24/ DPNP/ 2011 pada tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
- Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
- Komite Nasional5Kebijakan Corporate5governance (KNKCG).22001. Pedoman5Good Gorporate governance:5Ref. 4.0.
- Marimuthu,5M. 2008.5Ethnic Diversity on Board5of Director2and Its5implication on5Firm financial5Performance.5The Journal of International5Social Research.5Volume1/4 2008.5Hal 432-445.
- 242Juli.
- Purnamasari, I. dan Mimba, S.H. (2014). Penilaian Tingkat Kesehatan PT. BPD Bali Berdasarkan Risk Profile, GCG, Earning, Capital. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Hlm. 716-732.
- Simorangkir. (2004). Pengantar Lembaga Keungan Bank dan Non Bank. Jakarta: Ghalia Indonesia.
- Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.
- Susilo, Sri Y, dkk.(2000). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat.
- Taswan, (2010). Manajemen Perbankan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN YOGYAKARTA.