Abstract
This research is presented by the problem of hardiness related to the unbalancing between the rights and obligations of early childhood teachers in HIMPAUDI Candi. This research uses a descriptive quantitative approach. The variable in this study is hardiness. The sampling technique used probability sampling with simple random sampling technique of 100 early childhood teachers in HIMPAUDI Candi. The data collection technique used the DRS (Dispositional Resilience Scale) II scale to measure hardiness and the Multiple Choice Single Response scale to measure the hardiness factors scale. Analysis of the data in this study used statistical tests with the help of the SPSS 20.0 and MS Excel 2019 programs. The reliability was 0.844 and the validity was> 0.30. The results of hardiness data on early childhood teachers in Candi with a moderate level of 89% and low level of 11%. The most influential factor is the dispositional factor (58%). The hardiness of early childhood teachers in Candi is also influenced by factors of age, years of service, education and salary.
Guru sebagai pelaku utama dalam pelaksanaan program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di sekolah memiliki peran yang besar dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Beberapa peran guru diantaranya adalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, pensehat, pembaharu, teladan, motivator, aktor, pembawa cerita, peneliti dan evaluator [1].
Menurut Mitchell [2] guru yang memiliki keterikatan untuk mengembangkan diri dalam pelatihan akan semangat dan mampu meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Namun, tidak semua guru berkesempatan mengembangkan diri melalui pelatihan. Data terkait pendanaan untuk pengembangan diri guru pada bulan April 2018 yang menunjukkan gaji guru PAUD non pemerintah masih di bawah 30-70% dari Upah Regional Daerah. Padahal kesejahteraan yang didapatkan oleh guru PAUD diukur dari besarnya gaji atau pendapatan yang diperoleh. Kesejahteraan guru di Indonesia masih tergolong cukup rendah. Rendahnya kesejahteraan guru dapat mempengaruhi rendahnya kinerja, motivasi dan profesionalitas kinerja guru [3].
Hardiness merupakan karakteristik kepribadian yang mampu menerima tantangan secara positif. Individu tersebut dapat beraktifitas dengan semangat dan menikmati (commitment), beraktifitas karena pilihan (control), dan stimulus tantangan (challenge) [4] . Hardiness dapat membantu individu agar tetap survive dan selalu berpikir positif dalam menghadapi masalah. Hardiness adalah suatu karakteristik kepribadian yang dapat membentuk individu menjadi lebih kuat, tangguh, stabil dan optimis dengan segala sesuatu yang sedang atau akan dihadapi serta memilih sebuah taktik penyelesaian masalahsecara efektif untuk menghadapi lingkungan yang penuh dengan tekanan dan memiliki efek negatif [5] .
Gardner [6] mengatakan ciri-ciri Individu yang memiliki hardiness adalah Pain, Pleasure and Deprivation, Balance, Leadership, Perspective, Self-knowledge, Accountability to God, Responsibility, Generousity, Gratitude, Hope/Joy, Resourcefullness, Flexibility, Sense of Humor, Rejection, Courtesy, Use of Time, Support, Learning, Conflict Resolution/ Confrontation. Sedangkan faktor yang dapat mempengaruhi hardiness antara lain adalah faktor disposisional, faktor keluarga dan faktor dukungan eksternal[7] . Selain itu, menurut Testa & Mueller [8] faktor demografis seperti usia, masa kerja, pendidikan, dan gaji juga dapat mempengaruhi hardiness.
Guru yang memiliki hardiness tinggi mempunyai serangkaian sikap yang tahan akan stres. Guru tersebut senang bekerja keras karena menikmati pekerjaan yang dilakukan walaupun kesejahteraan guru masih rendah, senang membuat suatu keputusan dan melaksanakannya karena memandang hidup ini sebagai sesuatu yang harus dimanfaatkan dan diisi agar mempunyai makna. Sebagai contoh dalam menghadapi pembelajaran pada saat wabah corona saat ini, dimana peserta didik usia dini tidak mendapatkan pembelajaran secara tatap muka yang meresahkan para orangtua. Hal tersebut menjadi permasalahan antara guru dengan walimurid untuk mendapatkan jalan tengah yakni pembelajaran secara daring (online). Ternyata pembelajaran secara daring pun masih belum efektif. Guru dan walimurid dihadapkan pada permasalahan minimnya teknologi (handphone dan kuota internet) yang menyulitkan baik guru dan walimurid. Disinilah bukti bahwa guru PAUD selalu berusaha optimal dalam kegiatan pembelajaran meskipun terkadang belum tepat dalam pemberian solusinya [9] .Guru yang memiliki hardiness sangat antusias dalam menyongsong masa depan karena perubahan-perubahan dalam kehidupan dianggap sebagai suatu tantangan dan sangat berguna untuk perkembangan hidupnya [10].
Berdasarkan fenomena yang terjadi diatas, maka rumusan masalah yang diajukan adalah bagaimana gambaran hardiness pada guru PAUD di Kecamatan Candi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hardiness pada guru paud di Kecamatan Candi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran hardiness pada guru PAUD di Kecamatan Candi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hardiness pada guru paud di Kecamatan Candi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif pada guru PAUD di HIMPAUDI Kecamatan Candi dengan variabel yaitu hardiness. Teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling dengan teknik simple random sampling. Sampel 100 guru paud di HIMPAUDI Kecamatan Candi. Teknik pengumpulan data menggunakan Skala Psikologi. Instrumen penelitian menggunakan Skala DRS (Dispositional Resilience Scale) II untuk mengukur hardiness dan skala Multiple Choice Single Respon serta identitas responden untuk mengukur faktor-faktor hardiness. Reliabilitas skala 0,844 dan validitas skala >0,30. Teknik analisis data menggunakan uji asumsi dengan bantuan program SPSS 20.0 dan MS Excel 2019.
- PENDAHULUAN
- METODE PENELITIAN
- HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Deskripsi Subyek Penelitian
Kategori | Frekuensi | Persentase |
Usia | ||
20-30 Tahun | 44 | 44% |
31-40 Tahun | 35 | 35% |
41-50 Tahun | 18 | 18% |
>50 Tahun | 3 | 3% |
Total | 100 | 100% |
Masa Kerja | ||
<5 Tahun | 23 | 23% |
5-10 Tahun | 47 | 47% |
11-20 Tahun | 24 | 24% |
>20 Tahun | 6 | 6% |
Total | 100 | 100% |
Pendidikan Terakhir | ||
SMA | 23 | 23% |
S1 PAUD | 38 | 38% |
S1 NON PAUD | 32 | 32% |
S2 | 7 | 7% |
Total | 100 | 100% |
Gaji | ||
<100 | 1 | 1% |
100-300 | 28 | 28% |
300-500 | 37 | 37% |
>500 | 34 | 34% |
Total | 100 | 100% |
Tabel 2. Perhitungan Skala Hardiness
Tingkat Hardiness | Frekuensi | Persentase |
Tinggi | 0 | 0% |
Sedang | 89 | 89% |
Rendah | 11 | 11% |
Total | 100 | 100% |
Tabel 3. Deskripsi Aspek-aspek Hardiness
Aspek Hardiness | Jumlah skor | Persentase |
Komitmen | 1465 | 34% |
Kontrol | 1479 | 34% |
Tantangan | 1421 | 33% |
Total | 4365 | 100% |
Diagram 1. Hardiness berdasarkan usia
Diagram 2. Hardiness berdasarkan masa kerja
Diagram 3. Hardiness berdasarkan pendidikan
Diagram 4. Hardiness berdasarkan gaji
- Deskripsi Subyek Penelitian
- Perhitungan Skala Hardiness
- Deskripsi Aspek-aspek Hardiness
- Hardiness Berdasarkan Usia
- Hardiness berdasarkan Masa Kerja
- Hardiness berdasarkan Pendidikan
- Hardiness berdasarkan gaji
- Deskripsi Faktor Hardiness
Tabel 4. Deskripsi Faktor Hardiness
Faktor Hardiness | Jumlah Responden | Persentase |
Disposisional | 58 | 58% |
Lingkungan Keluarga | 24 | 24% |
Dukungan Sosial | 18 | 18% |
Total | 100 | 100% |
Hasil pengukuran hardiness pada guru PAUD di HIMPAUDI Kecamatan Candi menunjukkan bahwa tingkat hardiness pada guru PAUD di HIMPAUDI Kecamatan Candi tergolong menengah ke bawah. Dengan persentase sedang (89%), rendah (11%) dan tinggi (0%). Hal tersebut dapat diartikan bahwa guru PAUD di HIMPAUDI Kecamatan Candi memiliki sikap dan keterampilan untuk bertahan dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang terjadi di lingkungan PAUD, namun cara pemecahan solusi dan pengambilan keputusan belum maksimal. Guru PAUD menikmati pekerjaan mereka di PAUD dan cenderung enggan untuk berubah [11] .
Aspek-aspek hardiness menurut Kobasa [12] , yaitu aspek komitmen, kontrol dan tantangan. Hasil penelitian pada guru PAUD di HIMPAUDI Kecamatan Candi memiliki presentase pada aspek komitmen sebesar 34% yang berarti banyak diantara guru PAUD di Kecamatan Candi yang cenderung tidak sepenuhnya melibatkan diri pada pekerjaan yang dihadapi di PAUD dan pada suatu kondisi tertentu yang cukup menimbulkan stress, dapat menarik diri dari pekerjaan tersebut . Aspek kontrol dengan presentase 34% yang berarti banyak diantara guru PAUD di Kecamatan Candi belum sepenuhnya dapat mengelola diri apabila dihadapkan dalam kesulitan pada pekerjaannya di PAUD sehingga belum optimal dalam membuat solusi yang tepat atas kesulitan yang dihadapi. Aspek tantangan dengan presentase 33% yang berarti banyak diantara guru PAUD di Kecamatan Candi yang belum memiliki kemampuan untuk memandang suatu permasalahan dalam pekerjaan di PAUD sebagai kesempatan untuk tumbuh dan mengembangkan diri dan mengakibatkan kurangnya profesionalitas dalam bekerja [13] .
Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi hardiness menurut [14] adalah faktor disposisional, lingkungan keluarga dan dukungan sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh pada Hardiness guru PAUD di Kecamatan Candi adalah faktor disposisional (58%), faktor lingkungan keluarga (24%) dan faktor dukungan sosial (18%). Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa faktor yang paling berpengaruh adalah faktor diposisional yang berarti bahwa banyak diantara guru PAUD di Kecamatan Candi yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi atas apa yang dimiliki dalam upaya membentuk kepribadian yang tahan banting (Hardy Personality). Mereka mengetahui apa yang dimiliki dan dapat mengembangkan potensi tersebut menjadi lebih baik lagi. Mereka dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam lingkup pekerjaan di PAUD. Lingkungan keluarga juga dibutuhkan untuk penguatan, dan dukungan sosial juga dibutuhkan meskipun tidak terlalu signifikan.
Sedangkan menurut Testa & Mueller [15] faktor demografis seperti usia, masa kerja, pendidikan dan gaji juga mempengaruhi tinggi rendahnya hardiness pada guru PAUD di Kecamatan Candi. Hasil analisis demografi guru PAUD di Kecamatan Candi menunjukkan bahwa guru pada usia 20-30 tahun dengan hardiness sedang (33%) dan rendah (11%) dan guru pada usia 31-40 tahun dengan hardiness sedang (35%). Hal tersebut menunjukkan bahwa rentang usia 20-40 tahun adalah usia yang cukup produktif bagi guru PAUD di Kecamatan Candi. Usia 20-40 merupakan usia yang cukup ideal untuk produktivitas kinerja, yakni tidak terlalu muda dan tidak terlalu lanjut. Pada rentang usia tersebut, guru sudah memiliki kognisi yang cukup baik untuk menghadapi pekerjaan di PAUD berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya, sehingga lebih tahan banting dalam menghadapi permasalahan di PAUD [16] .
Guru dengan masa kerja 11-20 tahun dengan hardiness sedang (24%) dan guru dengan masa kerja >20 tahun dengan hardiness sedang (6%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa guru PAUD di HIMPAUDI Kecamatan Candi dengan rentang masa kerja 5-20 tahun memiliki pengalaman yang cukup untuk pengembangan kinerja selanjutnya sehingga lebih tahan dalam menghadapi berbagai permasalahan yang ada di PAUD [17] .
Guru dengan pendidikan terakhir S1 PAUD memiliki hardiness sedang dengan jumlah terbanyak yaitu sebanyak 36 guru.. Menurut R.D Lansbury dalam [18] menyatakan guru dengan pendidikan terakhir S1 PAUD akan lebih mudah menyerap dan mengimplementasikan pengetahuan di bidang PAUD karena pendidikan yang ditempuh juga sejalan di bidang PAUD. Guru tersebut akan lebih mudah menyelesaikan permasalahan yang ada di PAUD dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya sesuai dengan latar belakang pendidikannya sehingga akan lebih tahan banting menghadapi pekerjaan di PAUD.
Guru dengan gaji >500.000 dengan hardiness sedang (34%). Guru dengan gaji lebih dari 500.000 memiliki tingkat kesejahteraan yang lebih baik daripada guru dengan gaji dibawahnya. Guru tersebut lebih tahan banting dan semangat dalam bekerja dikarenakan imbalan yang didapatkan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya [19] .
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Hardiness pada guru PAUD di HIMPAUDI Kecamatan Candi tergolong pada tingkat menengah ke bawah yaitu Hardiness sedang (89%) dan Hardiness rendah (11%). Aspek yang paling terlihat pada guru PAUD di HIMPAUDI Kecamatan Candi adalah aspek kontrol dan aspek tantangan dengan presentase 34%.Faktor yang paling berpengaruh pada Hardiness guru PAUD yaitu faktor disposisional dengan persentase 58%. Hardiness pada guru PAUD di HIMPAUDI Kecamatan Candi dipengaruhi oleh guru pada rentang usia 20-40 tahun, guru pada rentang masa kerja 5-20 tahun, guru yang berpendidikan S1 PAUD dan S1 Non PAUD serta guru yang memiliki gaji lebih dari 300.000. Saran bagi peneliti selanjutnya adalah diharapkan lebih memperhatian keaslian item pada skala yang diadaptasi.
- SIMPULAN DAN SARAN
- UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada ibu-ibu guru PAUD di HIMPAUDI Kecamatan Candi yang telah bersedia meluangkan waktunya dalam membantu penelitian ini.
References
- Juhji, “Peran Urgen Guru dalam Pendidikan,” J. Ilm. Pendidik., vol. 10, no. 1, pp. 52–62, 2016.
- D. Maulia, E. Rakhmawati, A. Suharno, and S. Suhendri, “Makna Kesejahteraan Pada Guru Pendidikan Anak Usia Dini,” J. Psikol. Integr., vol. 6, no. 2, p. 176, 2019.
- P. R. Nusa, “Dampak Sertifikasi dan Pendidikan Terakhir terhadap Kinerja Guru PAUD di Kabupaten Ponorogo,” vol. 01, no. 01, pp. 27–40, 2020.
- P. T. Bartone et al., “Development and validation of the Italian version of the 15-item Dispositional Resilience Scale,” Riv. Psichiatr., vol. 47, no. 3, pp. 231–237, 2012.
- S. R. Maddi, “Hardiness: An Operationalization of Existential Courage,” J. Humanist. Psychol., vol. 44, no. 3, pp. 279–298, 2004.
- B. Nirwana, Y. Y. Putra, and Z. Yusra, “Gambaran Hardiness Pada Individu Dengan Disabilitas Yang Sukses,” J. RAP (Riset Aktual Psikol. Univ. Negeri Padang), no. Vol 5, No 2 (2014): Vol 5 No 2 Nopember 2014, pp. 114–124, 2014.
- M. Bissonnette, “Optimism , Hardiness , and Resiliency : A Review of the Literature Prepared for the Child and Family Partnership Project,” 1998.
- E. Yunita, D. G. Wirama, N. Made, and D. Ratnadi, “PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFIS DAN PSIKOLOGIS PADA KINERJA ACCOUNT REPRESENTATIVE Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana , Bali , Indonesia Account Representative ( AR ) adalah pegawai Direktorat Jenderal Pajak ( DJP ) yang dibentuk pada tahun 2006 s,” vol. 10, pp. 3203–3230, 2016.
- S. R. I. Anita, “Penerapan Pembelajaran Dalam Jaringan ( Daring ) Pada Anak Usia Dini Selama Pandemi Virus Covid-19 Di Kelompok a Ba Aisyiyah Timbang Kecamatan Kejobong Kabupaten Purbalingga,” Iain Purwokerto, p. 106, 2020.
- A. Rahmanawati, “Studi Mengenai Gambaran Hardiness Pada Mahasiswa Yang Sedang Mengerjakan Skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran,” vol. 49, pp. 1–10, 2006.
- S. S. Harahap, “Hubungan Usia, Tingkat Pendidikan, Kemampuan Bekerja dan Masa Bekerja terhadap Kinerja Pegawai dengan Menggunakan Metode Pearson Correlation,” vol. 06, pp. 12–25, 2019.
- L. F. Muna, “Pengaruh Latara Belakang Pendidikan Guru dan Pelatihan Keguruan Terhadap Kompetensi Profesional guru Sosiologi SMA Negeri dan Swasta Di Kabupaten Kudus,” J. Exp. Psychol. Gen., pp. 1–99, 2016.
- S. Utomo, “Analisis Pengaruh Gaji Dan Tunjangan Kesejahteraan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Operation Department Pt. Export Leaf Indonesia.,” Parameter, vol. 4, no. 1, pp. 41–56, 2019.